Kasus Covid-19 di Sumut Tak Kunjung Menurun, Tempat Isolasi Terpadu Ditambah
Tempat isolasi terpusat terus dibangun di Kota Medan seiring melonjaknya kasus dan jumlah kematian akibat Covid-19. Isolasi terapung juga bakal dibangun di Medan menggunakan kapal Pelni.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sudah sebulan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat darurat dan level 4 di Medan, Sumatera Utara. Namun jumlah kasus Covid-19 masih tetap tinggi. Tempat isolasi terpadu pun terus ditambah untuk menekan keterisian rumah sakit yang meningkat dan mengurangi risiko penularan. Pemerintah juga menyiapkan tempat isolasi terapung kapal PT Pelni.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meresmikan tempat isolasi terpadu di Asrama Haji Medan, Selasa (10/8/2021). Tempat isolasi itu diharapkan bisa memperpendek masa rawat di rumah sakit karena pasien bisa dipindahkan pada masa pemulihan atau dengan gejala ringan.
”Pasien masa pemulihan akan dipindahkan ke isolasi terpadu sehingga tidak berlama-lama di rumah sakit. Itu bisa menekan BOR (keterisian rumah sakit),” kata Edy.
Edy menuturkan, BOR Covid-19 di Sumut terus meningkat dan sudah mencapai 64 persen. Bahkan, di Kota Medan sudah 74 persen. Keterisian itu sudah melampaui batas aman yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 60 persen.
Sementara itu, kasus penularan Covid-19 di Sumut masih terus meningkat. Pada Selasa (10/8/2021) kasus positif baru mencapai 1.753 kasus. Kasus meninggal juga mencapai 46 kasus per hari. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan awal Juli yang masih 100-200 kasus positif baru dan 1-4 kasus meninggal dalam sehari.
Akumulasi kasus positif di Sumut sudah mencapai 74.637 kasus dan kasus meninggal 1.737 kasus.
Edy mengatakan, Asrama Haji Medan dibagi dalam tiga blok. Blok pertama untuk pasien yang dipindahkan dari RS rujukan, kedua untuk pasien hasil penelusuran, dan ketiga pasien hasil temuan operasi yustisi.
Blok pertama untuk pasien yang dipindahkan dari RS rujukan, kedua untuk pasien hasil penelusuran, dan ketiga pasien hasil temuan operasi yustisi. (Edy Rahmayadi)
Selain di Asrama Haji, ada empat tempat isolasi terpusat lainnya di Medan dengan total 812 ruangan, yaitu Gedung Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK), Hotel Soechi, Kodam I/BB khusus personel TNI, dan Kepolisian Daerah Sumut khusus personel Polda.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sumut Aris Yudhariansyah mengatakan, ada tiga kriteria pasien Covid-19 yang dapat dirawat di tempat isolasi terpusat Asrama Haji Medan, yakni pasien rujukan dari rumah sakit atau puskesmas, warga Negara Indonesia dari luar negeri yang terkonfirmasi positif, dan orang yang tertangkap operasi yustisi dengan hasil tes usap antigen reaktif.
Kapal Pelni
Secara terpisah, Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution mengatakan, Pemerintah Kota Medan juga menyiapkan tempat isolasi terapung Covid-19. ”Lokasi isolasi Covid-19 menggunakan kapal PT Pelni,” kata Bobby.
Bobby mengemukakan, isolasi Covid-19 terapung itu akan menyediakan 485 kamar. Isolasi itu diharapkan bisa segera digunakan masyarakat.
Adapun penyekatan jalan di tengah-kota Medan yang sebelumnya dilakukan di 40 titik mulai dikurangi. Hampir semua penyekatan tengah kota sudah dibuka. Penyekatan hanya dilakukan di pintu-pintu masuk ke Kota Medan dari Binjai dan Deli Serdang.