Indeks perubahan iklim global yang ditandai dengan penyimpangan dari kondisi normanya. Nilai negatif (semakin biru) menandai adanya perubahan kekeringan tanah, sedangkan nilai positif (semakin merah) mengindikasikan kontribusi besar pada varibalitias atmosfir. Sumber: Science, 2018
JAKARTA, KOMPAS -- Perubahan iklim semakin meningkatkan kesenjangan antarnegara. Kajian terbaru menemukan, dampak perubahan iklim terutama terjadi di negara-negara selatan yang secara ekonomi tertinggal. Negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, termasuk yang paling terdampak.
Kajian yang dilakukan Sebastian Bathiany dari Department of Environmental Sciences, Wageningen University, Belanda dan tim ini dipublikasikan di jurnal Science pada 2 Mei 2018. Kajian ini menemukan adanya peningkatan variabilitas temperatur di daerah tropis yang banyak di antaranya merupakan negara miskin.
Tim peneliti dalam kajian ini mengamati tren perubahan suhu global sejak tahun 1875. Berikutnya, mereka membuat pemodelan tentang perubahan suhu dari tahun 2055–2084. Hasilnya ditemukan bahwa, perubahan besar hingga mencapai 40 persen terjadi di Amazon dan Afrika Selatan. Berikutnya variabilitas iklim juga meningkat tajam di Asia Tenggara.
Padahal, peningkatan variabilitas suhu ini sangat terkait dengan berbagai jenis bencana alam, terutama dengan meningkatnya berbagai jenis bencana hidrometeorologi seperti intensitas siklon tropis dan kekeringan.
Kawasan Amazon merupakan yang paling mengalami perubahan itu. Hal ini terutama karena adanya tren kekeringan lahan di belahan bumi selatan dan dari meningkatnya variabilitas atmosfer di belahan bumi utara.
Variabilitas suhu diprediksi menurun pada lintang pertengahan karena menurunnya gradasi meridional. Demikian halnya, penurunan variabilitas suhu juga terjadi di lintang tinggi karena hilangnya laut-es.
Perkiraan adanya varibalitas suhu yang tinggi di banyak negara berkembang, dan rendahnya variabilitas suhu di negara maju ini dapat membawa konsekuensi yang serius dari aspek sosial, ekonomi, dan ekologi dan pada akhirnya akan memicu ketidakadilan yang dipicu perubahan iklim.