Coldplay Setelah 25 Tahun
”Ini ’show’ pertama kami di Indonesia. Kami ingin mengingat ikatan antara kami dan kalian semua yang berjumlah 80.000 orang,” ujar Chris Martin, vokalis Coldplay.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F16%2Fffb833c6-9d36-4231-a3fa-10704d0f2b46_jpg.jpg)
Vokalis Coldplay, Chris Martin, tampil dalam konser bertajuk Music of the Spheres World Tour di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (15/11/2023). Tur dunia Coldplay, band asal London, Inggris, yang dibentuk tahun 1997 ini selalu menyedot animo besar penggemarnya di negara-negara yang mereka singgahi. Coldplay beranggotakan Chris Martin (vokal), Jonny Buckland (gitar), Guy Berryman (bas), dan Will Champion (drum).
Dua puluh lima tahun berselang sejak dibentuk tahun 1998, band asal London, Inggris, Coldplay, akhirnya hadir juga menyuguhkan penampilan terbaik mereka di hadapan publik Indonesia pada Rabu (15/11/2023) malam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Delapan puluh ribu pasang mata menyaksikan Coldplay di konser bertajuk Music of the Spheres World Tour yang megah, spektakuler, juga sarat pesan lingkungan, kemanusiaan, dan cinta.
Hari yang ditunggu para pemuja Coldplay akhirnya tiba. Setelah melewati perjalanan onak berduri, salah satunya ”perang” untuk mendapatkan tiket menonton, Coldplay hadir di hadapan mereka di Jakarta.
Band yang dimotori Chris Martin (vokal), Johnny Buckland (gitar), Guy Berryman (bas), dan Will Champion (drum) itu mengumumkan rencana kehadiran mereka di Jakarta pada Mei 2023. Pengumuman itu lantas disusul penjualan tiket yang dengan cepat menimbulkan kehebohan di Tanah Air. Kehebohan itu, bahkan hingga konsernya usai, masih menyisakan berbagai persoalan.
Baca juga: Jakarta Menyambut Coldplay
Nama besar Coldplay, tak bisa dimungkiri, telah menjadi magnet dari segala kehebohan yang terjadi di Tanah Air. Sejak euforia konser Coldplay dengan segala kemegahannya tersebar ke seluruh dunia, publik Indonesia pun berharap Coldplay menyelipkan Jakarta dalam jadwal tur dunia mereka.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F15%2Fe18515e5-d714-4c8c-ba07-3bdbbbadfed5_jpg.jpg)
Coldplay menggelar konser bertajuk Coldplay Music of the Spheres World Tour di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Beberapa tahun terakhir, rumor kedatangan mereka ke Tanah Air memang kerap merebak, timbul, dan tenggelam, tetapi tak kunjung terlaksana. Harapan publik Tanah Air baru terjawab dalam tur dunia album terbaru Coldplay bertajuk Music of the Spheres. Coldplay memasukkan Jakarta dalam jadwal tur mereka di kawasan Asia dan Oseania. Di dalamnya termasuk, selain Indonesia (Jakarta), ada Jepang, Taiwan, Australia, dan Malaysia.
Meski tak semua orang menyebut Coldplay sebagai band favorit, Coldplay tetaplah idola bagi setidaknya 80.000 pasang mata yang hadir di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) pada Rabu malam. Selama dua jam penuh, mereka menyaksikan konser Coldplay yang dikenal megah dan spektakuler dengan permainan tata lampu dan visual yang mengagumkan.
Penggunaan gelang yang bisa mengeluarkan cahaya seiring entakan musik yang dimainkan Coldplay adalah salah satu pengalaman yang ingin dirasakan para penggemar Coldplay. Banyak penonton telah mengenal Coldplay lewat lagu-lagunya sejak lama dan tertarik hadir di konser karena produksi konser yang spektakuler.
Coldplay juga menyediakan aplikasi seluler gratis yang dapat diunduh penonton. Aplikasi tersebut berfungsi untuk menghitung total jejak karbon yang dihasilkan penonton konser, sekaligus untuk mendorong para penonton memilih opsi perjalanan yang ramah lingkungan.
Penampilan Coldplay di Jakarta didahului oleh penampilan Rahmania Astrini selama lebih kurang 30 menit. Berbagai pesan tentang lingkungan dipaparkan melalui layar.
Rangkaian konser dunia Coldplay kali ini memang mengusung sejumlah hal menarik, yaitu memasukkan tema keberlanjutan lingkungan di dalamnya. Tujuannya untuk meminimalkan dampak negatif konser mereka terhadap lingkungan.
Baca juga: Coldplay Menggemuruhkan Jakarta
Untuk mengurangi jejak karbon pada konser mereka, Coldplay menggunakan formula baru untuk mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya saat menggunakan confetti. Penggunaan Xylobands atau gelang pemancar cahaya juga diganti dengan PixMob dengan material yang lebih aman untuk lingkungan.
