Hadapi Omicron, Presiden Kembali Ingatkan Pentingnya Percepatan Vaksinasi
Presiden Joko Widodo memantau pelaksanaan vaksinasi serentak di 5.086 titik di seluruh Indonesia dari Bogor. Percepatan vaksinasi dinilai penting untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 galur Omicron.
BOGOR, KOMPAS — Setelah kasus Covid-19 galur Omicron merebak, percepatan vaksinasi terus didorong. Kedisiplinan protokol kesehatan juga diharap kembali diingatkan kepada masyarakat.
Presiden Joko Widodo memantau percepatan vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/2/2022). Vaksinasi serentak ini, menurut Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, dilangsungkan di 5.086 titik, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, dengan sasaran 1,6 juta orang.
Presiden Joko Widodo mengapresiasi upaya percepatan vaksinasi Covid-19 ini. ”Ini penting sekali karena memang kasus sedang naik sehingga diperlukan percepatan vaksinasi, terutama lansia dan anak,” tuturnya dari Bogor.
Presiden menambahkan, ada dua kunci dalam pengendalian Covid-19, terutama galur Omicron. Pertama, kecepatan vaksinasi baik dosis kedua maupun dosis penguat (booster). Kedua, Presiden meminta supaya masyarakat kembali diingatkan mengenai pentingnya protokol kesehatan, terutama pemakaian masker.
Baca juga: Vaksinasi Memberi Manfaat Ekonomi dan Sosial
Dalam peninjauan secara virtual ini, Presiden Joko Widodo juga berinteraksi dengan para kepala daerah ataupun pejabat lain dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang menyelenggarakan vaksinasi serentak. Presiden juga mengecek ketersediaan vaksin di semua daerah.
”Stok vaksin untuk semua daerah seharusnya sudah tidak masalah karena stok kita banyak sekali. Kalau di provinsi sulit, bisa langsung ke Kemenkes,” katanya.
Kendala daerah
Salah satu wilayah dengan cakupan vaksinasi yang masih rendah adalah Papua Barat. Kapolda Papua Barat Inspektur Jenderal Tornagogo Sihombing mengaku harus berjibaku dengan kondisi masyarakat di Papua Barat untuk percepatan vaksinasi.
Saat ini, baru 58,2 persen masyarakat yang sudah memperoleh suntikan dosis pertama dan 38,5 persen masyarakat telah mendapat suntikan dosis kedua. Ini jika mengacu data sensus penduduk pada 2020 saat jumlah penduduk Papua Barat sebanyak 1,124 juta jiwa. Namun, data itu dinilai tidak akurat sehingga TNI-Polri bekerja sama dengan perangkat desa telah membuat data manual penduduk dan keluar jumlah 754.214 jiwa. Dengan mengacu pada data itu, vaksinasi dosis pertama diyakini telah menjangkau 87,8 persen penduduk dan dosis kedua 58,2 persen penduduk. Stok vaksin di Papua Barat masih aman pada jumlah 214.000 dosis.
Situasi keamanan di Papua Barat yang aman dan kondusif turut dilaporkan. Terkait Covid-19, sebanyak 1.819 pasien masih dirawat karena Covid-19 dan 1.647 pasien melakukan isolasi mandiri. Dari 10 sampel yang dikirimkan, tujuh di antaranya adalah varian Omicron sehingga telah dipastikan bahwa varian Omicron sudah masuk ke Papua Barat.
”Angka kematian masih nol,” ujar Tornagogo.
Dari Kalimantan Barat (Kalbar), Gubernur Kalbar Sutarmidji melaporkan bahwa vaksinasi dosis pertama telah menjangkau 81,24 persen penduduk dan vaksinasi dosis kedua sebanyak 58 persen. ”Kendala wilayah kita, kadang satu daerah desa terpencil harus beberapa hari sampai ke sana,” ujarnya. Sesuai instruksi dari Presiden Jokowi, Sutarmidji mengatakan, vaksinasi difokuskan di tempat-tempat yang interaksi masyarakatnya padat. Cakupan vaksinasi di daerah perbatasan Malaysia disebut telah mencapai rata-rata di atas 70 persen, bahkan sudah 80 persen. Stok vaksin di Kalimantan Barat masih melimpah, lebih dari 1 juta dosis. ”Kita kejar, takut kedaluwarsa,” kata Sutarmidji.
