Jelang Imlek, 13 Patung Dewa Dibersihkan dan Diberi Wewangian
Warga Tionghoa di Kota Magelang, Jawa Tengah, mulai membersihkan patung-patung dewa yang ada di tempat ibadat Liong Hok Bio. Tradisi ini dilakukan untuk menyambut perayaan Tahun Baru Imlek.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Seminggu menjelang Tahun Baru Imlek, warga Tionghoa di Kota Magelang, Jawa Tengah, mulai membersihkan 13 patung dewa di Tempat Ibadat Tri Dharma Liong Hok Bio, Rabu (26/1/2022). Selain membersihkan dari debu yang melekat, patung para dewa itu juga diberi wewangian.
Ahiung, petugas dari seksi ritual Tempat Ibadat Tri Darma (TITD) Liong Hok Bio, mengatakan, wewangian yang dipakai dan dioleskan kepada patung para dewa adalah sari murni wewangian yang menjadi bahan baku, yang belum bercampur dengan bahan-bahan kimia termasuk alkohol.
”Kami menghindari penggunaan wewangian beralkohol karena alkohol berisiko merusak material patung yang terbuat dari kayu,” ujarnya, Rabu (26/1/2022).
Dengan mempertimbangkan sifat dari material kayu yang berisiko busuk atau terkelupas, pembersihan patung para dewa di TITD Liong Hok Bio harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan minim penggunaan air.
Dari pendaftaran yang dibuka, jumlah warga yang terlibat dalam pembersihan 30-40 orang.
Pengolesan wewangian di bagian wajah dan dada patung adalah tahapan paling akhir. Di tahap awal, patung terlebih dahulu dibersihkan dengan kuas dan sikat, baru setelah itu dibersihkan dengan lap basah.
Lap basah yang dimaksudkan adalah lap yang dibasahi dengan sedikit dicelupkan di air dan setelah itu diperas. ”Harus benar-benar diperas dengan tuntas sehingga tidak ada air yang menempel berlebihan di patung,” kata Ahiung.
Patung-patung kayu tersebut adalah patung-patung baru yang ditempatkan di TITD Liong Hok Bio pada 2018, pascakebakaran besar yang terjadi di tahun 2014.
Situasi pandemi
Karena dalam situasi pandemi, kegiatan pembersihan patung para dewa di TITD Liong Hok Bio dilakukan dengan pembatasan serta tetap menerapkan protokol kesehatan.
Sebelum acara pembersihan patung, Ahiung mengatakan, setiap orang yang ingin terlibat diminta mendaftarkan diri terlebih dahulu. Dengan cara ini, jumlah warga yang terlibat dalam acara bisa lebih dikendalikan.
”Dari pendaftaran yang dibuka, jumlah warga yang terlibat dalam pembersihan 30-40 orang,” ujarnya. Kalau, toh, kemudian ada tambahan orang yang ingin menyusul, warga tersebut wajib melapor terlebih dahulu kepada pengelola TITD Liong Hok Bio.
Ketua Yayasan Tri Bhakti Paul Candra Wesi Aji mengatakan, karena melibatkan cukup banyak orang, aktivitas pembersihan patung para dewa ini juga dilaporkan kepada Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Magelang.
”Kepada Satgas (Satuan Tugas Penanganan Covid-19), kami melaporkan bahwa jumlah maksimal dari warga yang terlibat dalam pembersihan patung dibatasi 100 orang saja,” ujarnya. TITD Liong Hok Bio bernaung di bawah Yayasan Tri Bhakti.
Selama aktivitas pembersihan, setiap orang yang berada dalam TITD Liong Hok Bio juga diminta selalu mengenakan masker dan saling menjaga jarak satu sama lain.
Sebelumnya, beberapa saat sebelum pembersihan, warga Tionghoa menggelar ritual di dapur, mengantar Dewa Dapur Cao Kun Kong naik ke langit untuk melaporkan segala kisah, kebaikan dan keburukan, kehidupan manusia selama satu tahun yang sudah terlewati.