SURABAYA, KOMPAS — Kegiatan Festival Panji Internasional akan dimulai Rabu (27/6/2018) hingga 13 Juli 2018 di delapan kota di Tanah Air. Festival ini yang kedua setelah 2017 yang berskala nasional.
Festival diselenggarakan oleh Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan pemerintah-pemerintah daerah, yakni Pemerintah Provinsi Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Bali.
Delapan kota yang dikunjungi, yakni Denpasar, Jakarta, Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Pasuruan, dan Yogyakarta, serta masih diikuti dua negara peserta kesenian asal Kamboja dan Thailand. Juga ada keterlibatan peserta ilmuwan pengkaji Budaya Panji asal Jerman, Thailand, Malaysia, Belanda.
Kepala Dinas Pariwisata Jatim Jarianto, Selasa (26/6/2018), di Surabaya, mengatakan, pengakuan yang sudah diberikan oleh UNESCO terhadap naskah cerita Budaya Panji sebagai warisan budaya dunia bisa dibuktikan oleh praktik budaya Panji yang selama ini hidup sebagai aneka bentuk ekspresi kebudayaan, di antaranya berupa kesenian tari topeng, kebiasaan-kebiasaan, relief candi, cerita tutur yang hidup di Nusantara dengan berbagai variasinya.
Melalui Festival Internasional Budaya Panji Internasional itu, kata Jarianto, Indonesia menunjukkan kekayaan budaya luhur yang dimiliki bangsa ini secara orisinal. Budaya Panji diyakini sebagai bentukan budaya yang relatif otonom yang tidak dipengaruhi oleh narasi budaya besar mana pun.
Namun, kenyataannya, pernik Budaya Panji yang diyakini hidup di Nusantara dari masa Kerajaan Kadiri abad ke-13 terbukti telah hidup berbilang abad hingga Majapahit dan tersebar di wilayah lain secara global hingga ke utara, hingga Malaysia, Thailand, bahkan Jepang. Fenomena ini yang kemudian disebut ”warisan bersama”.
Festival Panji Internasional berlangsung dengan tema ”Menggugah Warisan-Bersama Sastra dan Budaya Panji” berlokasi di Denpasar, Bali, bersamaan dengan Pesta Kesenian Bali, berlanjut ke Taman Candrawilwatikta Pandaan (1/7/2018), Taman Krida Budaya Jatim di Kota Malang (2/7/2018), Candi Penataran Blitar (3/7/2018), Pendapa Kabupaten Tulungagung (4/7/2018), Candi Tegowangi Kediri (5/7/2018), diteruskan ke Yogyakarta (6-8/7/2018) dan Jakarta (9-13/7/2018).
Di Jawa Timur Festival tersebut juga berbarengan dengan Festival Panji Nusantara yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, kata Henri Nurcahyo, budayawan, aktivis Budaya Panji dan juga bertindak sebagai kurator Festival di Jawa Timur.
Menurut Henri, bentuk kegiatannya bermacam-macam dan berbeda-beda antarlokasi kegiatan, tetapi berada di seputar pergelaran kesenian, workshop dan seminar, peningkatan apresiasi di kalangan generasi muda dalam bentuk lomba-lomba bagi pelajar dan umum, kunjungan budaya, pameran artefak Budaya Panji, yakni naskah kuno, lukisan, topeng dan berbagai ekspresi benda seni bertema Panji, penerbitan buku, serta pemutaran film dan animasi.
Sesuai penjelasan Direktur Kesenian Ditjenbud Kemdikbud Restu Gunawan, ada peserta luar negeri yang bakal menyajikan presentasi kesenian berbasis Budaya Panji, yakni dari Thailand dan Kamboja. Di dalam seminar akan hadir para pakar Budaya Panji dari pusat-pusat studi di Jerman, Thailand, Malaysia, dan Belanda selain Indonesia.