Wawasan masyarakat Indonesia mengenai film Italia hingga semangat sineas kedua negara bekerja sama diharapkan bertambah.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Italian Film Festival 2024: Venice in Jakarta akan digelar pada 24-28 April 2024. Penonton dapat menikmati lima film yang turut diputar di Bandung, Jawa Barat. Karya-karya itu merupakan tontonan terbaik yang diputar di Venice International Film Festival 2023.
Duta Besar Italia untuk Indonesia Benedetto Latteri di Jakarta, Selasa (16/4/2024), mengatakan, pihaknya sungguh senang mendapati antusiasme masyarakat Indonesia terhadap Italian Film Festival (Itaff) yang sudah diselenggarakan ketiga kalinya.
Film-film yang digarap sutradara terkenal, seperti Luca Guadagnino, Luchino Visconti, Federico Fellini, dan Paolo Sorrentino, akan ditampilkan dengan durasi rata-rata sekitar dua jam. Karya-karya tersebut ialah Comandante, Adagio, Enea, L’Ordine Del Tempo, dan Bellissima.
Banyak pintu yang terbuka untuk mencari mitra koproduksi internasional. Produksi filmnya juga dimulai di Italia.
Semua film bisa disaksikan secara gratis. Penonton di Jakarta bisa datang ke Istituto Italiano di Cultura atau Pusat kebudayaan Italia. Di Bandung, film-film akan diputar di Institut Francais Indonesie atau Pusat Kebudayaan Perancis pada 26-28 April 2024.
Penonton bisa datang dan memperoleh tiket sejak satu jam sebelum film dimulai. Katalog, termasuk jadwal film, dapat dicek di situs dan media sosial Pusat Kebudayaan Italia. Tahun ini, Itaff juga memulai kemitraan dengan Venice International Film Festival.
”Itaff kali ini menjadi pertanda baik mengenai permintaan pencinta film di Indonesia untuk menayangkan kreasi-kreasi terbaik Italia,” kata Latteri. Festival itu akan dibuka dengan Comandante bergenre aksi dan dipungkasi film drama, Bellissima.
Menurut Direktur Italian Film Festival Maria Battaglia, merupakan kehormatan untuk menghadirkan karya-karya dari festival yang termasuk paling tua. Venice International Film Festival yang menjadi salah satu tolok ukur sineas-sineas global telah diselenggarakan sejak tahun 1932.
Ia berharap dapat menambah wawasan masyarakat Indonesia mengenai film-film Italia hingga semangat sineas-sineas kedua negara untuk bekerja sama. Sineas Indonesia, misalnya Garin Nugroho, terpilih dalam kompetisi utama di Venice International Film Festival lewat Kucumbu Tubuh Indahku (2018).
Garapan Sidi Saleh, Maryam (2014), juga berhasil menjadi karya pertama dari Indonesia yang memenangi penghargaan film pendek terbaik kategori Venice Short Horizon Awards. Pencapaian tersebut disusul Aditya Ahmad yang menyutradarai Kado (2018).
Sementara itu, Makbul Mubarak yang menyajikan Autobiography (2022) menggondol Fipresci Prize untuk film terbaik kategori Orizzonti. Makbul mengatakan, saat masih tahap rencana produksi, Autobiography dipresentasikan secara perdana di Torino Film Lab, Italia, tahun 2017.
”Banyak pintu yang terbuka untuk mencari mitra koproduksi internasional. Produksi filmnya juga dimulai di Italia,” ujarnya.
Menurut Makbul yang pernah menerima penghargaan utama Open Doors Hub di Locarno, Swiss, tahun 2019, Italia ikut mendukung keberhasilan film Indonesia.
”Saya mencoba tak hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar, tetapi juga membawa Autobiography ke luar negeri,” ucapnya. Makbul lantas pergi ke Torino untuk membedah naskahnya bersama para pelaku industri perfilman antara lain dari Jerman, Italia, dan Perancis.
”Harapannya, opini dan masukan mereka menjadikan filmnya semakin relevan. Setelah selesai produksi, harus cari distributor dunia,” tuturnya. Makbul pun kembali ke Torino untuk menayangkan filmnya selama 20 menit yang disaksikan kurator Venice International Film Festival.
”Saya daftar dan diundang karena filmnya akan tayang perdana. Venice International Film Festival juga penting karena dihadiri praktisi-praktisi dunia,” katanya.
Kerja sama sineas Indonesia dan Italia sebenarnya sudah menorehkan sejarah panjang.