Java Jazz Festival 2024 akan berlangsung mulai Jumat pekan ini. Ada 112 penampilan yang siap didatangi.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·5 menit baca
Akhir pekan ini, mulai Jumat (24/5/2024) hingga Minggu (26/5/2024), perhelatan Jakarta International BNI Java Jazz Festival bakal berlangsung di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta. Selama tiga hari penuh musik itu, ada 11 panggung yang disiapkan untuk mementaskan 112 penampilan. Musisi perempuan muda, Laufey dan Snoh Aalegra, didapuk sebagai bintang paling benderang dalam sesi pertunjukan khusus.
Penyelenggara Java Jazz Festival (JJF), Java Festival Production (JFP), mengumumkan kehadiran kembali Laufey di festival ini sejak Desember 2023. Animo pada musisi peraih Piala Grammy 2023 ini terasa kuat sekali. Dia pernah jadi primadona pada perhelatan JJF 2023. Ketika itu, Laufey tampil di Hall B. Antrean penonton mengular di luar arena ketika dia sudah memainkan lagu-lagunya.
Pada perhelatan JJF kali ini, Laufey diundang lagi. Aksinya dibanderol dengan pertunjukan khusus atau special show yang berarti pemegang karcis JJF harus membeli tiket lagi seharga Rp 650.000 untuk menontonnya. Semula Laufey dijadwalkan main pada Sabtu (25/5/2024). Tiga pekan sebelum perhelatan, karcis untuk special show Laufey terjual ludes.
Pertunjukan khusus itu dijadwalkan digelar di Hall D—yang dilabeli menjadi BNI Hall—yang berdasarkan situs JIExpo bisa menampung 5.000 kursi penonton. Masih banyak penggemar Laufey yang tak kebagian karcis. Penyelenggara gerak cepat menambah jadwal pertunjukan Laufey menjadi dua malam, dua-duanya berbayar khusus. Jadi, penyanyi/penulis lagu berusia 25 tahun itu akan tampil dua malam berurutan, Jumat dan Sabtu, masing-masing mulai pukul 19.30 dan pukul 20.30.
Pada hari terakhir, Minggu, giliran penyanyi Swedia keturunan Iran, Snoh Aalegra, yang jadi penampil pada special show. Berdasarkan jadwal, Aalegra akan main mulai pukul 20.00 sampai pukul 21.15. Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, antrean untuk memasuki arena special show sudah dimulai satu jam hingga 30 menit sebelum pertunjukan dimulai.
Lagu dan suara Aalegra bisa jadi adalah salah satu yang sedang moncer di kancah musik internasional saat ini. Karya-karyanya bercerita tentang pengalaman hidup dan hal-hal yang merintanginya sebagai ”orang asing”. Salah satu tokoh musik pop yang pernah menjadi mentornya adalah Prince, yang akrab dengan Aalegra dalam tiga tahun terakhir hidup Prince.
Aalegra lahir di kota Uppsala, Swedi, kota yang juga menjadi kelahiran band black metal Watain. Aalegra ada di jalur yang berbeda dengan Watain. Corak musiknya adalah irisan antara R&B, hip-hop, dan soul. Perempuan berusia 36 tahun ini mengeluarkan abum pertamanya, First Sign, pada 2010 dengan mencantumkan ulang tembang ”Smooth Operator” dari Sade.
Namanya makin moncer setelah melepas album Feels pada 2017. Salah satu lagunya, “Nothing Burns Like the Cold”, dipakai sebagai latar iklan iPhone XS oleh Apple. Selepas itu, dia berhasil menjalankan tur di Amerika Utara yang salah satunya tampil selama dua malam berturut-turut di venue legendaris Radio City Music Hall, New York.
Album terakhirnya, Temporary Highs in the Violet Skies, tercatat sebagai nomine Album R&B Terbaik perhelatan Piala Grammy di tahun 2022. Setahun setelahnya, dia kembali jadi nomine kategori Penampilan R&B Terbaik atas lagu ”Do 4 Love” di ajang bergengsi tersebut. Aalegra pernah berkolaborasi dengan musisi dan produser wahid seperti Tyler the Creator, Drake, Alicia Keys, Common, dan John Mayer.
