Sensus Penduduk Online akan dilakukan mulai 15 Februari sampai 31 Maret 2020. BPS menargetkan selama sensus daring itu sekitar 23 persen warga melakukan sensus secara mandiri.
Oleh
Andreas Maryoto
·4 menit baca
KOMPAS/HERU SRI KUMORO (KUM) 04-02-2020
Pegawai Badan Pusat Statistik memantau lewat monitor pelaksanaan simulasi Sensus Penduduk Online 2020 di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (4/2/2020). Simulasi ini digelar sebagai persiapan Sensus Penduduk 2020 secara daring yang akan dilaksanakan pada 15 Februari-31 Maret 2020.
Di laman Badan Pusat Statistik tampak hitung mundur pelaksanaan Sensus Penduduk 2020. Sensus akan dimulai tepatnya 15 Februari. Petugas belum mendatangi rumah kita seperti sensus pada masa lalu, tetapi pada saat itu kita secara aktif melakukan sensus melalui Sensus Penduduk Online.
Badan Pusat Statistik sudah bekerja sama dengan beberapa kalangan, termasuk lembaga sejenis di Australia, Turki, dan Korea Selatan untuk melakukan sensus ini. Mereka telah melaksanakan sensus penduduk dalam jaringan (daring).
”Kita telah melakukan persiapan Sensus Penduduk Online sejak tiga tahun yang lalu. Awal tahun lalu, kita telah berdiskusi panjang dengan badan statistik negara lain yang sudah memiliki pengalaman melakukannya. Kita mengadopsi sesuatu yang bagus dari pengalaman mereka,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto beberapa waktu lalu. Ia juga mengungkapkan tujuan sensus kali ini adalah memproyeksikan penduduk Indonesia pada tahun 2060 sehingga diketahui proyeksi beban yang harus ditanggung pada masa itu seperti jumlah kebutuhan dasar pangan, perumahan, pendidikan, dan lain-lain.
Sensus Penduduk Online akan dilakukan mulai 15 Februari sampai 31 Maret 2020. Selama masa itu, penduduk bisa melakukan sensus dengan cara masuk ke laman BPS kemudian membuat akun berbasis kartu tanda penduduk dan kartu keluarga. Salah satu alasan penggunaan sensus daring ini karena literasi penggunaan teknologi informasi yang semakin baik. BPS menargetkan selama sensus daring itu sekitar 23 persen warga melakukan sensus secara mandiri.
Kompas/Heru Sri Kumoro
Pegawai Badan Pusat Statistik mengamati papan informasi hasil simulasi sementara Sensus Penduduk 2020 secara online (dalam jaringan/daring) di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (4/2/2020). Simulasi ini digelar sebagai persiapan Sensus Penduduk 2020 secara daring yang akan dilaksanakan pada 15 Februari-31 Maret 2020.
”Apabila kelak masyarakat sudah bisa diajak melakukan sensus secara mandiri, pada tahun 2030 sebenarnya mereka melakukan registrasi secara penuh,” kata Suhariyanto. Registrasi berarti setiap perubahan data kependudukan dilakukan secara mandiri oleh penduduk. Sebagai persiapan sensus, BPS telah melakukan uji coba terhadap sekitar 16.000 pegawainya sendiri. Sejauh ini berdasarkan uji coba, semua sistem telah siap untuk melakukan sensus daring.
Kesiapan di daerah juga sudah dimatangkan. BPS melakukan beberapa kali sosialisasi. Provinsi Bali mengatakan siap melaksanakan sensus daring dan optimistis bisa lebih banyak warga yang melakukannya karena literasi digital cukup tinggi di tempat itu. Dalam melaksanakan sensus ini, BPS bekerja sama dengan beberapa kalangan, seperti Badan Siber dan Sandi Negara, Google, dan Microsoft.
Dengan menggunakan sensus penduduk daring, BPS berharap sejumlah masalah sensus selama ini bisa diatasi. Sensus wawancara langsung harus dilakukan dengan berkunjung ke warga. Langkah ini memiliki tantangan keengganan warga meski sudah bekerjasama dengan para pengelola perumahan atau apartemen. Di sisi lain karena mobilitas penduduk, saat petugas datang mereka tidak berada di rumah.
Dari uji coba yang dilakukan di daerah-daerah, yang didahului dengan sosialisasi yang cukup kencang, ternyata menghasilkan keterlibatan warga yang bagus. Uji coba di salah satu wilayah di Yogyakarta dengan melibatkan lurah dan ketua rukun tetangga bisa mendapatkan data sekitar 47 persen dari penduduk setempat. Lurah dan ketua rukun tetangga di wilayah itu mempunyai kelompok sehingga mereka bisa diajak untuk ikut sensus. Tokoh masyarakat berperan dan mereka bisa memantau saat uji coba sensus.
Kompas/Heru Sri Kumoro
Hitung mundur pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 secara daring di laman http://sensus.bps.go.id ditampilkan di ruang pemantauan Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (4/2/2020). Sensus Penduduk 2020 secara daring akan dilaksanakan pada 15 Februari-31 Maret 2020.
Tahun 2030
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik Mohammad Ari Nugraha mengatakan, dari contoh beberapa negara menunjukkan keberhasilan sensus daring. Australia yang awalnya keikutsertaan penduduk dalam sensus 2006 hanya 10 persen, pada sensus terakhir sudah mencapai 80 persen. Apabila sudah tumbuh budaya registrasi, sensus dilakukan hanya tinggal mengambil data registrasi penduduk. Kondisi ini yang diharapkan terjadi di Indonesia pada tahun 2030.
Dalam sejarah sensus di Indonesia, sensus tahun ini merupakan sensus ketujuh. Ada dua perbedaan utama dalam sensus kali ini dibandingkan sensus sebelumnya. Pertama adalah dengan menggunakan data kependudukan sebagai basis dengan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri. Data dicek kemudian akan menjadi satu data kependudukan. Kedua adalah BPS mengenalkan pengambilan data dengan menggunakan multikanal, termasuk dengan sensus penduduk secara daring.
Terkait dengan aspek penggunaan data kependudukan di Kementerian Dalam Negeri untuk basis sensus, BPS menyatakan sudah ada aturan yang membolehkan penggunaan data itu. Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2019 mengenai Strategi Nasional Percepatan Administrasi Kependudukan untuk Pengembangan Statistik Hayati. Di dalam lampirannya, BPS boleh menggunakan data kependudukan sebagai dasar sensus penduduk.
Kunci keberhasilan sensus daring ini adalah orang harus merasa mudah saat mengisi. Ada 21 pertanyaan di dalam sensus kali ini, dari mulai data dasar sampai tentang listrik, lantai rumah, penggunaan air, dan keberadaan septic tank. Sejauh ini sudah diuji coba dan tak ada halangan. Apabila semua lancar, budaya registrasi bisa dikembangkan sehingga ada tanggung jawab dari penduduk untuk memperbarui datanya. Otomatis dengan kualitas data yang lebih bagus, layanan ke penduduk juga akan tepat.