Kasus Covid-19 Tembus Satu Juta, Menkes: Saat untuk Berduka
Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia tembus angka satu juta. Pemerintah kembali mengingatkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. Pemerintah pun akan meningkatkan pengetesan dan pelacakan guna menekan penularan.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
Kompas/Priyombodo
Petugas dengan mengenakan alat pelindung diri memindahkan pasien Covid-19 di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (13/1/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah kumulatif penderita Covid-19, Selasa (26/1/2021), menembus angka satu juta. Pemerintah kembali mengingatkan masyarakat agar lebih disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Presiden Joko Widodo memimpin rapat internal membahas penanggulangan Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (26/1/2021). Hadir dalam rapat tertutup yang diselenggarakan sekitar pukul 16.00 hingga pukul 17.00 itu, antara lain Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 13.094 orang pada Selasa (26/1/2021). Secara kumulatif, jumlah kasus ini menjadi 1.012.350. Dari jumlah tersebut, 820.356 orang sembuh, sedangkan 28.468 orang meninggal.
Dengan angka menembus satu juta kasus Covid-19 dan tak sedikit di antaranya yang meninggal, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin seusai rapat, menyatakan saat ini adalah saat untuk berduka.
Mengurangi laju penularan, Budi melanjutkan, harus dilakukan dalam mengatasi semakin menanjaknya kurva jumlah kasus di Indonesia. Sebab, hanya dengan ini, fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia tidak terlampau terbebani. Waktu merespons virus ini pun menjadi lebih longgar sembari secara gradual terus mengurangi penularan sampai menghilangkan virus SARS-CoV-2 ini.
Budi Gunadi menegaskan, pemerintah tak bisa bekerja sendiri dalam mengurangi laju penularan. Masyarakat bersama pemerintah perlu saling membantu.
Untuk itu, ada dua hal yang harus dilakukan bersama-sama. Pertama, disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. ”Ini sangat susah dan tidak bisa dilakukan seorang diri, (atau) oleh pemerintah, tanpa bersama-sama rakyat seluruh komponen bangsa membangun gerakan disiplin ini,” kata Budi.
Memastikan protokol kesehatan dijalankan secara ketat dan disiplin, semua harus bekerja keras mengingatkan diri sendiri, teman-teman, keluarga, dan seluruh rakyat yang ada di lingkungan.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Sebagian pengunjung tidak mengenakan masker saat berbelanja di Pasar Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (26/1/2021). Penerapan sejumlah protokol kesehatan, seperti penggunaan masker dan menjaga jarak, di sejumlah pasar tradisional semakin longgar meski pandemi Covid-19 masih mengancam.
Hal kedua adalah pentingnya melakukan pengetesan, pelacakan, dan isolasi mandiri untuk mereka yang terinfeksi Covid-19.
”Ini tanggung jawab Kementerian Kesehatan untuk memastikan program testing bagi rakyat yang diduga terkena agar kita bisa mengidentifikasi dan mengurangi laju penularan, juga pelacakan kontak erat dari yang sudah positif dan menyiapkan tempat isolasi yang nyaman sehingga mereka bisa sembuh tanpa menulari teman-teman yang lain. Di sini kami bekerja sangat keras sehingga program 3T bisa dieksekusi dengan baik,” kata Budi.
Ia yakin masyarakat Indonesia memiliki modal sosial besar dan mampu bersama-sama menjaga protokol kesehatan. Dengan demikian, harapannya, pengorbanan lebih dari 600.000 tenaga kesehatan yang meninggal saat menangani pasien Covid-19 tak sia-sia.
Sebagai bagian upaya menekan penularan Covid-19, pemerintah telah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada 11 Januari sampai 25 Januari di 73 kabupaten/kota di Jawa dan Bali. PPKM lantas diperpanjang hingga 8 Februari seperti disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga selaku Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto, Kamis (21/1/2021).