Surabaya Tingkatkan Kewaspadaan terhadap Penyebaran Omicron
Pemerintah Kota Surabaya mulai mempersiapkan sarana mengantisipasi penyebaran varian Omicron sekaligus terus mengajak warga agar tetap ketat menerapkan protokol kesehatan.
Oleh
AGNES BENEDIKTA SWETTA BR PANDIA
·3 menit baca
AGNES BENEDIKTA SWETTA BR PANDIA
Upaya Kota Surabaya menangani Covid-19
SURABAYA, KOMPAS — Kewaspadaan terhadap penyebaran varian Omicron berlaku di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pemerintah kota meminta masyarakat tidak panik dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Di sisi lain, wali kota juga membuat edaran terkait kewaspadaan dini terhadap penyebaran Covid-19 varian Omicron.
”Tidak usah panik, tetapi wajib menerapkan protokol kesehatan secara benar dan ketat,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Kamis (27/1/2022).
Selain terus mengajak warga mematuhi protokol kesehatan, semua rumah sakit pun harus siaga menerima pasien Covid-19. Untuk itu, semua rumah sakit, Hotel Asrama Haji (HAH), Rumah Sakit Lapangan Tembak, ataupun Gelora Bung Tomo disiagakan untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 yang membutuhkan rawat inap.
Belajar dari pengalaman gelombang kedua Covid-19, Mei hingga Juli 2021, mantan Kepala Bappeko Surabaya ini berharap pihaknya tidak kecolongan denganlonjakan kasus Covid-19. Jadi, tidak hanya semua sarana yang disiagakan, tetapi juga ketersediaan obat dan oksigen di rumah sakit harus dipastikan aman.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina mengungkapkan,empat pasien Omicron yang sebelumnya terpapar seusai melakukan perjalanan ke luar kota telah dinyatakan sembuh oleh tim medis. Keempat orang itu sudah sembuh, tetapi ada tambahan 13 pasien yang terkonfirmasi Omicron.
Ke-13 pasien tersebut adalah mereka yang melakukan perjalanan luar kota dan terdeteksi oleh Institute of Tropical Disease (ITD) secara bergiliran. Setelah mendapat perawatan di rumah sakit, 12 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh. Berdasarkan hasil tes usap (swab) ulang dari kasus tersebut, satu pasien masih dinyatakan positif. ”Pasien ini masih dalam perawatan dan mudah-mudahan segera sembuh,” ucapnya.
Isolasi terpusat
Sebagai upaya untuk mencegah varian Omicron di Kota Surabaya, Nanik meminta masyarakat konsisten menerapkan protokol kesehatan dalam berkegiatan sehari-hari di lingkungan publik.
Menurut epidemiolog Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo, mereka yang belum dinyatakan positif, tanpa menunjukkan gejala atau gejala ringan, cukup diisolasi terpusat atau melakukan isolasi mandiri di rumah. Isolasi di rumah bisa dilakukan sepanjang rumahnya memadai dan memenuhi syarat sehingga tidak harus di rumah sakit. ”Rumah sakit hanya untuk pasien yang bergejala sedang, berat, sampai kritikal,” ujarnya.
Dinas Kesehatan pun terus memperkuat upaya testing, tracing, dan treatment (3T) secara agresif dan masif, kemudian memfasilitasi tempat isolasi terpusat bagi yang terkonfirmasi positif sampai sembuh.
Kompas/Bahana Patria Gupta (BAH)
Mural tema pandemi Covid-19 dibuat Serikat Mural Surabaya di Jalan Stasiun Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/2/2020). Kampanye mengenai bahaya dan cara pencegahan penyebaran Covid-19 dibuat melalui berbagai media, salah satunya mural.
Pemkot Surabaya juga melakukan pengetatan dan pengawasan terhadap masuk-keluar warga luar Kota Surabaya serta memastikan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) telah melakukan karantina sesuai standar operasional melalui peran Satgas Kampung Wani Jogo Suroboyo di setiap wilayah.
Semua fasilitas penanganan Covid-19 sekarang mulai disiagakan kembali, sebagai antisipasi saja.
Pemantaun Kompas, sepekan terakhir rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) mulai aktif menyosialisasikan kepada warga agar selalu patuh menggunakan aplikasi Peduli Lindungi. Cara itu salah satu upaya untuk melakukan pelacakan ketika ada kasus konfirmasi ataupun kontak erat di tempat umum.
”Segala informasi terkait Covid-19, seperti mematuhi protokol kesehatan, wajib memiliki aplikasi Peduli Lindungi di telepon seluler, termasuk informasi lokasi terdekat pelaksanaan vaksinasi penguat, perlu segera disebar,” kata Ketua RW 005 Kedung Baruk, Rungkut, Didik Edy Susilo.
Di RW tersebut sejak pandemi Covid-19 memanfaatkan balai RW sebagai tempat isolasi bagi warga, terutama yang tanpa gejala. ”Semua fasilitas penanganan Covid-19 sekarang mulai disiagakan kembali, sebagai antisipasi saja,” ujarnya.
Menurut Nanik, melalui Peduli Lindungi, Dinas Kesehatan bisa mendeteksi kapasitas layanan publik telah melampaui kapasitas atau belum.Secara umum gejala yang ditunjukkan oleh pasien yang terpapar varian Omicron adalah gejala ringan. Maka, apabila mempunyai gejala batuk dan pilek, serta telah melakukan perjalanan dengan riwayat perjalanan luar kota yang berisiko, warga diharapkan segera memeriksakan diri untuk dilakukan tes usap.