Tiga Tahun Berturut-turut ”Kompas” Raih Penghargaan Media Berdedikasi
Harian Kompas meraih penghargaan sebagai media cetak berdedikasi dalam penggunaan bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Oleh
Fajar Ramadhan
·3 menit baca
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN
Harian Kompas meraih penghargaan sebagai Media Cetak Berdedikasi pada Acara Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2019. Penghargaan diberikan oleh Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dadang Sunendar (kanan) kepada Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas P Tri Agung Kristanto (kiri) di Jakarta, Senin (28/10/2019).
JAKARTA, KOMPAS — Harian Kompas meraih penghargaan sebagai media cetak berdedikasi dalam penggunaan bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, Senin (28/10/2019). Penghargaan ini diterima harian Kompas karena telah menerima penghargaan sebagai media cetak berbahasa Indonesia terbaik selama tiga kali.
Penghargaan media cetak berdedikasi tersebut diberikan Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dadang Sunendar kepada Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas P Tri Agung Kristanto.
Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Dadang, Mendikbud Nadiem Makarim menyatakan apresiasinya kepada para penerima penghargaan. Ia berharap agar capaian tersebut dapat mendorong para pegiat kebahasaan dan sastra berkiprah di level regional dan global.
”Selamat kepada penerima penghargaan yang terus berkreasi menjayakan kebahasaan dan sastra di Tanah Air,” katanya.
Penghargaan untuk media berdedikasi ini diberikan karena sebelumnya harian Kompas telah menerima penghargaan sebagai media cetak berbahasa Indonesia terbaik selama tiga kali. Selain harian Kompas, pada tahun ini Koran Tempo dan Media Indonesia juga meraih penghargaan yang sama.
Bagi harian Kompas dan Koran Tempo, penghargaan sebagai media cetak berdedikasi juga pernah diterima sebelumnya pada 2017 dan 2018. Sementara itu, tahun ini ada 10 media cetak peraih penghargaan berbahasa Indonesia terbaik. Mereka, antara lain, Republika, Tribun Jabar, dan Bisnis Indonesia.
”Penilaian yang kami lakukan melibatkan berbagai unsur. Selain dari internal, ada juga akademisi dan wartawan. Tidak hanya soal ejaan atau pilihan kata, penilaian juga menyangkut kebenaran dan kerunutan informasi,” kata Ketua Bulan Bahasa dan Sastra 2019 Ovi Soviaty Rivai.
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN
Para peraih penghargaan berfoto bersama dalam acara puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2019 di Jakarta, Senin (28/10/2019).
Penghargaan terhadap penilaian penggunaan Bahasa Indonesia di media cetak bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada media yang secara konsisten menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mendorong media massa agar meningkatkan kualitas bahasanya.
Penghargaan media berdedikasi dan berbahasa Indonesia terbaik diberikan pada acara puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2019. Acara tersebut merupakan acara tahunan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda. Adapun tema pada perhelatan tahun ini ialah ”Maju Bahasa dan Sastra, Maju Indonesia”.
Selain kepada media, penghargaan juga diberikan kepada para pegiat literasi kebahasaan melalui beragam kategori, antara lain Anugerah Tokoh Kebahasaan, Acarya Sastra, Taruna Sastra atau Sastrawan Berkarya 3T. Penghargaan juga diberikan untuk pemenang lomba mendongeng bagi penyandang disabilitas netra.
Menurut Nadiem, perkembangan bahasa dan sastra Indonesia mesti terus diselaraskan dengan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan yang dimaksud dari bidang budaya, politik, ekonomi, hukum, teknologi, dan pemerintahan. Dalam hal ini, peran Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan menjadi krusial.
”Bulan Bahasa dan Sastra merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan ini, baik di pusat maupun daerah,” katanya.
KOMPAS/FAJAR RAMADHAN
Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dadang Sunendar.
Dadang menambahkan, Bulan Bahasa dan Sastra menjadi momentum bagi para ahli bahasa dan sastra memunculkan inovasi untuk meningkatkan literasi. Tahun ini, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan meluncurkan sejumlah produk kebahasaan.
Produk tersebut antara lain lima Kamus Bahasa Indonesia dengan Bahasa ASEAN, lima Kamus Vokasi, Kamus KBBI Disnetra, dan buku peta bahasa daerah yang memuat kajian 718 bahasa daerah. ”Tahun lalu kami sudah meluncurkan KBBI Braille bagi penyandang disabilitas netra untuk peningkatan literasi,” ujarnya.