Gemuruh Gempa Susulan Memicu Trauma Warga di Nagari Kajai
Gemuruh gempa susulan membuat warga di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, kembali ketakutan.
Oleh
PANDU WIYOGA, YOLA SASTRA
·2 menit baca
PASAMAN BARAT, KOMPAS — Gemuruh gempa susulan membuat warga di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, kembali ketakutan. Nagari Kajai merupakan salah satu lokasi yang paling parah terdampak gempa bermagnitudo 6,1 yang terjadi pada 25 Februari lalu.
Romli (52), warga Jorong Pasa Lamo, Nagari Kajai, mengatakan, setidaknya terjadi tiga kali gempa susulan sepanjang Sabtu (26/2/2022). Gempa susulan di lokasi itu selalu disertai suara gemuruh dari bawah tanah.
”Suara itu seperti batu besar jatuh di dalam tanah. Saya khawatir akan terjadi tanah ambles atau tanah longsor,” kata Romli.
Rumah Romli roboh diguncang gempa bermagnitudo 6,1 pada 25 Februari lalu. Adik ipar Romli, Neni (45), meninggal tertimpa bangunan. Sedangkan anaknya, Pardam (17), mengalami luka-luka.
”Saya masih trauma karena waktu gempa pertama dan kedua kemarin ada suara gemuruh seperti itu juga,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh warga Pasa Lamo lainnya, Erwin (42). Sampai sekarang, ia belum berani masuk ke rumahnya yang rusak parah akibat gempa.
”Saya takut rumah ini roboh saat ada gempa susulan. Biarkan saja barang-barang saya rusak kehujanan atau kepanasan asalkan keluarga saya selamat,” ucap Romli.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang mencatat terjadi 62 kali gempa susulan sejak 25 Februari. Dari jumlah itu, lima gempa di antaranya bisa dirasakan.
Pengungsi
Sebagian besar warga Jorong Pasa Lamo mengungsi di 14 tenda darurat yang didirikan di halaman SD Negeri 22 Kecamatan Talamau. Bantuan makanan, air bersih, dan peralatan makan telah menjangkau pengungsian tersebut.
Salah satu pengungsi, Yulvini (49), mengatakan, warga di Nagari Kajai masih membutuhkan bantuan pakaian dan alat memasak. Mayoritas warga belum berani mengambil barang-barang di reruntuhan rumah mereka karena masih trauma.
Menteri Sosial Tri Rismaharini menemui sejumlah pengungsi korban gempa di Pasaman Barat dan sekitarnya. Dalam kesempatan itu, ia menyalurkan berbagai macam bantuan, di antaranya tenda, kasur, perlengkapan bayi, dan pembalut.
Saya takut rumah ini roboh saat ada gempa susulan. Biarkan saja barang-barang saya rusak kehujanan atau kepanasan asalkan keluarga saya selamat. (Romli)
Kementerian Sosial hadir melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang telah membantu evakuasi dan pendataan korban serta terlibat dalam distribusi logistik. Selanjutnya, Tagana akan bekerja sama dengan Dinas Sosial setempat untuk membantu para korban bencana.