Kampung Tangguh Semeru di Surabaya Perlu Peduli Lindungi
Surabaya perlu mempertimbangkan perluasan pemanfaatan aplikasi Peduli Lindungi hingga ke permukiman untuk mengawasi mobilitas warga dalam pengendalian pandemi dan antisipasi kenaikan kasus Covid-19.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
Kompas/Bahana Patria Gupta (BAH)
Ketua RW 009 Nursianto Tomo mengecek ruang isolasi mandiri di Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo di RT 002 RW 009, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (1/9/2020).
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, perlu mempertimbangkan kebijakan pengawasan mobilitas masyarakat untuk pengendalian pandemi Covid-19 (Coronavirus disease 2019). Pengawasan bisa dengan aplikasi Peduli Lindungi di Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo yang setingkat rukun tetangga dan atau rukun warga.
Demikian diutarakan oleh epidemiolog Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo, dan Ketua Ikatan Alumni Penyintas Covid-19 Jatim Edy Sukotjo saat dihubungi kembali di Surabaya, Senin (24/1/2022).
Berturut-turut terjadi penambahan 3 kasus, 9 kasus, 8 kasus, 18 kasus, 19 kasus, 22 kasus, dan 19 kasus. Dari angka-angka itu jelas terlihat kenaikan yang perlu diwaspadai. Sampai Minggu petang tercatat 41 warga Surabaya dirawat di fasilitas isolasi terpusat.
Seorang pengunjung Pasar 8 Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan, Banten, memindai kode respons cepat (QR code) dengan aplikasi Peduli Lindungi, Kamis (30/9/2021). Sebanyak 14 pasar rakyat atau tradisional mulai menguji coba penerapan aplikasi Peduli Lindungi dalam rangka mewujudkan normal baru di era vaksinasi.
Windhu mengatakan, tren kenaikan kasus perlu ditangani dan diantisipasi agar tidak sampai membuat ledakan yang dapat mengganggu layanan kesehatan. Perlu kembali diingat, ledakan kasus pernah terjadi terkait dengan serangan varian Delta kurun Juni-Juli 2021. Situasi kemudian berangsur-angsur melandai sampai saat ini. Surabaya masih berstatus level 1 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sehingga diperkenankan melonggarkan pengetatan aktivitas sosial.
Menurut Windhu, pada dasarnya warga Surabaya punya modal kekebalan untuk menghadapi potensi peningkatan kasus Covid-19. Modal dimaksud ialah kekebalan artifisial dari vaksinasi di mana cakupan dosis 1 dan dosis 2 sampai saat ini sudah diberikan kepada 2,377 juta jiwa atau 107,2 persen dari jumlah sasaran. Sekitar 60 persen penduduk Surabaya pernah terinfeksi Covid-19 sehingga punya kekebalan alamiah.
Kekebalan alamiah
”Yang punya kekebalan alamiah dan telah vaksinasi berarti bertambah kekebalan artifisial sehingga punya kekebalan ganda sebagai modal yang bagus untuk melawan infeksi kembali,” kata Windhu. Situasi ini bisa menjadi pertimbangan pemerintah untuk tidak menerapkan kebijakan yang sama seperti tahun lalu dalam pengendalian pandemi. Tahun lalu, strategi penting ialah pembatasan aktivitas sosial. Tahun ini, aktivitas sosial bisa diadakan, tetapi menekan risikonya dengan membolehkan hanya yang sudah vaksin komplet dan atau ditambah dosis 3 atau penguat.
Windhu melanjutkan, penggunaan aplikasi Peduli Lindungi bisa untuk memantau aktivitas masyarakat apakah ada yang sedang terjangkit Covid-19 menjadi kontak erat sehingga dicurigai dan perlu pemeriksaan. Aplikasi ini bisa sebagai penapis bagi yang terjangkit atau dicurigai, pelindung bagi yang belum vaksinasi, dan pelacak kontak untuk tes usap guna mengungkap kasus-kasus baru yang tersembunyi.
Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo di RW 009, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (1/9/2020).
Edy menambahkan, jika memungkinkan, Peduli Lindungi bisa dipakai untuk pengawasan mobilitas warga hingga di satuan permukiman RT/RW. ”Perlu sosialisasi yang kuat kepada warga melalui pengurus RT,” ujarnya.
Menurut Edy, aplikasi Peduli Lindungi cukup baik sebagai instrumen pengawasan mobilitas. Selain itu, mengetahui siapa saja warga yang belum vaksin sehingga dapat segera dibantu.
Secara terpisah, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan akan membahas usul perluasan pemanfaatan Peduli Lindungi hingga satuan permukiman selain di ruang publik.
”Untuk saat ini, kami kembali menggencarkan tes usap PCR, penegakan dan sosialisasi protokol kesehatan, dan vaksinasi untuk menekan peningkatan kasus,” kata Eri.