Jenazah Korban Ritual di Pantai Payangan, Jember, Diserahkan kepada Keluarga
Sebanyak 11 korban ritual maut di Pantai Payangan, Jember, telah diserahkan kepada pihak keluarga setelah dilakukan pemeriksaan luar di RSUD dr Soebandi semalam.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
JEMBER, KOMPAS — Semua jenazah korban musibah kecelakaan laut di Pantai Payangan, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur, telah diserahkan kepada pihak keluarga, Minggu (14/2/2022) malam. Jenazah dipulangkan satu per satu dari ruang instalasi forensik dan perawatan jenazah RSUD dr Soebandi, Jember.
Seperti diketahui, kegiatan ritual berupa berendam air di laut oleh Padepokan Tunggal Jati Nusantara membawa korban jiwa. Sebanyak 11 orang meninggal lantaran terseret gelombang tinggi saat ritual berlangsung pada Minggu dini hari.
Korban meninggal adalah Sulastri (42), Sri Wahyuni (30), dan Sofi (22), ketiganya warga Desa Gebang, Kecamatan Jember; Pinkan (13) dan Ida (33), warga Tawangalun; Yuli (42), warga Panti; dan Kholifah (38), warga Desa Gugut, Kecamatan Rambipuji.
Jenazah sudah diserahkan semua tadi malam, terakhir pukul 23.00.
Selain itu, ada Arisco (21), warga Gumukmas, Jember; Bripda Febri (27), anggota Polsek Pujer, Kabupaten Bondowoso (warga Sumbersalam, Tengaran, Bondowoso); Basuni (55), warga Kaliwates, Jember; dan Syaiful Bahri (35), warga Ajung, Jember.
Kepala Subbagian Pelayanan Medis Kedokteran Kepolisian RS Bhayangkara Lumajang Agus Wiyono mengatakan, proses serah terima semua jenazah korban dilakukan Minggu malam sehingga pada Senin (14/2/2022) sudah tidak ada lagi kegiatan terkait penanganan korban di rumah sakit.
”Jenazah sudah diserahkan semua tadi malam, terakhir pukul 23.00,” ujarnya.
Agus mengatakan, tidak ada kesulitan untuk mengidentifikasi semua korban lantaran mereka masih menggunakan atribut lengkap di badan. ”Wajah dan properti lain juga masih bisa kami identifikasi. Selain itu, ada saksi-saksi korban,” katanya.
Peristiwa ini berawal saat Nur Hasan, pemimpin rombongan kelompok Tunggal Jati Nusantara, bersama rombongan lain berangkat ke Pantai Payangan secara estafet. Mereka berangkat dari rumah Nur Hasan di Desa Dukuhmencak, Kecamatan Sukorambi, Sabtu (12/2/2022) pukul 23.00.
Sempat melarang
Pukul 24.00, ke-23 korban kemudian tiba di Pantai Payangan untuk menggelar ritual bersama-sama. Sebelumnya, Saladin, pengelola Bukit Seroja yang berada di utara lokasi, sempat mengingatkan rombongan untuk tidak beraktivitas di pantai lantaran gelombang tinggi. Namun, mereka tidak mengindahkan.
Pada pukul 00.25, ke-23 orang tersebut terseret arus yang datang tiba-tiba. Pukul 01.00, personel Kepolisian Sektor Ambulu bersama Babinsa Sumberejo, perangkat desa, dan tim SAR lokal mengevakuasi korban selamat ke Puskesmas Ambulu serta mencari korban yang hilang.
Jumlah korban selamat ada 10 orang, satu orang dirujuk ke RS Ambulu atas nama Feri (21), warga Gladak Kembar, Kecamatan Sukorambi. Adapun Nur Hasan (39) dirawat di RSUD dr Soebandi, Jember.
Tidak semua keluarga dan kerabat korban mengetahui aktivitas di Padepokan Tunggal Jati Nusantara. Beberapa kerabat korban yang ditemui di RSUD dr Soebandi juga mengaku tidak paham tentang padepokan yang disebut-sebut sebagai tempat ”olah kebatinan” atau tempat menenangkan jiwa itu.
Muzayin, salah seorang kerabat korban, mengatakan, informasi yang dia peroleh soal padepokan tersebut masih sedikit. ”Saya tidak tahu detail, tahu-tahunya ada semacam jemaah Jati Tunggal. Tidak tahu juga, ya (apakah semacam padepokan olah kanuragan/fisik), karena masih baru, tapi sudah ada kejadian seperti itu,” ujarnya.
Pagi ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa direncanakan menyerahkan santunan kematian kepada keluarga korban di Jember. Sejak tadi malam, Khofifah sudah berada di Jember dan kini sedang melakukan koordinasi di Pendopo Wahyawibawagraha untuk selanjutnya melakukan perjalanan menuju desa asal korban yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Jember.