Optimalkan Pelacakan Kasus Covid-19, TNI Siapkan 63.000 ”Tracer” Digital
TNI mencoba mengoptimalkan penelusuran lapangan untuk pelacakan kontak pasien Covid-19 dengan penelusuran secara digital. Prajurit TNI yang ditugaskan sebagai penelusur digital dibekali laptop.
Oleh
Edna C Pattisina
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — TNI mencoba mengoptimalkan penelusuran lapangan untuk pelacakan kontak pasien Covid-19 dengan penelusuran secara digital. Prajurit TNI yang ditugaskan sebagai penelusur digital dibekali laptop.
Hal ini disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat menyerahkan laptop secara simbolis kepada Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI AD, Bintara Pembina Potensi Maritim (Babinpotmar) TNI AL, dan Bintara Pembina Potensi Dirgantara (Babinpotdirga) TNI AU, yang akan melaksanakan tugas sebagai tenaga tracer digital Covid-19, di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (27/7/2021).
Hadi mengatakan, laptop ini harus dikuasai karena menjadi senjatanya para Babinsa, Babinpotdirga, dan Babinpotmar. Menurut dia, penguasaan teknologi penting dikuasai untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Karena itu, mereka akan diberikan pelatihan sebagai tenaga tracer digital. Selama ini, mereka hanya melalukan penelusuran lapangan, tetapi hasilnya tak masif. Karena itu, TNI akan menggunakan dua strategi, tracer lapangan dan digital.
Mereka yang menjadi tenaga tracer akan melakukan wawancara kepada warga yang diduga menjalin kontak erat dengan pasien Covid-19. Wawancara dilaksanakan lewat aplikasi Whatsapp atau telepon dengan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan. Namun, bila ada kendala, tenaga tracer lapangan akan menemui warga tersebut. Menurut rencana, mulai minggu depan, 63.000 tracer digital ini akan segera bekerja.
Hasil wawancara dimasukkan dalam sebuah formulir yang telah disiapkan. Tenaga tracer lalu akan berkoordinasi dengan puskesmas untuk melakukan tes dengan antigen. Hadi mengatakan, tugas tracer sangat penting demi mempersingkat birokrasi.
”Para Babinsa, Babinpotmar, dan Babinpotdirga merupakan garda terdepan yang harus mampu untuk melaksanakan upaya memitigasi atau memotong rantai penularan sampe angka paling rendah,” kata Hadi.
Dari kapal ke kapal
Sementara itu, Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono memerintahkan jajarannya untuk mendatangi para anak buah kapal (ABK) yang sedang lego jangkar (ship to ship) menggunakan Kapal Angkatan Laut (KAL) ataupun kapal-kapal dari perhubungan. Hal ini dilakukan karena sesuai dengan ketentuan, para ABK tidak bisa meninggalkan kapal saat lego jangkar ataupun operasi.
Hal tersebut disampaikan Yudo saat mendampingi Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi pada kegiatan serbuan vaksin masyarakat maritim yang dilaksanakan Korps Marinir (Kormar) TNI AL di Pelabuhan Eksekutif Merak, Cilegon, Banten, Selasa.
Satu KAL, satu Kapal Patroli Keamanan Maritim (Patkamla), tiga Kapal Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), serta lima perahu karet Korps Marinir TNI AL diperbantukan dalam misi ini.
Menurut Yudo, kegiatan vaksinasi merupakan program TNI AL yang saat ini juga sudah tergelar dari Sabang sampai Merauke dengan sasaran pelabuhan-pelabuhan, masyarakat pesisir, masyarakat terpenci,l dan juga kapal-kapal yang sedang beroperasi. Vaksinasi ini akan terus dilakukan dengan pengerahan personel dan seluruh kekuatan yang ada, apalagi saat ini Cilegon baru tervaksin sekitar 18 persen.
”Nantinya akan kami lanjutkan, tidak di sini saja, dengan mengerahkan personel TNI AL, gabungan Marinir dengan TNI-Polri dan juga KKP serta Koarmada I dan Lantamal karena di sini baru 18 persen,” kata Yudo.
Sementara itu, Budi Karya mengatakan, Cilegon sebagai daerah merah baru tervaksin sekitar 18 persen sehingga harus ditingkatkan paling tidak menjadi 60 persen. Ia mengajak TNI AL dan institusi lainnya untuk masuk ke daerah-daerah simpul-simpul transportasi. Hal ini penting karena menjadi pelintasan masyarakat dari satu tempat ke tempat yang lain.