Kisah perjalanan hidup penyanyi Glenn Fredly yang penuh liku dan cerita, ditangkap dan dihadirkan di film biopiknya
Oleh
WISNU DEWABRATA
·4 menit baca
JAKARTA, Kompas – Film biografi penggalan perjalanan karir mendiang penyanyi pop tenar asal Ambon, Glenn Fredly, dijadwalkan tayang per 25 April 2024 di bioskop-bioskop Tanah Air. Film garapan sutradara Lukman Sardi itu dibintangi aktor pemenang Piala Citra FFI 2022 dan 2023, Marthino Lio yang memerankan sosok Glenn.
Dalam jumpa pers peluncuran trailer dan poster film Glenn Fredly The Movie, pihak produser diwakili Daniel Mananta, Senin (25/3/2024), berharap filmnya bisa menjadi pengingat sosok serta sepak terjang Glenn. Sebagai seorang penyanyi tenar, semasa hidupnya Glenn tak hanya dicintai oleh penggemarnya namun juga mampu menginspirasi. Banyak orang terinspirasi dengan nilai-nilai positif yang dibawa Glenn, baik melalui karya-karyanya maupun aktivitas sosialnya.
Sosok Glenn juga dikenal sangat mencintai dan memperhatikan keluarganya, seperti salah satu karya terakhirnya, lagu berjudul Keluarga. Lagu yang dibawakan Yura Yunita itu menjadi soundtrack film Glenn Fredly The Movie.
“Saya selalu menolak jika dibilang ini (sekadar) film biopik. Film ini adalah tentang kehidupan seseorang (Glenn) yang telah banyak melakukan banyak hal, tak hanya buat dirinya, melainkan juga untuk keluarga dan Indonesia,” ujar Lukman Sardi.
Film ini adalah tentang kehidupan seseorang (Glenn) yang telah banyak melakukan banyak hal, tak hanya buat dirinya, melainkan juga untuk keluarga dan Indonesia.
Dalam filmnya nanti, tambah Lukman, semua hal terkait kecintaan Glenn bakal ditampilkan. Mulai dari kecintaannya terhadap akar asal usul dan budayanya, terhadap keluarga, dan kemanusiaan. Semua elemen tersebut menurut Lukman teramat penting dari sosok seorang Glenn.
“Kalau kita ngomong tentang keluarga dan juga apa yang ingin dituju oleh Bung (Glenn), offcourse kita masing-masing punya keluarga, namun Indonesia sendiri juga keluarga kita bersama. Dari situ kita akan merasa harus saling mengasihi dan peduli sehingga menciptakan rasa kemanusiaan yang menjadi titik terpenting,” tambah Lukman.
Dalam tayangan trailernya juga dicuplik sejumlah adegan yang bercerita tentang sejumlah upaya sosial dan kemanusiaan yang diperjuangkan Glenn semasa hidupnya. Digambarkan juga di salah satu adegan, ketika Glenn tengah memperjuangkan Kota Ambon sebagai Kota Musik Dunia versi Unesco.
Perjuangan panjang Glenn itu terwujud ketika Unesco menobatkan kota Ambon menjadi Kota Musik Dunia pada 31 Oktober 2019. Glenn, meninggal dunia beberapa bulan kemudian setelah menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Tepatnya pada 8 April 2020 di usia 44 tahun.
Lukman mengungkapkan, ingin menjadikan filmnya kali ini sangat spesial dengan mengangkat banyak hal terkait Glenn selain sekadar sebagai seorang penyanyi. Lukman menyebut dirinya tak ingin terperangkap dan menjadikan filmnya seolah seperti laman Wikipedia yang hanya mencantumkan sekadar informasi terkait Glenn.
“Kalau hanya seperti itu buat apa? Justru saya ingin ada sisi lain yang coba diceritakan. Banyak generasi sekarang enggak tahu beliau bukan sekadar penyanyi melainkan juga seorang aktivis kemanusiaan. Ini yang menurut saya menjadikannya berbeda. Pada satu sisi dia memakai talentanya untuk membawa dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik, bukan hanya untuk dirinya sendiri atau keluarga melainkan juga buat Indonesia,” ujar Lukman.
Hal itu salah satunya tampak dari perjuangan Glenn memperkenalkan dan mengangkat Indonesia Timur, yang selama ini terkesan tersisihkan. Selain itu Lukman juga tetap memasukkan beberapa unsur manusiawi Glenn seperti hal-hal romantis dan hubungan percintaannya. Setidaknya ada empat perempuan spesial dalam hidup seorang Glenn yang juga diceritakan di dalam film.
“Bagaimana dari hubungan-hubungan itu kemudian menghasilkan karya-karya lagu yang luar biasa,” tambah Lukman lagi.
Saat berbicara di jumpa pers, pemeran karakter Glenn, Marthino menyebut kesempatan tersebut memberinya kehormatan dan tanggung jawab besar. Keadaan itu membuatnya merasa harus maksimal dan penuh dedikasi dalam membawakan karakter seorang Glenn, yang tentunya hingga kini punya banyak penggemar.
Sebagai bentuk totalitasnya Marthino juga menjalani proses menurunkan berat badannya dari 80 kilogram menjadi sekitar 70 kilogram. “Selama proses produksi gue serasa menanggung beban berat karena memerankan seorang Bung Glenn bukan hal mudah. Perjalanan hidupnya sangat up and down. Untuk ngebayangin gimana gue di posisi itu aja sudah sangat berat apalagi Bung Glenn yang menjalaninya. Dia adalah sosok yang abadi,” ujar Marthino.
Marthino mengaku kagum, saat dalam proses menjalani peran, dengan mendatangi dan mewawancarai satu per satu orang-orang yang ada di sekitar mendiang Glenn, dia mendapati sosok Glenn sangat tegar. Dari semua orang yang dia tanya, masing-masing bercerita apabila Glenn semasa hidupnya tak pernah mengeluhkan sesuatu kepada mereka.
“Kalau Bung (Glenn) dia telan semua masalahnya sendiri dan baru bercerita setelah masalah itu selesai. Buat gue seorang individu yang mampu menangani masalah dengan cara seperti itu adalah bukan orang biasa. Itu superhuman. Dia juga menuangkan semua energi ke dalam karyanya sehingga menjadikan seluruh karya Glenn punya dampak yang sangat besar,” tambah Marthino.
Dalam acara jumpa pers hadir istri dan putri Glenn serta keluarga besarnya seperti sang ayah, Hengky Latuihamallo, beserta istri. Hadir juga beberapa pemain film yang ikut terlibat seperti Bucek, Ruth Sahanaya, Zulfa Maharani, Alyssa Abidin, Sonia Alyssa, Sahira Anjani, dan Winky Wiryawan. Sedangkan Eldhy Victor menjadi aktor pengisi suara lagu-lagu Glenn di dalam film.