Pada rangkaian konser kali ini, Coldplay bermitra dengan beberapa organisasi lingkungan, seperti One Tree Planted, ClientEarth, dan Grantham Institute. Untuk setiap tiket yang terjual dipastikan akan digunakan untuk menanam satu pohon.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F15%2Fa21cf074-746e-46b3-9b8a-8e80c6c9a124_jpg.jpg)
Vokalis Coldplay Chris Martin memeriahkan konser bertajuk Coldplay Music of the Spheres World Tour di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Coldplay juga menyediakan aplikasi seluler gratis yang dapat diunduh penonton. Aplikasi tersebut berfungsi untuk menghitung total jejak karbon yang dihasilkan penonton konser, sekaligus untuk mendorong para penonton memilih opsi perjalanan yang ramah lingkungan. Di lokasi konser, lantai GBK dipasangi lantai kinetik dan sepeda yang, jika dikayuh, bisa menghasilkan energi untuk mendukung konser.
Puncak tertinggi
Tepat pukul 21.00, intro Music of the Spheres mengantar keempat personel Coldplay muncul di panggung utama yang segera membuat GBK bergemuruh oleh histeria massa. Bulu kuduk meremang menyaksikan puluhan ribu penonton yang menggelora.
”Higher Power”, salah satu lagu dari album terbaru mereka, Music of the Spheres yang sekaligus menjadi tajuk tur dunia Coldplay, segera menyambung gelombang gemuruh penonton. Perpaduan musik yang mengentak dan permainan visual di panggung, ditambah nyala dari ribuan gelang warna-warni yang terpasang di setiap pergelangan tangan penonton, menaikkan adrenalin ke puncak tertingginya.
Stadion GBK terasa pecah, sesak oleh histeria penonton. Untuk pertama kalinya, penonton di Jakarta merasakan sensasi multisensori yang menjadi suguhan utama di konser-konser Coldplay di seluruh dunia.
Di antara dentum musik dan permainan cahaya warna-warni di panggung, banyak mata berbinar-binar tak kalah terangnya. Senyum dan tawa mereka merebak tak terbendung.
Baca juga: Aneka Gaya Penggemar Coldplay di Gelora Bung Karno Jakarta
Intro ”Adventure of a Lifetime” yang khas menyusul ”Higher Power”. ”Welcome Everybody. Assalamualaikum. Let’s go,” teriak Martin dari panggung, seolah memberi aba-aba kepada puluhan ribu pasang mata di hadapannya bersiap menikmati salah satu pengalaman terbaik dalam hidup mereka.
Kali ini gelang di tangan berubah menjadi semakin atraktif. Tidak hanya warna merah seperti di lagu pembuka. Penonton pun menjerit kegirangan. Mereka lebur, menyanyi bersama, juga menggerakkan tangan dan seluruh badan mengikuti irama. Kegembiraan terpampang jelas dari raut wajah mereka.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F15%2F37bf2198-5f38-49de-8a78-888c0c1ca707_jpg.jpg)
Vokalis Coldplay Chris Martin memeriahkan konser bertajuk Coldplay Music of the Spheres World Tour di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Malam itu, Coldplay tak hanya menyuguhkan lagu-lagu dari album Music of the Shperes. Lagu-lagu populer mereka, seperti ”In My Place”, yang kala membuka lagunya Martin mengajak penonton mengeja I-n-d-o-n-e-s-i-a mengikuti irama, ”Paradise”, ”The Scientist”, ”Viva La Vida”, ”Hymn for the Weekend”, tentu juga ”Yellow”, ”Sky Full of Stars”, dan ”Something Just Like This”.
Di sepanjang rentetan lagu itu, penonton tak henti turut menyanyi, berteriak kegirangan dihibur permainan tata lampu, kembang api, dan laser nan megah. Tata suara yang dihasilkan pun sempurna, menjangkau penonton di titik terjauh stadion. Nyaris tak ada penonton yang ”diabaikan” di konser Coldplay. Semua terlibat menjadi bagian konser yang penuh warna dan energi itu.
Lagu lama seperti ”Sparks” dan ”Everglow”, di mana Martin mengajak dua penonton, Airin dan Rudi, ikut naik panggung, juga turut dibawakan. Beberapa lagu dari album baru, seperti ”Human Heart”, ”Humankind”, ”My Universe”, dan ”Biutyful”, dibawakan di sesi ketiga dan keempat menjelang konser berakhir.
Menariknya, dalam pertunjukan perdana mereka di Jakarta, Martin yang tampaknya adalah seorang poliglot, karena di setiap kota yang mereka datangi selalu menyapa penonton dengan bahasa lokal, pun menyapa penonton dengan bahasa Indonesia. Tidak main-main, dia bahkan membacakan pantun.
