Sebanyak 15 Sukarelawan PMI Gugur Selama Menangani Pandemi Covid-19
Palang Merah Indonesia telah menerjunkan hampir 7.000 sukarelawan untuk membantu penanganan Covid-19 di Indonesia.
Oleh
Fajar Ramadhan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Palang Merah Indonesia telah menerjunkan hampir 7.000 sukarelawan untuk membantu penanganan Covid-19 di Indonesia. Sebanyak 15 sukarelawan wafat saat sedang menjalankan tugasnya.
Sepanjang tahun 2020, Palang Merah Indonesia (PMI) mencatat telah mengerahkan 18.534 sukarelawan untuk terlibat dalam misi kemanusiaan. Dari jumlah tersebut, 6.940 sukarelawan diterjunkan dalam operasi penanganan pandemi Covid-19.
”Sebanyak 15 sukarelawan PMI gugur dalam menjalankan tugas kemanusiaan selama penanganan Covid-19,” kata Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said dalam konferensi pers virtual ”Catatan Akhir Tahun 2020” di Jakarta, Rabu (30/12/2020).
Menurut Sudirman, PMI juga turut melayani penanganan jenazah Covid-19 di 62 kabupaten/kota dan 17 provinsi. Dia memperkirakan jumlah penerima manfaat dari penanganan ini mencapai 1.223 jiwa. Di sisi lain, ambulans PMI juga telah melayani sekitar 1,7 juta jiwa.
Selain menerjunkan ribuan sukarelawan, PMI juga mengerahkan 45 unit gunner atau truk tangki yang dilengkapi dengan penyemprot untuk melakukan disinfeksi. Gunner ini disebar di 10 provinsi Indonesia yang dianggap sebagai episentrum penyebaran Covid-19.
Selain itu, PMI juga mengerahkan 200 mobil bak spraying di 34 provinsi dan 106 sprayer motor di delapan provinsi episentrum Covid-19. ”Diperkirakan, total penerima manfaat disinfeksi massal mencapai 53 juta jiwa,” kata Sudirman.
Di sisi lain, PMI juga terlibat dalam penguatan mitigasi Covid-19 kepada masyarakat. Salah satunya dengan membagikan paket untuk mendukung pola hidup, bersih, dan sehat (PHBS) yang berisi sabun, masker, dan hand sanitizer.
”Upaya ini sudah menjangkau lebih dari 6,6 juta jiwa. Untuk masker saja kami sudah membagikan sekitar 6 juta buah,” tambahnya.
PMI juga dibantu oleh para mitra dari dunia industri untuk membuat fasilitas cuci tangan pada 676 titik strategis. Titik-titik itu antara lain tersebar di pasar, puskesmas, tempat ibadah, hingga ruang terbuka publik.
90 persen donor
Meski jumlah pendonor darah pada awal masa pandemi Covid-19 menurun, PMI rupanya juga masih mampu memenuhi 90 persen kebutuhan darah secara nasional. Sepanjang 2020, perolehan kantong darah PMI mencapai sekitar lima juta kantong.
”Sejauh ini jumlah pendonor aktif kami catat sebanyak 1,2 juta. Kami juga mendapatkan pendonor-pendonor baru dari TNI, Polri, dan ASN,” katanya.
Di sisi lain, 2.100 pasien Covid-19 telah menerima donor plasma konvalesen. Seperti diketahui, plasma konvalesen ini digunakan sebagai terapi penyembuhan Covid-19. PMI mencatat tingkat kesembuhan pasien yang menerima terapi ini mencapai 95 persen.
”Ini menjadi topik yang hangat karena permintaan kepada PMI luar biasa besar. Tapi di kami jarang ada stok karena begitu dapat langsung disalurkan,” katanya.
Sebanyak 15 sukarelawan PMI gugur dalam menjalankan tugas kemanusiaan selama penanganan Covid-19
Sepanjang 2020, PMI juga mencatat ada 2.454 kejadian bencana di Indonesia. Dari total bencana tersebut, respons yang dilakukan PMI telah menjangkau 1.100.544 jiwa. Pelayanan yang diberikan PMI di lokasi bencana meliputi sarana air bersih, hunian sementara, bantuan non-tunai, pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko bencana.
”Protokol kami, maksimal enam jam setelah bencana sukarelawan kami harus ada di lapangan. Seberat apa pun bencananya,” katanya.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selama 1 Januari-28 Desember 2020 Indonesia mengalami 2.925 kejadian bencana alam. Jenis bencana yang paling banyak terjadi adalah banjir dengan 1.065 kejadian, puting beliung (873), dan tanah longsor (572). (Kompas, 30 Desember 2020)
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengemukakan, Indonesia mengalami 8.264 kali gempa bumi berdasarkan data seismisitas 2020. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2019, dimana terjadi 11.515 kali.
Target 2021
Dalam kesempatan ini, Sudirman turut menyampaikan prioritas PMI pada tahun 2021 nanti. Menurutnya, PMI akan terus melanjutkan operasi penanggulangan Covid-19. Operasi ini nantinya akan melibatkan masyarakat.
Selain itu, PMI juga tengah meningkatkan kesiagaan dalam menghadapi bencana alam. ”Kita tahu La Nina akan datang dan biasanya akan diikuti oleh cuaca ekstrim seperti banjir bandang dan longsor," katanya.
PMI juga tetap bertekad menjaga ketersediaan darah di seluruh unit donor darah. Tidak hanya itu, PMI juga akan memaksimalkan layanan donor plasma konvalesen agar lebih banyak pasien Covid-19 yang menjadi penerima.
Kepala Divisi Kesehatan dan Sosial Eka Wulan Cahyasari juga menekankan kepada semua pihak untuk meningkatkan kewaspadan usai periode libur natal dan tahun baru berakhir. Menurutnya, hal ini adalah tantangan pertama pada tahun 2021 nanti.
”Tantangan lainnya yaitu berkaitan dengan pembelajaran tatap muka di sekolah. Perlu ada strategi baru untuk mengedukasi masyarakat,” katanya.
Menurut Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat Arifin Muh Hadi, puncak La Nina diprediksi masih akan terjadi pada Januari. Untuk itu, dia sudah menginstruksikan kepada semua PMI daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana.
”Kami sudah meminta PMI kabupaten dan kota mempersiapkan personelnya beserta peralatan,” ungkapnya.
Arifin menambahkan, semua sukarelawan PMI yang disiapkan untuk penanggulangan bencana juga sudah diberikan pembekalan agar bisa menjadi edukator bagi masyarakat. Sukarelawan harus bisa memastikan para korban tetap mematuhi protokol kesehatan meski berada di tempat-tempat pengungsian.
”Termasuk memastikan kebutuhan air dan penataan di kamp pengungsian selama pandemi Covid-19,” katanya.