Selama pandemi covid-19, masker telah dianggap sebagai bagian tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat. Meskipun demikian, pemakaian masker harus terus dikampanyekan untuk mencegah penyebaran covid-19.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
Herlina (35) menyemprotkan disinfektan dari botol semprot kecil ke permukaan lantai mushala yang akan ia pakai untuk tempat sujud. Sesuai dengan protokol kesehatan, mushala mal tidak menyediakan sajadah umum agar tidak menularkan virus korona jenis baru kepada umat yang beribadah.
Akibat lupa membawa sajadah pribadi, ibu rumah tangga asal Jakarta Selatan itu mencoba melindungi diri dengan disinfektan. Disinfektan itu ia selalu bawa ke mana saja, tidak terkecuali ke mal berkelas, seperti Senayan City di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.
”Sejak masyarakat sudah boleh ke tempat publik seperti ini, saya selalu bawa disinfektan, handsanitizer, dan pakai masker kain ditambah face shield," kata ibu dua anak itu saat ditemui Kompas.
Perlindungan itu juga berusaha ia terapkan kepada ibunya, Nuraini (62), yang ikut pergi ke mal tersebut hari itu. Dengan umur yang sudah lanjut usia, Herlina berusaha memastikan Nuraini tetap terlindungi saat menjalani hobi mereka, yakni pergi ke mal.
Dengan mengikuti protokol dan upaya perlindungan diri, termasuk dengan membatasi waktu keluar rumah, ia yakin cara itu bisa menghindari mereka dari penularan Covid-19.
”Di kota seperti ini susah buat kita mengatur orang lain, kan. Jadi, memang harus dari diri kita yang punya kesadaran untuk melindungi diri dan setidaknya orang terdekat kita,” ujarnya.
Pengunjung mal lain, seperti Dedi (29), juga masih berupaya melindungi diri dari penularan Covid-19 dengan memakai face shield. Meski alat itu, menurut pengamatannya, sudah semakin sedikit digunakan, ia tidak mau menurunkan standar perlindungan untuk dirinya.
”Kadang kalau di mal seperti ini saya minder karena sudah jarang orang yang pakai face shield. Tapi, saya tetap usahakan untuk pakai ketika pergi ke luar rumah,” katanya.
Pria yang tinggal di Jakarta Barat itu juga tidak lengah memakai masker. Walau tidak pernah membawa masker cadangan setiap keluar rumah, ia selalu mengganti masker sekali pakai yang ia stok banyak di rumah. Baginya, alat perlindungan tersebut masih penting di tengah terus bertambahnya kasus positif Covid-19 di Jakarta.
”Pekerja lepas seperti saya yang tidak bisa diam di rumah mau enggak mau memang perlu pergi ke luar. Tapi, dengan semakin bertambahnya kasus di Jakarta dan sekitarnya, kita yang harus pintar-pintar memproteksi diri, sih,” katanya.
Di pusat perbelanjaan lain, Rifki dan Dinar, karyawan swasta di bilangan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, bahkan telah menganggap masker sebagai bagian tidak terpisahkan dari keseharian mereka. Keharusan memakai masker di kantor dan tempat umum lainnya membuat mereka terbiasa.
”Karena sudah sering, ketika makan pun saya suka enggak melepas masker, cuma diturunin di dagu gitu. Jadi, ketika lagi enggak mengunyah makanan, langsung tutup mulut dan hidung lagi pakai masker,” tutur Rifki sambil terkekeh.
Sahabatnya, Dinar, merasakan, pemakaian masker sudah menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan, bahkan ketika sedang mengobrol lepas di tempat hiburan, seperti mal. Menurut dia, pemerintah dan swasta sudah sukses membiasakan penggunaan masker sebagai alat perlindungan Covid-19 di dalam ruangan publik.
”Sayangnya, kalau kita lihat di jalanan dan permukiman, banyak masyarakat yang belum disiplin pakai masker,” ujarnya.
Pada kesempatan berbeda, Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didin Junaedi, kepada Kompas, mengimbau masyarakat agar mau ikut menjadi bagian dari pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan di tempat hiburan dan wisata.
”Contoh, ketika pergi ke mana, kalau lihat ada orang lain enggak pakai masker, kita harus berani menegur. Kalau ada satpam atau Satpol PP, laporkan saja yang enggak pakai (masker) agar dikasih hukuman, tapi jangan terlalu ringan juga, harus ada manfaatnya yang jelas dan efek jera,” tuturnya.
Kepatuhan masyarakat dan pengawasan yang dilakukan semua pihak, menurut dia, tetap penting. Selain penting untuk menekan angka kasus penularan Covid-19, kerja sama itu juga akan membantu pemulihan tempat usaha dan pergerakan ekonomi.