Partai Gerindra kembali angkat bicara terkait gerak-gerik Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno. Apakah ini artinya kans Sandiaga untuk maju di Pilpres 2024 dari Gerindra sudah tertutup rapat?
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·6 menit baca
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Sandiaga Salahuddin Uno saat berkontestasi di Pemilu Presiden 2019 menari bersama para pendukungnya dalam kampanye terbuka yang digelar di Lapangan Demang Wonopawiro, Desa Piyaman, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (5/4/2019).
Tak bisa dipungkiri, Sandiaga Salahuddin Uno menjadi salah satu figur politisi yang getol menampilkan diri, terutama di media sosial. Dengan jabatannya sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ia juga rajin berkeliling daerah, tentu untuk kerja-kerja kementeriannya. Sebagai politisi Partai Gerindra dan merangkap pejabat publik, tidak ada yang keliru dengan hal tersebut. Namun, bagaimana Partai Gerindra melihat gerak-gerik dari Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra tersebut?
Perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat, yang baru saja berakhir, menjadi salah satu panggung Sandiaga Uno. Di akun media sosialnya, ia rajin memperlihatkan diri sedang berada di area sirkuit, baik sebelum hingga waktu balapan digelar. Ia pun sempat memperlihatkan dirinya menunggangi salah satu motor yang akan berlaga di MotoGP 2022 Mandalika, Ducati Desmosedici GP21 di paddock Gresini Racing. Gresini Racing sebelumnya digandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk menjadi Duta Wonderful Indonesia dalam ajang balapan MotoGP Mandalika.
Beberapa hari sebelum hajatan MotoGP digelar, Sandiaga mengundang dua pebalap dari tim Gresini Racing, yakni Enea Bastianini dan Fabio Digianantonio, untuk jamuan makan malam. Jauh sebelum itu, Sandiaga mengajak sejumlah komunitas otomotif, pegiat desa wisata, dan awak media untuk mengikuti touring mengendarai sepeda motor di Lombok, Nusa Tenggara Barat, guna memancing minat masyarakat sekaligus mengampanyekan acara MotoGP Mandalika. Sandiaga bahkan mengundang bocah asal Nusa Tenggara Timur, yakni Dadi atau Rivaldy Evants Sopbaba, yang fasih menirukan komentator MotoGP untuk menyaksikan balapan secara langsung di Mandalika.
Panggung Mandalika ini bukan panggung pertama Sandiaga. Sebagai Menparekraf, ia piawai menjadikan kerja-kerjanya sebagai panggung lainnya. Ia, misalnya, rajin keliling ke daerah-daerah, mempromosikan pariwisata dari setiap daerah yang dikunjunginya lewat akun media sosialnya dengan dirinya sebagai model utama. Bahkan, sebelum mulai menjabat Menparekraf pada akhir 2020, ia dikenal piawai menjadikan setiap aktivitasnya sebagai panggung untuk mempromosikan diri. Begitu pula saat berkontestasi di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, menjadi pendamping dari calon presiden Prabowo Subianto.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (kanan) bersama artis Cinta Laura (kiri) mengunjungi Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Senin (31/5/2021). Dalam kunjungannya, Sandiaga mendorong desa-desa di Indonesia mengembangkan pariwisata seperti Desa Cibuntu. Desa wisata dinilai bisa membangkitkan perekonomian di tengah pandemi Covid-19.
Maka tak heran, meski kandas di Pilpres 2019, nama Sandiaga tak kemudian tenggelam. Hasil Survei Litbang Kompas pada Januari 2022, misalnya, menunjukkan Sandiaga ada di urutan keempat dalam hal akseptansi terhadap tokoh untuk menjadi presiden. Urutan pertama ditempati Ketua Umum Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, kemudian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di urutan kedua, serta disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di posisi ketiga.
Tak sebatas itu, sempat muncul pula dukungan dari kelompok-kelompok masyarakat di sejumlah daerah agar Sandiaga maju sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024. Mereka di antaranya melihat figur Sandiaga mampu bekerja dengan baik sebagai Menparekraf. Ia juga dinilai mampu merangkul pemilih milenial yang diprediksi mendominasi di Pemilu 2024.
Meski demikian, tidak mudah, bahkan bisa dikatakan kecil peluang Sandiaga untuk maju di Pilpres 2024. Jauh-jauh hari, sejumlah elite Gerindra sudah menyatakan capres dari Gerindra untuk 2024 itu tunggal, hanya Prabowo Subianto. Pernyataan ini senapas dengan sikap dari jajaran pengurus dan kader Gerindra di daerah yang juga menginginkan Prabowo maju kembali di Pilpres 2024. Tak terlihat nama lain selain Prabowo meski hingga kini Prabowo belum bersikap terkait keinginan dari kader-kader Gerindra tersebut.
Bahkan, untuk mengukuhkan keinginan agar Prabowo kembali berkontestasi di 2024, Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani sudah mengingatkan Sandiaga akan gerak-geriknya, terlebih setelah ada tudingan dari salah satu kader Gerindra bahwa Sandiaga merekayasa dukungan-dukungan yang muncul baginya, akhir tahun lalu.
AKUN RESMI GERINDRA DI INSTAGRAM
Tangkapan layar dari akun resmi Partai Gerindra di Instagram saat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto didampingi Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani memimpin Rapat Pimpinan Nasional Gerindra, Kamis (4/6/2020). Dalam rapat itu, Prabowo diminta seluruh pengurus Gerindra di daerah untuk kembali memimpin Gerindra untuk periode 2020-2025.
