logo Kompas.id
HumanioraSkema Subsidi Iuran Peserta...
Iklan

Skema Subsidi Iuran Peserta Menyalahi Undang-undang

Tiga undang-undang tidak menyebutkan dana jaminan sosial dapat dialihkan untuk membayar selisih kenaikan iuran peserta JKN-KIS. Maka, jika sampai dilaksanakan, artinya ada pelanggaran terhadap undang-undang.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Ye2Tkl26RFA7HvbaqI6gta2XPAo=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2F20191014_ENGLISH-ANAPOL_F_web_1571064395.jpg
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Suasana di Paviliun B Rumah Sakit Siloam Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Banten, Jumat (9/8/2019). Hampir 90 persen pasien yang berobat di Paviliun B Rumah Sakit Siloam adalah peserta BPJS Kesehatan.

JAKARTA, KOMPAS — Skema pemanfaatan surplus dana jaminan sosial untuk membayar selisih kenaikan iuran peserta mandiri kelas III pada program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat menyalahi ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu, rekomendasi terkait skema tersebut seharusnya gugur dan tidak bisa diberlakukan.

Dalam rapat pada 12 Desember 2019, Komisi IX DPR mendukung rekomendasi Kementerian Kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) untuk memanfaatkan surplus dana jaminan sosial (DJS) sebagai alternatif pembayaran selisih kenaikan iuran peserta mandiri kelas III.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000