Kelompok Bersenjata Kembali Bakar Alat Palapa Ring di Papua
Kelompok kriminal bersenjata kembali melakukan aksi vandalisme fasilitas Palapa Ring di Papua. Kelompok ini membakar alat untuk BTS 5 di Kabupaten Puncak.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata untuk kedua kali membakar fasilitas telekomunikasi Base Transceiver Station 5 Palapa Ring di Kampung Toegi, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua, Senin (8/2/2021). Jajaran Kepolisian Resor Puncak memeriksa dua saksi terkait dengan insiden tersebut.
Kepala Polres Puncak Ajun Komisaris Besar Dicky Hermansyah Saragih saat dihubungi dari Jayapura, Papua, Rabu (10/2/2021), membenarkan informasi pembakaran alat Transceiver Station (BTS) 5 di Kampung Toegi. Dua saksi yang telah diperiksa adalah Kepala Kampung Toegi Yosea Hagabal dan kerabatnya, Lorry Hagabal.
Ia memaparkan, material yang dibakar adalah alat untuk mengganti kerusakan BTS 5 yang dibakar kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kampung Toegi pada 3 Januari 2021. Diketahui pada 3 Januari lalu tidak hanya fasilitas BTS 5 yang dibakar KKB, tetapi juga BTS 4 yang terletak di Distrik Omukia.
Adapun pihak KKB menyampaikan kepada Yosea untuk memberikan uang sebesar Rp 1 miliar apabila ingin pembangunan fasilitas tersebut berjalan aman. Mereka juga meminta pembangunan fasilitas itu hanya untuk layanan telepon saja.
”Diduga KKB yang diduga terlibat dalam aksi pembakaran alat adalah pihak Lekagak Telenggen. Mereka membakar material BTS 5 sekitar pukul 09.00 WIT,” ujar Dicky.
Dicky menuturkan, pihaknya bersama TNI akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Puncak dan PT Palapa Timur Telematika selaku pihak yang mengerjakan pembangunan BTS 5 di Kampung Toegi.
Kami berjuang selama bertahun-tahun agar fasilitas tersebut bisa hadir di Puncak. Ternyata ada pihak yang dengan mudah membakar fasilitas tersebut.
Palapa Timur Telematika terkesan tidak bersinergi dengan kepolisian setempat dalam pengamanan fasilitas BTS 4 dan BTS 5 di Puncak. Pendistribusian material ke BTS 5 juga tidak melibatkan polisi untuk pengamanan, tetapi hanya diserahkan kepada Yosea selaku Kepala Kampung Toegi, dan lima warga.
Dua solusi
”Kami akan menawarkan dua solusi bagi pihak PT Palapa Timur Telematika, yakni pembangunan kembali BTS di tempat yang aman atau menyiapkan pos keamanan agar bisa ditempati pihak kepolisian,” tuturnya.
Bupati Puncak Willem Wandik sangat sedih saat mendengar informasi fasilitas dua BTS dibakar. Hal ini menyebabkan masa depan anak-anak Puncak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan melalui internet terhambat dan pelayanan pemerintahan dengan daring tak berjalan optimal.
”Kami berjuang selama bertahun-tahun agar fasilitas tersebut bisa hadir di Puncak. Ternyata ada pihak yang dengan mudah membakar fasilitas tersebut,” tuturnya.
General Manager Operasi PT Palapa Timur Telematika Widodo Yuli Prasetyo memaparkan, sepanjang tahun 2019 hingga Januari 2021, tercatat telah terjadi 174 ulah vandalisme atau perusakan fasilitas Palapa Ring Timur di wilayah Papua dan Papua Barat. Sementara aksi tersebut belum ditemukan di wilayah Nusa Tenggara Timur dan Maluku, yang juga masuk dalam jaringan Palapa Ring Timur.
”Di Papua, mayoritas aksi vandalisme terjadi di wilayah pegunungan. Aksi vandalisme meliputi menghalangi lokasi pemasangan fasilitas, pemutusan kabel fiber optik, dan yang terberat aksi perusakan perangkat menara di Kabupaten Puncak awal bulan Januari,” kata Widodo.
Ia menuturkan, vandalisme pada proyek Palapa Ring Timur menyebabkan layanan jaringan telekomunikasi di wilayah tersebut mengalami kendala. Pemerintah dan Palapa Timut Telematika sedang berupaya memperbaiki kembali fasilitas yang rusak tersebut.
Sebelumnya, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM), Sebby Sambom, saat dihubungi Kompas, menyatakan, pihaknya terlibat dalam aksi pengerusakan fasilitas BTS di Puncak.
”Dengan aksi ini, TPN OPM menyatakan tidak mau menerima fasilitas Pemerintah Indonesia di wilayah Papua. Kami tidak butuh fasilitas jaringan telekomunikasi,” ujar Sebby.