Peledakan pertama penyelidikan Seismik di pangkalan perkemahan Seismik PN Permina (Perusahaan Minyak Nasional) Unit III di Leuwigede, Jatibarang, dilakukan Menteri Penerangan BM Diah, Selasa (25/7/1967) siang, sebagai tanda dimulainya kembali usaha mencapai sumber-sumber minyak dan gas bumi di Jawa Barat (Kompas, Kamis, 27/7/1967, halaman 2). Kegiatan itu dibantu beberapa tenaga ahli dari CGG (Compagnie Generale de Geophysique) dari Perancis.
Survei seismik pada tahap pertama meliputi daerah sekitar Cirebon, Indramayu, dan Majalengka dengan biaya operasional per bulannya sekitar 35.000 dollar AS. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Migas Nomor 124/M/Migas/1966 tentang reorganisasi PN Permina yang terbagi dalam lima unit, Unit III membawahi Jawa dan Madura (kecuali Cepu) yang terdiri dari proyek pembangunan Bongas, Jawa Barat, dan eks Shell di Jawa.
Setelah bekerja keras lebih dari satu bulan, tim survei Permina Unit III dapat menemukan ”telaga minyak” di sekitar Jatibarang, Cirebon, September 1967. Menurut keterangan ketua tim, Marinoadi BSc, isinya lebih besar dibandingkan dengan proyek minyak pertama di Bongas, Majalengka.
Proyek produksi minyak Jatibarang itu nantinya menyalurkan minyak mentah dari sumber-sumber di daerah Jatibarang sampai ke dalam kapal-kapal tanker yang berjarak 18 kilometer dari pantai. Pembiayaannya dilakukan bertahap dengan bantuan dari Jepang yang dimulai pada September 1970 dan dilaksanakan oleh Mitsui-Marubeni. Diperkirakan pada April 1973 proyek senilai 80 juta dollar AS tersebut selesai.
Pada Sabtu (5/8/1972) siang, sebanyak 30 insinyur dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Jakarta meninjau Proyek Jatibarang Pertamina Unit III. Rombongan yang dipimpin Ir Debataradja ini diterima Manajer Proyek/General Manager Pertamina Unit III Ir N Sutan Assin. Mereka meninjau antara lain pengeboran sumur DTB 73, pembangunan tangki pengumpulan minyak sebelum dikapalkan, dan terminal penampungan minyak yang
siap dikapalkan.
Di bawah derasnya hujan, Presiden Soeharto meresmikan beroperasinya lapangan minyak Pertamina di Jatibarang dan terminal minyak Balongan, Kamis (10/5/1973). Menteri Pertambangan M Sadli menjelaskan, produksi awal pada 26 April 1973 sebanyak 40.000 barel per hari dengan harga di pasaran 3,80 dollar AS per barel.
Direncanakan, pada awal Juli 1973, hasilnya telah diekspor ke luar negeri dari Balongan. Selama 45 tahun, lapangan minyak Jatibarang mewarnai perjalanan Pertamina yang akan merayakan hari jadi ke-61 (1957-2018) pada 10 Desember nanti. Dirgahayu....