”Yang dilakukan Pak Sandi itu bagian dari cara dia mendapatkan legitimasi. Cuma, kalau yang diharapkan Pak Sandi adalah dukungan dari Gerindra, Gerindra ini calon presidennya yang diinginkan oleh kader itu hanya satu, tunggal, namanya Prabowo Subianto,” ujar Muzani, akhir tahun lalu.
Tertutupnya peluang bagi Sandiaga secara tersirat disampaikan kembali oleh Muzani saat kegiatan ramah-tamah bersama seluruh pengurus Dewan Pimpinan Cabang, Dewan Pimpinan Daerah dan anggota legislatif dari Partai Gerindra se-Nusa Tenggara Barat (NTB), di Lombok, Sabtu (20/3/2022).
Di hadapan para kader Gerindra dan juga Sandiaga yang turut menghadiri acara tersebut, Muzani mengatakan, kecintaan Sandiaga kepada Gerindra tak perlu diragukan. Ia meyakini komitmen Sandiaga sama dengan seluruh kader Gerindra lainnya, yakni bertekad memenangkan Prabowo sebagai presiden dan memenangkan Partai Gerindra pada Pemilu 2024.
”Loyalitas Pak Sandi kepada Prabowo sangat tinggi. Beliau adalah kader yang loyal, karena itu Pak Prabowo menyayanginya. Pak Sandi pun mengetahui hal itu. Kalau beliau ke sana kemari membangun pencitraan dirinya, itu semua dilakukan untuk Prabowo dan Gerindra. Karena itu, kita merasa senang dan gembira Pak Sandi bersemangat dalam perjuangan kita,” ujar Muzani.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memotong tumpeng sebagai tanda syukur atas peringatan hari ulang tahun ke-14 Partai Gerindra, Sabtu (5/2/2022) malam, di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Prabowo sebagai patron
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya berpandangan, kinerja yang baik akan dengan sendirinya membangun citra yang positif. Namun, citra yang baik tersebut akan dimanfaatkan untuk meningkatkan elektabilitas atau tidak merupakan hal lain.
Untuk Sandiaga, ia melihatnya mencoba untuk membangun citra positif itu dengan kerja-kerjanya sebagai sebagai Menparekraf, dan wajar jika sebagai politisi ia lantas memanfaatkannya untuk meraup keuntungan elektoral. ”Saya yakin Sandi sebagai seorang politisi yang namanya ada di 4-5 besar ini pasti dia memikirkan itu. Jadi, dia bekerja untuk mendapat prestasi dan lumrah jika dia memanfaatkannya untuk kepentingan elektoral,” ujarnya.
Meski demikian, untuk bisa dicalonkan di Pilpres 2024 oleh partainya, itu sangat tergantung pada figur Prabowo sebagai patron Partai Gerindra. Dengan kondisi itu, hampir tidak akan ada kader yang berani mengatakan adanya capres selain Prabowo. Maka, adanya sosok lain dari Gerindra sangat tergantung dari Prabowo dalam memosisikan dirinya, yakni kembali maju untuk Pilpres 2024 atau memilih menjadi king maker.
Terkait hal itu, Yunarto memprediksi, jika menjelang Pemilu 2024 elektabilitas Prabowo terus meningkat, kemungkinan besar Prabowo akan kembali maju di Pilpres 2024 sehingga menutup peluang pencalonan Sandiaga. Namun, jika yang terjadi sebaliknya, apalagi elektabilitas Prabowo yang berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga berada di posisi teratas disusul figur lain, bukan tidak mungkin strategi yang dilakukan adalah mencalonkan Sandiaga.
Oleh karena itu, tingkat elektoral Sandiaga harus ditingkatkan agar Prabowo memiliki opsi lain jika ternyata dia memutuskan tidak maju di Pilpres 2024.
”Sandi tidak akan bisa memecah suara Gerindra. Dia bergantung pada Pak Prabowo. Partai Gerindra, kan, terfokus atau tergantung pada sosok Prabowo. Hampir sama dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), ini tipologi partai yang cenderung solid,” kata Yunarto.
Ia juga meyakini, Sandiaga tidak akan keluar dari Gerindra meski yang dicalonkan sebagai capres adalah Prabowo Subianto. Selain karena keterikatannya yang kuat dengan Prabowo, Sandiaga sedari awal adalah kader Gerindra.
Secara terpisah, pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, berpandangan, di dalam Partai Gerindra, Prabowo tetap menjadi pusat partai yang tak tergoyangkan. Termasuk posisi Sandiaga sebagai Menparekraf terjadi karena dukungan Prabowo dan Gerindra.
ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno saat berpasangan di Pemilu Presiden 2019, di kediaman Prabowo, Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (21/5/2019).
”Ketika momentum pencitraan itu dibangun oleh Sandiaga, itu adalah sah. Tetapi, ketika dia ingin maju sebagai di pilpres, kader tunggal Gerindra adalah Prabowo Subianto sebagaimana pernah dikatakan Sekjen Gerindra,” kata Ujang.
Menurut Ujang, dari berbagai peristiwa yang terjadi antara Sandiaga dan Prabowo, termasuk naik-turunnya hubungan keduanya, tampak bahwa Sandiaga tergantung pada Prabowo dan Gerindra. Terlebih, sejauh ini elektabilitas Prabowo masih jauh di atas Sandiaga. Dengan demikian, jika nantinya Gerindra mengajukan Prabowo sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024, Sandiaga dinilai tidak bisa berbuat banyak selain mendukungnya.
Mengapitalisasi momentum MotoGP Mandalika 2022 ataupun momentum lainnya untuk menaikkan citra itu sah-sah saja. Namun, urusan maju menjadi capres 2024, Partai Gerindra sudah punya jagoan yang selalu ada di podium, yakni Prabowo Subianto. Apakah tertutup jalan bagi figur lain? Kita tunggu saja.