Corak terkini
Dengan pencapaian itu, rasanya pantas jika Aalegra ditempatkan sebagai penampil khusus di JJF Ke-19 ini. Kehadiran Aalegra dianggap mewakili rupa festival musik yang terkoneksi dengan pendengar-pendengar muda. Beberapa tahun terakhir, JJF terbaca berupaya menggamit corak-corak musik di luar jazz, atau turunannya.
Corak jazz elektronika yang sedang berkembang di Inggris itu rasanya relevan dengan zaman ini.
Salah satu corak yang sedang digandrungi saat ini adalah jazz elektronika. Kurator festival, Elfa Zulham dan Nikita Dompas, mengaku sedang mengikuti gerbong subgenre jazz tersebut.
”Corak jazz elektronika yang sedang berkembang di Inggris itu rasanya relevan dengan zaman ini. Anak muda yang mengikuti perkembangan jazz bisa menonton di Java Jazz, dan bisa jadi pintu masuk bagi corak jazz lainnya,” kata Nikita dalam konferensi pers 20 Maret 2024.
Corak ini salah satunya dimainkan band bernama Yakul asal Brighton, Inggris. Mereka memainkan jazz modern yang kental dipengaruhi nuansa R&B dan elektronika. Kuartet yang tenar dengan nomor ”Take Flight”, ”The Space”, dan ”Blossoming” ini akan main pada Sabtu pukul 23.00.
Di hari yang sama, tepatnya pukul 20.45, akan main grup Kennedy Administration dari New York, AS. Band yang dimotori vokalis Kennedy dan kibordis Ondre J ini memintal unsur jazz, R&B, hip-hop, funk, dan pop. Terbayang, suasana arena panggung Java Jazz Stage bakal riuh. Grup ini juga tampil pada Jumat di jam yang sama.
Penyanyi muda bernama panggung October London rasanya patut masuk dalam daftar tonton. Penyanyi asal Indiana, AS, ini disebut-sebut punya warna vokal selembut Sam Cooke dan Marvin Gaye. Gaya vokal itu ia padankan dengan musik hip-hop modern gaya Snoop Dogg. Dia akan main pada Sabtu pukul 18.45.
Corak jazz kontemporer semestinya bakal disuguhkan kelompok The Yussef Dayes Experience, yang rancak dengan perkusi gaya Afrika. Sayangnya, grup yang dimotori penabuh drum Yussef Dayes ini urung tampil, tapi dijanjikan main pada JJF tahun depan.
Tak perlu khawatir, masih banyak penampil lain yang menawarkan kesegaran musikalitas, di antaranya duo asal Korea Selatan 92914 (dibaca Gu I Gu iL Sa) yang memadukan jazz dengan elektronika. Selain itu ada juga grup funk Scary Pocket yang pertunjukannya selalu riuh.
Rasa nostalgia masih melengkapi jalannya festival ini. Salah satunya adalah penampilan The Amy Winehouse Band yang dulunya mengiringi mendiang Amy Winehouse. Grup ini tampil dua kali, pada Sabtu dan Minggu. Sementara itu, band kawakan Incognito hadir kembali setelah lama absen di gelaran JJF pada Jumat. Penggemar musik soul dan R&B bakal dihibur oleh Rebecca Jade dan Brian Simpson dalam pertunjukan tribut untuk Sade pada Minggu malam.
Dari kancah dalam negeri, nuansa nostalgia bakal dimainkan kelompok KSP Band yang terbentuk pada 1978 di Bandung. Mereka akan tampil pada Jumat. Mendiang January Christy bakal dirayakan karya-karyanya oleh Erwin Gutawa di hari yang sama. Sementara nama besar Fariz RM dan Chandra Darusman yang moncer di dekade 1980-an akan berduet sepanggung pada Sabtu pukul 22.30.
Jadwal lengkap seluruh penampil telah tersedia di situs javajazzfestival.com. Ada baiknya mengunduh terlebih dahulu sebelum menapaki arena luas JIExpo akhir pekan ini agar tak ada penampil idaman yang terlewat. Sampai jumpa di arena.