Kalimantan Barat Mulai Antisipasi Kebakaran Lahan Gambut
Kalimantan Barat mulai mengantisipasi potensi kebakaran lahan. Curah hujan dalam beberapa pekan ke depan diprakirakan rendah khususnya di daerah pesisir.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kalimantan Barat mulai mengantisipasi potensi kebakaran lahan gambut. Hal itu dilakukan karena tahun 2022 diperkirakan lebih kering daripada tahun 2021 sehingga berpotensi terjadi kebakaran lahan.
Koordinator Manggala Agni Kalimantan Barat Sahat Irawan Manik, Kamis (27/1/2022), menuturkan, Manggala Agni Kalbar bersama pemangku kepentingan lainnya telah menggelar pertemuan di Kepolisian Daerah Kalbar membahas pencegahan kebakaran lahan termasuk dengan pemadam kebakaran swadaya. Pihaknya memetakan area rawan yang berpotensi kerap terulang kebakaran.
”Wilayah yang rawan itulah yang menjadi fokus pencegahan,” kata Sahat.
Sekarang masih dalam fase pencegahan sehingga masing-masing instansi bekerja sesuai tugasnya. Manggala Agni berpatroli ke area-area di daerah rawan terbakar. Patroli dilakukan di 95 desa sasaran yang tersebar di hampir di seluruh kabupaten.
”Patroli biasanya kami lakukan seusai apel pagi, kemudian menuju sasaran hingga siang hari atau sore,” ujarnya.
Sahat menuturkan, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tahun 2022 akan lebih kering daripada tahun 2021. Sekarang dilakukan patroli hingga awal Februari.
Memasuki Februari, patroli akan lebih masif. Patroli termasuk melibatkan masyarakat peduli api (MPA) sekitar 4.000 personel yang pernah dibentuk berbagai instansi terkait. Belum lagi ditambah MPA Paralegal di Kalbar sebanyak tujuh tim rata-rata per kelompok terdiri dari 20 orang. Mereka telah dibekali pengetahuan hukum terkait karhutla.
”Untuk memastikan MPA bergerak di lapangan, mereka ’melekat’ dengan desa. Mereka binaan kepala desa sehingga dalam operasional bisa didukung desa. Mereka didampingi pemangku kebijakan,” ujarnya lagi.
BPBD Kota Pontianak juga mulai menggelar patroli di lahan gambut yang rawan terbakar. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak Haryadi menuturkan, pemangku kepentingan Kota Pontianak juga telah menggelar rapat persiapan pencegahan kebakaran lahan. Beberapa minggu ke depan curah hujan rendah di Pontianak.
Apalagi, dari laporan terdapat beberapa titik panas di Kalbar. Oleh karena itu, pemangku kepentingan di Pontianak juga mulai mewaspadai daerah-daerah yang rawan kebakaran, yaitu Kecamatan Pontianak Tenggara, Kecamatan Pontianak Selatan, dan Kecamatan Pontianak Utara.
Tidak lengah
Di samping berpatroli rutin bersama TNI-Polri, BPBD Kota Pontianak juga segera menyiapkan posko-posko di tiga kecamatan tersebut.
”Kami tidak mau lengah. Luas gambut yang rawan terbakar di Pontianak sekitar 400 hektar. Pada tahun lalu (2021), luas lahan gambut yang terbakar di Pontianak 60 hektar. Untuk di awal tahun 2022 hingga minggu terakhir sejauh ini tidak ada kebakaran lahan,” ujar Haryadi.
Jika pencegahan dilakukan sejak dini melibatkan masyarakat, kebakaran lahan bisa dicegah. BPBD juga menyiapkan sumber-sumber air di lokasi-lokasi rawan dengan menyiapkan kanal-kanal kecil sebagai cadangan air.
Patroli biasanya kami lakukan seusai apel pagi, kemudian menuju sasaran hingga siang hari atau sore. (Sahat Irawan Manik)
Cadangan air sangat penting. Jika terjadi kebakaran di gambut, diperlukan waktu lama untuk memadamkannya karena api tidak hanya berada di permukaan, melainkan juga di dalam. Proses pendinginan bisa memakan waktu berhari-hari.
Di daerah Jalan Perdana, Kecamatan Pontianak Tenggara, tahun lalu telah dilakukan normalisasi parit sehingga cadangan air bisa maksimal. Dengan cadangan yang sudah ada bisa diantisipasi jika terjadi kebakaran. Peralatan pendukung juga telah disiapkan.
Prakirawan BMKG Bandara Supadio Pontianak Dina Ike menuturkan, titik panas muncul di Kalbar. Pada Rabu (26/1/2022) terdapat 48 titik panas di Kalbar. Titik panas terbanyak terdapat di Kabupaten Kubu Raya (22). Titik panas juga muncul di Kabupaten Mempawah (6), Kabupaten Ketapang (13), Kabupaten Bengkayang (1), Kabupaten Landak (4), Kabupaten Kayong Utara (1), dan Kota Pontianak (1).
Dina menjelaskan, akan ada penurunan curah hujan pada Jumat (28/1/2022) hingga Senin (31/1/2022). Penurunan curah hujan tersebut didominasi wilayah pesisir, yaitu Kabupaten Sambas, Kota Singkawang, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak, Kabupaten Kayong Utara, dan Kabupaten Ketapang.