Album band Sunwich berisi kegamangan masa muda yang disikapi ceria. Pengobat rindu para paruh baya pada masa-masa itu.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·3 menit baca
Lagu-lagu rock ringan dari band Sunwich rasanya bisa jadi pelarian dari kejumudan rutinitas harian. Kuintet muda asal Jakarta ini bakal menemani lamunan ke masa-masa ketika hidup tak melulu urusan gajian dan melunasi tagihan. Suara gitar yang renyah mengisi relung kosong yang pernah ditinggalkan perasaan manis bernama kasmaran. Tidakkah kita merindukan masa-masa ceria itu?
Band Sunwich dengan anggota berusia dua puluh tahunan itu merangkum kisah-kasih yang mereka alami dalam 10 lagu di album perdana berjudul Apophenia. Total durasi album yang resmi beredar Jumat (23/2/2024) ini ”cuma” 34 menit. Cerita hubungan antarmanusia melalui kacamata penulis lirik sekaligus vokalis Aliefia Augustine tak perlu dipanjang-panjangkan, seperlunya saja.
Album bernuansa merah ini dibuka dengan nomor ”The Bended Man”. Genjrengan gitar yang ritmis dengan tempo menengah membawa kenangan pada era kemunculan The Strokes atau The Dandy Warhols di awal 2000-an. Namun, mereka tidak sesinis dua band asal Amerika Serikat itu. Sunwich kukuh dengan penuturan cerita sehari-hari.
Di nomor pembuka itu, Fia seperti mengajak kawan-kawannya berkumpul mendengar curhatan hatinya. Kisahnya runut, dibuka dengan ”One day…” atau ”pada suatu hari…,” dia berjumpa dengan pria memesona yang pandai merangkai kata. ”And boom! You hate him,” menjadi patahan pertama bahwa tokoh kita terpesona pada orang yang salah.
Lirik-lirik tulisan Fia banyak bermain dengan ”kesalahan-kesalahan” itu. Fia menceritakan kegamangannya dalam lagu ”False Expectation”. Di lagu ini, dia menerka-nerka apakah dia kesengsem pada seseorang, atau pada imaji tentang orang tersebut. Kegamangannya dituliskan gamblang di lirik, sehingga pendengar tak kerepotan lagi menebak makna kalimatnya.
Kegelisahan serupa kembali ditemukan di nomor ”The Reason Why” yang bertempo lebih lambat dibanding lagu-lagu sebelumnya. ”Lagu ini tentang orang yang enggak enak menolak atau people pleaser. Ada orang yang suka, tetapi enggak enak menolak. Lagu ini ngasih tahu alasan ghosting karena sebenarnya tidak merasa nyaman dengan dia,” tutur Fia dalam keterangan pers.
Fenomena ghosting, atau hilang diam-diam biasa terjadi dalam hubungan antarmanusia. Begitu pula dengan jatuh suka dengan orang yang salah. Sering terjadi juga itu. Sunwich menyajikan fenomena-fenomena itu dengan nuansa lagu yang cenderung riang. Materi album Apophenia ini sejalan dengan pangsa pendengarnya, yakni orang-orang yang sebaya dengan mereka.
Namun, musik berbicara menerabas batas usia. Pendengar yang umurnya lebih banyak dibanding personel band rasanya masih bisa menikmati sajian ini. Hal yang dialami Sunwich saat ini, sangat mungkin pernah terjadi pada orang lainnya. ”Gue mencari makna dari kejadian (yang dialami), dan memahami diri sendiri, mencari jawaban dan titik terang,” kata Fia. Refleksi semacam ini sepatutnya dilakukan siapa saja, bukan?
Musik renyah yang gampang dikunyah menjembatani kelompok usia pendengarnya. Aransemen lagu demi lagu agaknya berhasil membuat pendengar betah menuntaskan album. Melodi manis dari gitar pada lagu pamungkas “Sunny Side Up” justru bisa mengajak untuk memutar ulang album dari awal.
Kalau boleh dibandingkan, Sunwich punya kegamangan cerita seperti tuturan Billie Eilish. Namun, cara mengungkapkannya lebih rock, khususnya gaya rock sidestream seperti Veruca Salt, The Breeders, atau yang lebih masa kini seperti Alvvays atau Warpaint. Di Indonesia, gaya musik seperti ini sedang dijalani beberapa band, seperti Grrrl Gang, The Dare, atau Lips!.
Formula penulisan lirik yang kuat dan musik yang renyah menjadikan album ini pantas didengar setiap saat. Format CD bisa diputar pagi hari sebelum beraktivitas. Format digital bisa menemani perjalanan di mobil atau kereta komuter. Jika didengar di pengujung hari, album ini seperti berbicara bahwa tak semua masalah seruwet kejadian siang tadi.
Sunwich terbentuk pada 2019 di Jakarta. Setahun setelahnya, mereka melepas album mini bertitel Storage berisi enam lagu. Materi di album mini itu juga menyenangkan. Kini, selain Fia, Sunwich diawaki Mahandhika Irsyam (gitar), Hafiz Alfaiz (gitar), Raflie Arbiantara (bas), dan Rifki Handani (drum).