4 Siswa Terpapar Covid-19 di Cirebon, Tiga Ruang Kelas Ditutup
Sebanyak empat siswa SMPN 1 Kota Cirebon, Jawa Barat, terpapar Covid-19 dalam sepekan terakhir. Tiga kelas pun ditutup sekitar lima hari.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Sebanyak empat siswa SMPN 1 Kota Cirebon, Jawa Barat, terpapar Covid-19 dalam sepekan terakhir. Selain melacak kontak erat dengan tes usap, pihak sekolah juga menutup tiga kelas dan menetapkan pembelajaran jarak jauh.
Wakil Kepala Sekolah Kehumasan SMPN 1 Kota Cirebon Daryo Susmanto mengatakan, temuan kasus Covid-19 di sekolah bermula dari dua siswa yang terkonfirmasi positif pekan lalu. ”Mereka terpapar dari keluarganya, bukan dari sekolah,” ucapnya, Senin (31/1/2022).
Pihaknya bersama puskesmas setempat lalu melakukan tes usap antigen terhadap puluhan siswa dan guru. Berdasarkan pelacakan itu, ditemukan lagi dua kasus positif Covid-19. Dengan demikian, total terdapat empat kasus positif yang tersebar di kelas 7D, 8C, dan 9J.
Tiga kelas itu kini ditutup hingga lima hari ke depan dan jika tidak ada penambahan kasus. ”Kami tetap menerapkan pembelajaran jarak jauh via online terhadap tiga kelas yang ditutup. Ini sesuai prosedur dan arahan dinas pendidikan,” ungkapnya.
Menurut Daryo, penerapan pembelajaran jarak jauh untuk tiga kelas tersebut sesuai arahan dinas pendidikan setempat. Adapun pembelajaran tatap muka tetap berlangsung karena persentase kasus positif Covid-19 di sekolah masih di bawah 5 persen atau kurang dari 70 kasus.
Selain menjalankan tes usap antigen di sekolah, pihaknya juga berkoordinasi dengan puskesmas di dekat rumah warga. Keempat siswa tersebut berasal dari luar Kota Cirebon. ”Dari 4 siswa, ada 2 yang dirawat. Kondisi yang lainnya sudah membaik,” lanjut Daryo.
Pembelajaran tatap muka tetap berlangsung karena persentase kasus positif Covid-19 di sekolah masih di bawah 5 persen atau kurang dari 70 kasus.
Menurut dia, protokol kesehatan telah diterapkan di sekolah. Siswa dan guru, misalnya, wajib mengenakan masker dan menjaga jarak. Lebih dari 80 persen siswa dan guru juga telah divaksin. Namun, pihaknya kesulitan memastikan siswa menerapkan prokes di luar sekolah.
Daryo menambahkan, setelah empat siswa terpapar virus korona baru itu, satu jam pelajaran dipersingkat dari 40 menit menjadi 35 menit. Waktu siswa masuk kelas juga berbeda 30 menit. Siswa kelas 7, misalnya, masuk sekitar pukul 07.00, sedangkan siswa kelas 8 masuk pukul 07.30.
”Otomatis, pulangnya juga begitu (jamnya berbeda). Ini untuk menghindari kerumunan saat di sekolah,” lanjutnya. Pihaknya mengimbau siswa tidak memaksakan diri masuk ke sekolah jika mengalami gejala Covid-19, seperti pilek, batuk, dan demam.
Oktavia Ramadhani (14), siswi kelas 8C SMPN 1 Kota Cirebon, khawatir dengan potensi penyebaran Covid-19 di sekolah. Namun, ia berharap, pembelajaran tatap muka tetap berjalan. ”Biar lebih kenal sama teman. Kalau online, ada materi yang susah dijelaskan,” ujarnya.
Penularan Covid-19 di lingkungan sekolah di Kota Cirebon bukan kali ini saja. November 2021, misalnya, sedikitnya lima siswa juga terkonfirmasi positif Covid-19 di sejumlah sekolah. Namun, pembelajaran tatap muka tetap berlangsung.
Sebelumnya, Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cirebon Tresnawaty mengingatkan potensi penularan Covid-19 saat pemberlakuan pembelajaran tatap muka 100 persen. ”Apalagi, (galur baru Covid-19) Omicron muncul. Kita tidak boleh lalai,” ucapnya.
Hingga kini, tercatat 29 warga Kota Cirebon menjalani isolasi setelah terpapar Covid-19. Adapun total kasus positif di daerah berpenduduk 340.000 jiwa itu mencapai 12.847 orang. Sebanyak 528 orang di antaranya meninggal dan 12.290 orang dinyatakan sembuh.