Penembakan Misterius di Haruku Diduga Bermotif Provokasi
Penembakan misterius diduga sengaja dilakukan untuk mengacaukan keamanan di Pulau Haruku. Penembak diduga orang terlatih.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Yonas Ishak (46), warga Desa Hulaliu, Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, tewas tertembak di tengah hutan dekat permukiman desa itu, Senin (14/2/2022). Penembakan diduga bermotif provokasi untuk menciptakan rasa takut dan saling curiga antarwarga di pulau yang baru saja dilanda konflik antardesa itu.
Menurut informasi yang dihimpun Kompas pada Selasa (15/2/2022), penembakan itu terjadi di perbatasan antara Desa Hulaliu dan Desa Aboru. Saat itu korban bersama beberapa warga Hulaliu sedang istirahat makan seusai mencari hasil hutan. Tiba-tiba terdengar bunyi letusan senjata, kemudian seketika korban pun terkapar. Peluru mengenai dada kanan korban.
Kepala Bidang Humas Polda Maluku Komisaris Besar M Roem Ohoirat mengatakan, polisi masih menyelidiki jenis senjata dan peluru yang digunakan pelaku untuk menembak korban.
”Kami belum bisa memastikan peluru dari senjata organik atau dari senjata rakitan. Ini masih harus diuji,” katanya.
Menurut Roem, penembakan itu sangat mengganggu stabilitas keamanan di Pulau Huruku yang belum sepenuhnya pulih. Pada 26 Januari 2022 terjadi penyerangan oleh warga Desa Pelauw ke permukiman Desa Kariuw. Tiga orang tewas dan sebanyak 211 rumah serta puluhan kendaraan dibakar oleh kelompok penyerang.
Hingga saat ini, warga Kariuw masih mengungsi ke Desa Aboru. Proses rekonsiliasi antara Kariuw dan Pelauw juga belum dilangsungkan.
Di sisi lain, polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus penyerangan itu sehingga pihak korban terus menuntut keadilan lewat rangkaian aksi unjuk rasa di Kota Ambon.
Kami belum bisa memastikan peluru dari senjata organik atau dari senjata rakitan. Ini masih harus diuji. (Roem Ohoirat)
Roem pun menilai penembakan itu ada unsur provokasi. Lokasi penembakan berada di perbatasan Aboru dan Hulaliu yang belum lama ini bersitegang. Lokasi penembakan pun hanya berjarak 9 kilometer dari Desa Kariuw yang baru saja diserbu perusuh. Warga Kariuw saat ini mengungsi di Aboru.
Setelah penembakan misterius itu, terjadi konsentrasi massa dari Desa Aboru dan Hulaliu. Mereka bergerak ke perbatasan kedua desa itu sambil membawa alat tajam. Mereka hendak saling menyerang.
Berjaga di perbatasan
”Saat ini aparat Brimob dan TNI masih berjaga di perbatasan kedua desa untuk mencegah terjadinya bentrokan,” kata Roem.
JP (45), warga Pulau Haruku, yang dihubungi secara terpisah berpendapat, ada upaya dari pihak-pihak tertentu yang ingin mengacaukan keamanan di sana. Keamanan di Haruku sangat berpengaruh pada keamanan di Maluku secara umum.
JP pun menghubungkan kejadian itu dengan konflik sosial di Maluku pada tahun 1999 yang mulai membesar setelah penyerangan ke Desa Kariuw pada 14 Februari 1999.
Ia mendesak aparat agar menyelidiki rangkaian kasus ini secara menyeluruh untuk mengungkap aktor yang menjadi dalang. Jika tidak ditangkap, teror dan kekacauan semacam ini masih dan akan terus terjadi di masa mendatang. Masyarakat Haruku pun hidup dalam ketidakpastian.
Pulau Haruku hanya berjarak sejengkal dari Pulau Ambon. Dengan menggunakan perahu cepat, waktu tempuh sekitar 15 menit. Di pulau seluas 150 kilometer persegi itu terdapat 11 desa dengan jumlah penduduk lebih kurang 25.000 jiwa. Seperti di wilayah Maluku pada umumnya, penduduk dalam suatu desa memiliki agama yang sama.
Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Provinsi Maluku Benediktus Sarkol meminta aparat kepolisian mengungkap jenis peluru dan senjata yang diduga digunakan pelaku untuk menembak korban. Melihat sasaran tembak di dada sebelah kanan, pelaku diduga memiliki keahlian dalam menembak.
”Dari peluru yang digunakan sudah bisa dianalisis lebih jauh dan juga pada jarak berapa meter. Karena penembakan itu terjadi saat korban duduk bersama teman-temannya, mungkin saja pelaku berada di posisi yang agak jauh. Pelaku pun hanya satu kali menembak, jadi ini bukan orang biasa,” kata Benediktus.