Di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Bupati Majalengka Karna Sobahi menyebut bahwa stok vaksinasi di wilayahnya aman. Cakupan vaksinasi telah mencapai 84,4 persen dosis pertama dan 61,26 persen dosis kedua. Pemerintah daerah berupaya terus mendongkrak vaksinasi, terutama dosis kedua. ”Karena ada anggapan bahwa vaksinasi dosis pertama sudah cukup,” ucap Karna.
Pemerintah daerah melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mendongkrak cakupan vaksinasi dosis kedua. Di setiap desa, ada tiga orang dari Majelis Ulama Indonesia yang dilibatkan sosialisasi terkait vaksin. Pemerintah daerah juga jemput bola dengan mendatangi rumah-rumah, pasar, hingga pabrik. Saat ini, angka keterisian tempat tidur RS di Majalengka sebanyak 20 persen.
Wilayah dengan cakupan vaksinasi yang cukup tinggi, antara lain, adalah di Kota Semarang. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi melaporkan cakupan vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 123 persen dan 111 persen untuk cakupan dosis kedua. Vaksinasi penguat telah menjangkau 15,8 persen penduduk. ”Puncaknya di Maret, akan ada 500.000 warga Semarang sudah lewat enam bulan jadi harus booster,” ujarnya.
Vaksinasi bagi warga lansia di Kota Semarang juga cukup tinggi dengan 86 persen vaksinasi dosis pertama dan 80 persen vaksinasi dosis kedua. Vaksinasi anak-anak telah menjangkau 98 persen dosis pertama dan 92 persen dosis kedua. Saat ini, 780 orang terpapar Covid-19 di Kota Semarang dan 12 orang di antaranya meninggal dalam satu bulan terakhir.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan tambahan tempat tidur RS untuk mengantisipasi potensi keterisian BOR hingga 50 persen. Pemerintah Provinsi Jateng juga menyiapkan tempat untuk isolasi bagi pasien Covid-19. Sebagian besar pasien Covid-19 di Jateng adalah mereka yang tanpa gejala atau bergejala ringan.
Presiden Jokowi pun meminta supaya semua mengatasi kendala-kendala. Pelibatan tokoh masyarakat dan tokoh agama juga diperlukan untuk menyosialisasikan pentingnya vaksinasi.
Vaksinasi serentak di 5.086 titik, Kamis ini, menyasar lebih dari 1,1 juta warga baik penerima vaksin dosis pertama, kedua, maupun dosis penguat (booster). Jumlah ini, antara lain, lebih dari 29.000 tenaga pendidik, 55.000 warga lansia, 170.000 anak usia 6-11 tahun, 121.000 anak usia 12-17 tahun, dan sekitar 500.000 masyarakat umum.
Vaksinator yang berpartisipasi dalam kegiatan ini mencapai 62.803 orang. Mereka terdiri dari sekitar 51.000 vaksinator dinas kesehatan, 9.250 vaksinator Polri, 926 vaksinator TNI, dan lebih dari 2.100 vaksinator sukarelawan.
Adapun stok vaksin yang disiapkan lebih dari 241.000 vaksin AstraZeneca, 93.000 Moderna, 159.000 Pfizer, 23.000 Sinopharm, 82.000 Coronavac, 200 vaksin Johnson & Johnson, dan sekitar 500.000 vaksin Sinovac.
Listyo yang hadir dari lokasi vaksinasi massal Jababeka Convention Center menjelaskan, di titik tersebut, sasarannya mencapai 10.000 orang dengan 100 vaksinator.
Percepatan vaksinasi dinilai perlu karena penambahan kasus konfirmasi Covid-19 di Jawa Barat seminggu terakhir terus naik. Pada 9 Februari 2022, kasus terkonfirmasi Covid-19 masih 9.403, tetapi pada 16 Februari sudah mencapai 15.196 kasus.
Baca juga: Vaksinasi Booster, Urgensi, Regulasi dan Pelaksanaannya
Secara nasional, kasus terkonfirmasi Covid-19 sudah mencapai 870.880 kasus dan Jawa Barat 17,54 persen dari jumlah tersebut atau peringkat kedua. Kendati tingkat kematian di Jabar (1,71 persen) sedikit lebih rendah daripada tingkat nasional (2.93 persen), tingkat kesembuhan di Jabar (82,8 persen) juga sedikit lebih rendah daripada tingkat kesembuhan nasional (88 persen).
Karena itu, lanjut Listyo, kepala satuan kerja dan semua jajaran Polri diminta terus mendorong percepatan vaksinasi. Akselerasi prioritas warga lansia ataupun vaksinasi jemput bola pun dilakukan untuk mempercepat vaksinasi ini. Pelaksanaan vaksinasi pun diatur supaya tidak terjadi kerumunan.