Jika Sudah Vaksin, Presiden Jokowi Meminta Sekolah Segera Gelar PTM Terbatas
”Bapak/Ibu kepala sekolah, jadi kalau sudah divaksin sekali lagi segerakan untuk melakukan pembelajaran tatap muka terbatas, segerakan. Yang paling penting sudah berada di level 3 atau level 2,” ujar Presiden Jokowi.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·5 menit baca
SUKOHARJO, KOMPAS — Menanggapi kerinduan para siswa untuk kembali mengikuti pembelajaran tatap muka atau PTM, Presiden Joko Widodo meminta kepala sekolah segera melakukan kegiatan PTM terbatas. PTM terbatas bisa dilakukan apabila pelajar dan tenaga pendidik telah divaksinasi.
Selain itu, wilayah sekolah tersebut juga harus memenuhi syarat minimal berada pada level 3 dalam kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM.
”Bapak/Ibu kepala sekolah, jadi kalau sudah divaksin sekali lagi segerakan untuk melakukan pembelajaran tatap muka terbatas, segerakan. Yang paling penting sudah berada di level 3 atau level 2,” ujar Presiden Jokowi yang didampingi Ibu Iriana Joko Widodo ketika berdialog dengan peserta vaksinasi pelajar di beberapa daerah melalui konferensi video dari SMA Negeri 1 Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (13/9/2021).
Selain vaksinasi massal yang digelar di Provinsi Jawa Tengah, Presiden Jokowi menyebut ada 10 provinsi yang lain yang juga sedang melakukan vaksinasi massal. ”Sebanyak 58.000 pelajar yang akan divaksin pada hari ini dan saya harap semua berjalan lancar. Agar anak-anak kita, pelajar-pelajar kita semuanya tetap sehat, terlindungi dari bahaya Covid dan bisa segera melakukan pembelajaran tatap muka,” ujar Presiden Jokowi.
Melalui konferensi video, Presiden Jokowi antara lain menyapa siswa, guru, dan bupati yang sedang menggelar vaksinasi di SMAN 2 Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Para siswa mengawali dialog dengan meneriakkan yel-yel dalam bahasa daerah ataupun bahasa Indonesia. Seluruh siswa tampil memakai busana adat dan tertib memakai masker.
Salah satu siswa, Naya Agista, melantunkan sebait pantun dan mengungkapkan kegembiraan berjumpa dengan Presiden Jokowi. ”Onde mande Pak, sanang bana awak basuo jo Apak. Tapi Pak, di balik kesenangan yang ada saya juga masih sedih Pak. Sedih masih belum bisa berkumpul ke sekolah sama teman-teman lagi. Nanti, kalau sudah selesai vaksin, boleh enggak Pak ke sekolah bareng lagi? Salam Indonesia sehat, salam Indonesia hebat,” tambahnya.
Selain bersyukur terkait penyelenggaraan vaksinasi di lingkungan sekolah, Kepala SMAN 2 Pulau Punjung Lindrawati juga berharap kegiatan belajar tatap muka bisa dilakukan kembali secara normal. ”Semuanya setelah divaksin langsung bisa pembelajaran tatap muka asal sudah tidak berada di level 4,” ujar Presiden Jokowi.
Lindrawati melaporkan vaksinasi di SMAN 2 Pulau Punjung menyasar 2.500 pelajar. Selain itu, petugas vaksinasi juga melakukan vaksinasi dari pintu ke pintu dengan total 5.500 orang di Kabupaten Dharmasraya. Menanggapi pertanyaan Presiden Jokowi tentang stok vaksin, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengatakan ketersediaan vaksin mencukupi. Cakupan vaksinasi di kabupaten tersebut juga sudah mencapai 35 persen.
Tersalur baik
”Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden. Vaksinasi kami tersalur dengan baik dan atas bantuan dari forkopimda, dan kami mengucapkan terima kasih kepada Presiden yang telah begitu perhatian dengan vaksinasi dan insya Allah, Dharmasraya semakin baik Indonesia semakin hebat,” kata Sutan.
Presiden Jokowi lantas berpesan agar pembelajaran tatap muka, terutama untuk siswa SMA, SMK, dan SMP, bisa segera dilaksanakan apabila guru dan pelajar sudah divaksin. Stok vaksin di daerah juga harus segera dihabiskan. ”Segera suntikkan. Habis, minta lagi ke Menkes. Menkes enggak kirim-kirim telepon ke saya,” kata Presiden Jokowi.
Lewat konferensi video, Presiden Jokowi juga berdialog dengan siswa SMAN 9 Gowa, Sulawesi Selatan. Salah satu siswa memulai pertemuan dengan memainkan alat musik tradisional sebelum kemudian bersama-sama rekannya meneriakkan kesiapan untuk divaksin. ”Kami pelajar dari Bugis, Makasar. Kami sudah divaksin, kami siap divaksin. Indonesia sehat, Indonesia hebat. Tabe’ pammopporang mama’, Presidenku,” ujar mereka.
Salah satu siswa, Umi Kalsum, membagikan pengalamannya ketika divaksin. ”Tabe’ Bapak. Saya sudah divaksin, rasanya tidak sakit. Pak, bosan maka’ belajar di rumah. Ternyata benar di’ na bilang Dilan di’ rindu itu berat. Mau ku saya, segera buka na itu sekolah kodong. Karena sudah semua maki divaksin. Sayang sekali ki Pak Presiden,” ujar Umi sambil melingkarkan tangan di atas kepala membentuk gambar hati.
Perwakilan pelajar putra SMAN 9 Gowa memberikan kata-kata semangat agar Presiden Jokowi terus melanjutkan program vaksinasi pelajar ke seluruh Indonesia. ”Halo Pak Presiden, semangat ya untuk melanjutkan program vaksinasi pelajar di seluruh Indonesia. Terima kasih. I love you Pak Presiden,” tambahnya diikuti ucapan terima kasih dari Muhammad Nafsar, Kepala SMA Negeri 9 Gowa.
Menutup dialog, Presiden Jokowi kembali menekankan agar sekolah bisa segera melakukan pembelajaran tatap muka terbatas, kalau sudah divaksin.”Yang penting sudah berada di level 3 atau level 2. Kalau masih di level 4 memang agak direm dulu, jangan pembelajaran tatap muka terlebih dahulu,” tambahnya.
Presiden Jokowi mengingatkan agar vaksinasi pelajar segera bisa diselesaikan dengan dibantu seluruh pihak, seperti Kepala Badan Intelijen Negara, Kepala Badan Intelijen Negara Daerah, dan TNI-Polri.
”Semuanya, yang paling penting kecepatan, harus segera diselesaikan untuk vaksinasi para pelajar, para murid, agar bisa segera kita semuanya melakukan pembelajaran tatap muka terbatas,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden juga tidak lupa memberikan semangat dan menyampaikan pesan kepada para pelajar untuk tetap belajar dengan giat, meskipun masih dalam suasana pandemi Covid-19. ”Semua anak-anakku selamat belajar, semuanya giat belajar,” ujar Presiden.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam peninjauan kali ini adalah Kepala BIN Budi Gunawan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Sukoharjo Etik Suryani, dan Kepala SMAN 1 Kartasura Dwi Ari Listiyani.