JAKARTA, KOMPAS - Pameran karya seni dua dan tiga dimensi oleh Mitra Seni Indonesia berakhir pada Minggu (26/8/2018). Acara ini berlangsung selama empat hari di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Melalui pameran, Mitra Seni Indonesia turut mendorong promosi dan penjualan karya seniman lokal asal Bandung, Jawa Barat.
Ketua Umum Mitra Seni Indonesia (MSI) Ken Subagiyo, Minggu, dalam sambutannya mengatakan, pameran yang dimulai pada Kamis (23/8/2018) ini diikuti oleh 26 anggota dan 15 keluarga MSI. Tak hanya itu, 10 pelukis dari Kampung Budaya dan Seni Jelengkong, Bandung, Jawa Barat, juga turut terlibat.
"Para pelukis dari kampung Jelengkong merupakan binaan dari program bidang pembinaan dan pengembangan MSI, sejak pertengahan 2016," ujar Ken. Adapun para pelukis ini juga diikutsertakan dalam program Residensi Sunaryo Art Space dari galeri selasar dan lokakarya.
Ketua Dewan Pembina MSI Susrinah Sanyoto Sastrowardoyo mengapresiasi keikutsertaan pelukis dari kampung Jelengkong. "Ini langkah bagus dan mulia. Dengan pameran ini dapat membantu mereka dalam promosi maupun penjualannya," ujarnya.
Dalam empat tahun MSI telah menyelenggarakan tiga pameran. Adapun pameran ini menghadirkan berbagai karya 2 dam 3 dimensi, seperti lukisan cat minyak atau akrilik, sulam pita, lukisan kain, perhiasaan, serta karya lain.
Di sisi lain, Ken mengatakan, keikutsertaan keluaga MSI sebagai peserta pameran bertujuan memberi motivasi kepada generasi penerus. "Supaya generasi penerus dapat menekuni dan memamerkan hasil karya seninya," katanya.
Selain menyelenggarakan pameran, MSI juga mengadakan pelatihan melukis bagi para anggota. Tujuannya, agar para anggota dapat menghasilkan karya bermutu dan bagus. Lebih dari itu, kegiatan ini berupaya meningkatkan apresiasi terhadap karya-karya seni dari pelukis dalam negeri.
Variatif
Pameran ini menampilkan karya dengan karakteristik variatif, sesuai dengan potensi dan perasaan masing-masing dalam gaya berbeda-beda. Semua itu mewujud dalam 103 karya dalam pameran ini.
Yati Mariana (69) salah seorang seniman pelukis kain mengatakan, sejak 1990 telah memilih kain sebagai medium karya. Dalam bentangan kain, Yati melukis berbagai motif, mulai dari bunga hingga batik.
Dalam bentangan kain 120x200 sentimeter, Yati melukis diatas kain satin prima dan diberi judul "Bunga Berseri dalam Prada". Karya tersebut diwujudkannya dalam bentuk bunga biru yang sedang bermekaran. Bunga ini tampak cerah dengan hamparan latar belakang berwarna hijau pupus.
Karya lain milik Syandria Kameron (19) lebih bersifat realis. Pemandangan alam mendominasi tiga dari empat lukisannya. "Saat berlibur, saya biasanya memotret pemandangan, kemudian saya lukis," kata Syandria.
Menggunakan teknik akrilik, lukisan Syandria menampilkan pemandangan mentari yang tengah terbenam. Cahaya kuning keemasan berpendar, menyajikan temaram senja di pinggir lautan.
Selain itu, Tata Kurnia, seniman lukis dari Desa Sindang Sari, Bandung, menampilkan lukisan yang terinspirasi dari hal yang diakrabinya di kampung. Ia melukis wanita desa.
Wanita desa mewujud dalam kanvas dan cat minyak. Menampilkan wanita desa pulang kerja dari sawah, wajahnya lelah, sambil tersenyum simpul. "Tak banyak cerita, hanya terinspirasi dari kejadian sehari-hari saya," kata Tata.
Tak hanya menampilkan karya variatif, usia para peserta dalam pameran ini juga bermacam-macam. Mulai dari siswa sekolah dasar, mahasiswa, dokter, hingga staf pengajar universitas. (DIONISIO DAMARA)