Album The Record dari boygenius justru menyajikan musik yang akan menetralkan emosi pendengarnya.
Oleh
YUNIADHI AGUNG
·4 menit baca
Pernahkah Anda hanya ingin mendengarkan musik dan hanya musik itu saja yang Anda perlukan untuk menyempurnakan hari? Kapan terakhir alunan musik dengan nyanyian yang menghanyutkan membuat Anda tenang dan mampu menghela napas dengan nyaman?
Sebuah musik diciptakan dengan tujuan untuk merangsang indra pendengaran dan membangun emosi pendengarnya. Album The Record dari boygenius justru menyajikan musik yang akan menetralkan emosi pendengarnya.
Band ini belum dikenal oleh banyak orang dan sebagian besar orang akan salah menafsirkannya. Dari namanya, orang menduga mereka adalah sekumpulan cowok. Salah!
Mereka adalah tiga solois perempuan yang bergabung membuat proyek supergrup. Mungkin saja, boygenius jarang menjadi perbincangan para pencinta musik di Indonesia. Lagu-lagu mereka pun jarang sekali terdengar di stasiun radio.
Boygenius membuktikan mereka besar saat meraih tiga penghargaan di ajang Grammy 2024 yang berlangsung di Los Angeles, California, Amerika Serikat, pada Minggu (4/2/2024) malam. Julien Baker (28), Phoebe Bridgers (29), dan Lucy Dacus (28), tiga perempuan musisi muda yang bergabung di boygenius, memenangi kategori album musik alternatif terbaik lewat album The Record. Mereka menambah lagi dua Grammy lewat lagu ”Not Strong Enough” di kategori lagu rock terbaik dan penampilan rock terbaik. Tiga piala Grammy untuk tiga perempuan tersebut menjadi bukti bahwa apa yang mereka lakukan adalah sesuatu yang benar dan disukai orang lain.
Kehadiran boygenius bukan melewati panggung-panggung musik megah, tetapi lewat pentas-pentas intim dan membangun kedekatan tanpa sekat dengan penikmat musik. Baker, Bridgers, dan Dacus adalah musisi indie yang melantunkan pop. Mereka piawai mencipta lagu dan memainkan gitar akustik. Di Amerika, mereka telah mempunyai penggemar yang mencintai lagu yang mereka lantunkan. Dari ketiga musisi itu, Phoebe Bridgers yang rutin menjadi penampil di ajang musik global, seperti festival musik Glastonbury di Inggris.
Ketiga musisi yang berteman baik itu kemudian membuat proyek musik yang mereka namai boygenius. Nama ini dipilih sebagai bentuk pernyataan sikap kesetaraan. Lewat musik dan keseharian mereka, anggota boygenius mengatur bagaimana mereka menjalani kehidupan.
Baker, Bridgers, dan Dacus saling melengkapi dan memadukan kemampuan mereka menjadi lagu-lagu yang dirangkai indah di album The Record. Peran Bridgers sangat kuat di boygenius karena dialah yang menyelaraskan ego dan gaya bermain musik tiga perempuan itu menjadi sebuah musik yang menyajikan harmoni kebersamaan. Album Bridgers, Punisher (2020), dinilai sebagai salah satu album pop indie terbaik. Tidak bisa dimungkiri, nuansa yang ada di Punisher diseret ke dalam The Record.
Album The Record dengan cerdas diawali dengan koor Baker, Bridgers, dan Dacus di ”Without Me Without Them”. Lagu tanpa musik yang berdurasi 1 menit 22 detik itu menampilkan kekompakan mereka dalam menjaga nada. Irama yang muncul seperti nuansa lagu yang keluar dari gramofon.
Selanjutnya, mereka mengubah irama dengan beat riang namun santai di lagu ”$20”. The Record menyajikan musik yang santai dan bergizi tinggi yang dapat dinikmati dalam suasana apa pun. Paduan suara ketiganya serta latar gitar akustik yang netral membuat album The Record nikmat didengarkan dari awal hingga akhir. Ini yang mungkin memikat para juri di ajang Grammy 2024, sebuah musik yang simpel, tetapi dalam.
Lagu ”Not Strong Enough” memang layak mendapatkan dua Grammy karena penyajiannya yang sederhana dan meninggalkan kesan yang kuat. Lantunan suara yang bergantian dengan nada yang kadang naik turun menjadikan lagu ini mudah diingat dan disukai oleh penggemar musik lintas genre. Meski sederhana, sisi kecerdasan tiga musisi ini muncul di lagu ini. ”Not Strong Enough” menjadi oase di tengah ribet dan susahnya penciptaan sebuah lagu.
Beberapa hari sebelum penghargaan Grammy 2024, trio ini telah mengumumkan untuk hiatus, istirahat dalam waktu yang tidak ditentukan. Keputusan ini menjadi sebuah hal yang manis setelah mereka mendapatkan tiga Grammy. Masa hiatus itu akan dimanfaatkan Baker, Bridgers, dan Dacus, untuk membumikan diri mereka, kembali kepada para fans yang rindu sosok mereka masing-masing.
”Saya kira orang-orang tahu, ini adalah hal yang jarang terjadi (menjadi sebuah supergrup yang sukses) dan tidak ada garansi bahwa ini akan berlanjut. Kami akan terus menjadi boygenius dan bersahabat, tetapi kamu juga akan kembali menjadi pribadi masing-masing,” tutur Dacus pada sebuah wawancara dengan Billboard, April tahun lalu.
Boygenius, dengan keharmonisan dan kesederhanaan musik mereka, adalah kumpulan jenius yang bukan hanya mengejar kemasyhuran dan melupakan akar mereka. Usai membawa pulang tiga Grammy, mereka akan memeluk erat fans yang rindu lantunan lagu-lagu mereka saat menjadi penyanyi solo.