Omicron Bakal Melonjak, Presiden Imbau Kurangi Beban Rumah Sakit
Dengan mengedepankan isolasi mandiri, beban bagi fasilitas kesehatan, mulai dari puskesmas sampai rumah sakit, bisa berkurang.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN KUNCORO MANIK
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa saat ini Indonesia sedang menghadapi lonjakan kasus harian Covid-19, terutama galur Omicron. Kenaikan kasus harian ini diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa pekan ke depan. Pasien positif Covid-19 tanpa gejala diminta melakukan isolasi mandiri agar tidak memberi beban tambahan bagi layanan di rumah sakit.
Belajar dari lonjakan kasus varian Omicron yang sudah terjadi terlebih dahulu di berbagai negara, pemerintah sudah selesai perbaikan berbagai sarana dan prasarana kesehatan disesuaikan dengan karakter varian Omicron yang berbeda dengan sebelumnya,” ujar Presiden Jokowi dalam keterangan pers secara daring terkait perkembangan Covid-19 dari Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (28/1/2022).
Galur Omicron, menurut Presiden, membutuhkan penanganan yang berbeda dibandingkan dengan varian Delta. ”Salah satunya melalui layanan telemedicine, aplikasi layanan kesehatan. Tak semua kasus kasus Covid-19 Omicron membutuhkan layanan langsung karena gejalanya tidak membahayakan,” katanya.
”Saat ini, hal yang paling penting untuk mencegah penyebaran lebih luas adalah dengan meminimalkan kontak. Ketika hasil tes PCR Saudara positif tanpa ada gejala, silakan melakukan isolasi mandiri di rumah selama lima hari. Apabila ada gejala batuk, pilek, atau gejala demam, silakan gunakan layanan telemedicine atau ke puskesmas atau ke dokter terdekat,” tambah Presiden.
Dengan mengedepankan isolasi mandiri, beban fasilitas kesehatan, mulai dari puskesmas sampai rumah sakit, bisa berkurang. Hal ini penting agar fasilitas kesehatan dapat lebih fokus menangani pasien Covid-19 dengan gejala berat ataupun pasien-pasien penyakit lain yang membutuhkan layanan intensif.
”Terakhir saya minta Bapak, Ibu, Saudara sekalian tetap tenang, tidak panik, laksanakan selalu protokol kesehatan, kurangi aktivitas yang tidak perlu. Saya mengajak Saudara sekalian menjaga kesehatan diri sebaik-baiknya untuk meningkatkan imunitas. Semoga kita semua dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa,” ucap Presiden.
Puncak penyebaran
Secara terpisah pada Kamis (27/1/2022), Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan tentang pentingnya mengantisipasi penyebaran Omicron, terutama di sekolah-sekolah. Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) diharapkan terus mengikuti perkembangan aturan yang ada.
Saya minta Bapak, Ibu, Saudara sekalian tetap tenang, tidak panik, laksanakan selalu protokol kesehatan, kurangi aktivitas yang tidak perlu. Saya mengajak Saudara sekalian menjaga kesehatan diri sebaik-baiknya untuk meningkatkan imunitas. Semoga kita semua dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Di tengah kembali naiknya kasus Covid-19, kebijakan PTM 100 persen di sekolah-sekolah masih terus dilaksanakan. Padahal, para pakar juga sudah memprediksikan puncak penyebaran varian Omicron Covid-19 di Indonesia akan terjadi pada akhir Februari sampai awal Maret 2022.
”Sudah ada aturan-aturannya sehingga semua sudah disiapkan. Kalau naik (positivity rate), dia (PTM) turun. Kalau ada kenaikan di setiap sekolah, per sekolah itu 5 persen ke atas, dilakukan penutupan. Jadi, sudah ada aturannya,” tutur Wapres Amin dalam keterangan pers seusai menghadiri acara Pencanangan Ekosistem Global Halal Hub (GHH) di Tangerang, Banten.
Lebih lanjut Wapres menyampaikan, aturan tersebut juga berlaku di setiap wilayah sesuai dengan level PPKM yang ditetapkan pemerintah. Aturan itu sudah bisa diterapkan sesuai dengan levelnya. Level satu, level dua seperti itu, ya kemudian kalau naik ke level tiga, dan kemudian jika terjadi yang terkena (Covid-19) kalau sudah mencapai di atas 5 persen itu ditutup,” ungkap Wapres.
Terkait antisipasi puncak penyebaran Omicron secara umum, Wapres menegaskan bahwa tidak boleh ada pemberian dispensasi karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri. Kami antisipasi untuk yang pergi dan juga yang datang dari luar negeri dengan membuat karantina. Kami lakukan pemeriksaan yang ketat dan kemudian karantina. Tidak ada dispensasi-dispensasi tanpa karantina. Ini untuk mencegah melonjaknya seperti di Inggris, Amerika, India, dan juga Malaysia,” ujarnya.
Dari sisi kesehatan, Wapres Amin mengimbau agar penerapan protokol kesehatan terus diperketat dengan melaksanakan 3M dan 3T secara konsisten, serta akselerasi pemberian vaksinasi dan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi. ”Melakukan pengetatan-pengetatan, khususnya dalam penerapan protokol kesehatan, masker, dan juga menjaga jarak,” kata Wapres.
Menurut Wapres Amin, 3T atau testing, tracing, treatment harus terus dilakukan. ”Lebih cepat lagi untuk mengetahui lebih banyak, misalnya, yang terkena. Vaksinasi juga dipercepat, baik yang pertama, kedua, maupun booster, terutama untuk lansia dan anak-anak. Kemudian penerapan Peduli Lindungi terus kita tekankan,” ucap Wapres.