”Apa kabar teman-teman. Selamat malam dan selamat datang. Kami senang sekali bisa hadir di Jakarta. Saya punya pantun,” ujarnya yang segera disambut gemuruh penonton.
”Hari Selasa ujian fisika. Giat belajar biar lulus. Apa kabar kota Jakarta. Boleh dong pinjam seratus,” lantun Martin diiringi permainan pianonya. Tawa penonton semakin tak terbendung menyambut aksi pentolan Coldplay itu.
”Wait wait wait. Jalan kaki sampai Senayan. Sambil membeli duku. Jakartaku kota yang keren. Coldplay is here for all you. Coldplay is here for all of you. Welcome everybody we love you, Welcome…,” teriak Martin.
Di lagu ”Something Just Like This”, Martin bahkan menyanyi sambil menerjemahkan lirik lagunya dengan bahasa isyarat. Sejak tur Music of the Spheres dimulai tahun 2022, Coldplay mulai menggunakan interpreter bahasa isyarat di konser-konser mereka agar menjadi konser yang lebih ramah bagi kalangan disabilitas.
Hangat dan dekat
Konser Coldplay memang megah dan spektakuler, tetapi terasa dekat dan hangat. Meski di area luas skala stadion, ikatan emosi antara Coldplay dan penonton terbangun sangat baik. Martin, harus diakui, adalah seorang frontman jempolan yang mampu mengelola puluhan ribu orang di depannya dengan baik.
Dia santai, tenang, tetapi juga mampu menunjukkan sisi humor, sekaligus wibawa dan karismanya di depan penonton. Di Jakarta, dia tak lupa menyentil soal macet Jakarta yang luar biasa.
Soal aksi panggung, Coldplay tak perlu diragukan. Penampilan mereka di Jakarta bahkan bisa disebut tak bercela dari berbagai sisi. Promotor PK Entertainment dan Third Eye Management berhasil menyuguhkan konser kelas dunia dengan sempurna untuk publik di Jakarta. Kita pantas bangga.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F15%2F9cb1efab-cff0-42c3-9daa-1fd4658f67d7_jpg.jpg)
Penonton menikmati konser Coldplay yang menggelar konser bertajuk Coldplay Music of the Spheres World Tour di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Tanpa melupakan pesan utama dari setiap konser mereka, Martin juga menyampaikan pesan-pesan penuh cinta bagi sesama manusia di mana pun berada. Dia memandu penonton untuk mengheningkan cipta, mengirim doa selama 12 detik kepada siapa saja doa itu ingin disampaikan, termasuk kepada warga dunia yang tengah mengalami krisis kemanusiaan.
”Malam ini sangat menyenangkan. Kami senang bisa hadir di sini. Ini adalah show pertama kami di Indonesia. Kami ingin mengingat ini sebagai ikatan antara kami dan kalian semua yang berjumlah 80.000 orang. Terima kasih sudah rela meluangkan waktu, menembus kemacetan yang luar biasa agar bisa bersama kami,” ujar Martin sebelum melantunkan ”Sparks”.
”Terima kasih sudah menunjukkan sisi terbaik manusia kepada kami, menunjukkan betapa indahnya apabila manusia bisa bersama-sama, dengan berkumpul dan bernyanyi bersama-sama seperti ini. Ini adalah hal yang sangat besar,” imbuh Martin.
”Kami sebagai band tidak percaya pada terorisme, opresi, atau pendudukan dan pencaplokan. Kami percaya setiap orang seharusnya bisa menikmati kebebasan dan bebas menjadi dirinya sendiri,” lanjut Martin.
Menjelang usai, satu kejutan diberikan oleh Martin dan kawan-kawan. Mereka menampilkan band Tanah Air yang tak asing bagi pencinta musik Tanah Air, Maliq & D’Essentials. Mereka tampil dengan set minimalis membawakan salah satu lagu populer mereka, ”Senja Teduh Pelita”. Penonton histeris menyambut penampilan mereka.
”Best concert ever. Menangis…. Enggak nyesel beli tiket mahal-mahal,” begitu Agni (26), penonton asal Tangerang, Banten, mengungkapkan perasaannya seusai menyaksikan Coldplay selama dua jam penuh. Demi Coldplay, dia rela mengeluarkan uang Rp 3,3 juta untuk tiket kategori 4, masuk kantor setengah hari dan meninggalkan anak balitanya bersama suami dan ibunya di rumah.
Malam itu sah sudah Coldplay menjejakkan kakinya di Tanah Air. Jakarta telah tercatat sebagai bagian dari lanskap bisnis pertunjukan musik global yang layak disejajarkan dengan negara-negara lain. Tentu dengan catatan, segala keruwetan segera diatasi hingga tuntas.