JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah Indonesia dan Jerman terus berkolaborasi meningkatkan kualitas vokasi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompetitif dalam era persaingan global. Kerja sama ini berbentuk program pelatihan calon pelatih tingkat mahir dari dunia industri untuk melatih lebih banyak lagi pelatih kejuruan.
Tujuan utama dalam kerja sama ini adalah memperkuat sistem pendidikan kejuruan untuk menghasilkan generasi muda kompeten dan berdaya saing tinggi yang sesuai kebutuhan pasar kerja. Industrie-und Handelskammer (IHK), Kamar Dagang dan Industri, Trier dari Jerman, menyediakan program pelatihan pelatih termasuk membantu mereka menyiapkan kurikulum pendidikan kejuruan yang sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan sektor industri.
Deputi Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, Daya Saing Koperasi, serta Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Koordinator Perekonomian Rudy Salahuddin menandatangani deklarasi kerja sama kemitraan Indonesia-Jerman dengan CEO IHK Trier Jan Glockauer di Jakarta, Rabu (24/10/2018). Penandatanganan ini disaksikan oleh Kepala Kerja Sama Pembangunan Kedutaan Besar Republik Federal Jerman Rafael Teck, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Anton J Supit, serta perwakilan dari kementerian terkait.
“Kita berharap kerja sama ini bisa meningkatkan penyiapan kurikulum dan pengajar pelatihan kejuruan. Jumlah dan kualitas tenaga pelatih dan pengajarnya pun bisa ditingkatkan,” ujar Rudy.
Presiden Joko Widodo telah menetapkan tahun 2018 sebagai momentum menyiapkan sistem pembangunan modal manusia yang kompeten dan produktif. Untuk itu, pengembangan kualitas modal manusia, terutama generasi muda, mendapat perhatian serius dalam alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.
Kerja sama dengan IHK Trier sudah berjalan dua tahap, yakni 2012-2015 dan 2015-2018. Dalam kolaborasi tahap ketiga ini, target utamanya adalah membangun strategi jitu untuk menyinkronkan dunia pendidikan dan industri agar generasi muda lebih kompeten dan produktif sehingga mudah diserap pasar kerja saat lulus sekolah kejuruan.
Dalam kerja sama sebelumnya, IHK Trier fokus melatih keterampilan pedagogi para guru di beberapa sekolah menengah kejuruan (SMK) agar memiliki kemampuan mengajarkan praktik dan teori siswa secara berkesinambungan. Adapun untuk tiga tahun ke depan, IHK Trier bersama pemerintah, Kadin Indonesia, dan sejumlah mitranya akan melatih kemampuan pedagogi pekerja-pekerja perusahaan agar mampu mendidik peserta pelatihan kejuruan hingga kompeten dan kompetitif sesuai kebutuhan dunia usaha.
Anton mengapresiasi Presiden Jokowi yang memilih vokasi sebagai hal yang sangat strategis untuk membangun modal manusia yang kuat dan menyejahterakan rakyat. Anton mengajak dunia industri mendukung desain besar vokasi yang dibuat Kementerian Koordinator Perekonomian agar pendidikan dan pelatihan kejuruan berjalan sesuai kebutuhan pasar kerja yang semakin kompetitif.
“Jerman sudah membuktikan, kekuatan ekonomi saat ini mereka peroleh karena dua pilar, pendidikan dan industri. Kita belajar dari Jerman dan menyesuaikannya dengan kebutuhan sehingga cita-cita Presiden Jokowi bahwa Indonesia punya modal manusia yang kompeten dan kompetitif bisa tercapai,” ujar Anton.