Antologi Stori Nadin Amizah
Penyanyi Nadin Amizah baru merilis album barunya. Album baru ini membuktikan Nadin makin bertumbuh dalam banyak hal.
Sampul album kedua Nadin Amizah, Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya.
Layaknya seorang trubadur pada masa lampau, yang bercerita melalui nyanyian sajak indah, musisi Nadin Amizah membuktikan dirinya memang seorang penutur ulung. Gelimang cerita yang ingin dibagikannya menjadi kekuatan hingga terangkai nada dan dilagukannya menyentuh banyak jiwa.
Lewat sepekan lalu, Nadin merilis album keduanya bertajuk Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya. Dibuka dengan tiga lagu yang diluncurkan sebagai singel secara berturut pada Juni, Agustus, dan September 2023, album yang berisi 11 lagu ini berhasil meraih ratusan juta pendengar di layanan pelantar musik digital.
Hal ini sesungguhnya sudah terlihat ketika lagu ”Rayuan Perempuan Gila” dirilis pada Juni 2023. Lagu yang mewakili fase cerita pertama tentang Nadin di album ini lekas viral meski kemudian membuat Nadin bereaksi karena yang dilakukan banyak kreator konten di media sosial berujung pada pembajakan karyanya. Pembajakan karya itu antara lain mengubah aransemen lagu dengan mode speed up untuk disematkan dalam konten mereka dan dimonetisasi, hingga mengubah artwork dari singel Nadin ini.
Walakin, dua lagu berikutnya, yakni ”Semua Aku Dirayakan” dan ”Tawa”, yang merepresentasikan dua fase cerita lanjutannya tetap sesuai jadwal untuk diperdengarkan ke publik dan disambut baik.
Baca juga: Berpesta Bersama Nadin Amizah
”Di album ini, dipertemukan dengan tiga fase yang lumayan dominan di kehidupanku. Fase pertama adalah fase aku merasa tidak pantas dicintai. Fase selanjutnya dipertemukan dengan cinta yang baik dan selalu mau mengusahakan kebahagiaanku. Yang ketiga adalah masa paling penting di mana aku mengambil cinta dari orang lain untuk diriku sendiri,” ungkap Nadin saat berbincang, Jumat (20/10/2023).
Terbukti langsung tersurat dalam tiap liriknya. ”Rayuan Perempuan Gila” yang bergenre keroncong-bossanova, misalnya, bercerita tentang perempuan yang tak pantas dicintai tapi terus berharap bisa diterima apa adanya oleh orang yang dicintainya. Berikut sepenggal liriknya: ”Tak pernah ada yang menungguku sejak dulu/yang terjadi sebelumnya/semua orang takut padaku/...”.
Begitu pula pada ”Semua Aku Dirayakan” sebagai fase kedua ketika berjumpa dengan cinta yang baik. Tertulis dalam liriknya: ”Hatiku seberat dunia/semua bentuknya kau rayakan/menangis pun kau penuh tenang/ ku dibuai/...”.
Di lagu ”Tawa” yang masuk pada fase ketiga dan menjadi track menjelang penutup album, liriknya jelas terdengar melegakan dan tanpa sadar yang mendengar pun turut bergembira karena sejatinya tiap manusia diberkahi orang-orang yang selalu tulus mencintainya dan mampu bertransformasi menjadi sumber energi. Ini secuplik lirik dari lagu bergenre pop bernuansa riang sesuai ceritanya: ”Peluk semua doa/tertawalah/semoga semesta/mendengar kita/belajar menelan apa pun aman yang ada/...”.
Tiga fase yang dibuatnya ini pun disebut sebagai konsep multiverse yang diilhami dari film terfavoritnya, yaitu Everything Everywhere All At Once (2022). Belakangan, judul album yang telah disiapkannya pun turut berubah seiring lagu dan konsepnya rampung diwujudkan.
”Tadinya, album akan diberi nama Hanya Untuk Cinta aja. Namun, setelah aku menulis lagunya dan menyelesaikan albumnya, aku merasa dalam proses mencintai ini ingin memberikan lagu ini pada dunia juga,” jelas Nadin yang baru menulis materi untuk albumnya ini pada Januari 2023.
Nadin Amizah
Bertumbuh
Secara keseluruhan, album kali ini menunjukkan Nadin bertumbuh, baik dari eksplorasi rasa hingga nada. Untuk urusan vokal, peraih empat piala Anugerah Musik Indonesia ini tetap pada pakemnya. Tarikan suaranya pas tanpa harus sibuk bermain dengan falsetto atau suara kepala yang kadang malah menjadi bumerang bagi para penyanyi perempuan solo jika eksekusinya kebablasan. Kata anak sekarang, suaranya sopan masuk ke telinga.
Namun, untuk urusan aransemen, Nadin menerobos batasannya bersama lima produser. Ada Lafa Pratomo pada lagu “Bunga Tidur”, “Rayuan Perempuan Gila”, “Ah”, “Di Akhir Perang”, dan “Tawa”. Kemudian, Gusti Irwan Wibowo pada lagu “Jangan Ditelan” dan “Berpayung Tuhan”. Lalu, Rifan Kalbuadi pada lagu “Semua Aku Dirayakan” dan “Kekal”. Dua lagu lainnya yakni, “Tapi Diterima” menggandeng Will Mara dan “Nadin Amizah” dengan Rayhan Rizki Ramadhan.
Musikalitas dari lima produser ini yang turut mengantarkan Nadin pada capaian barunya dan berani bermain dalam berbagai genre dari folk, pop, keroncong, hingga bossanova. ”Rayuan Perempuan Gila” itu paling-paling berkesan karena it’s a breakthrough for me. Karena Nadin dikenal dengan sebuah genre, tapi kemudian muncul dengan genre berbeda. Ditambah lirik dan konsep yang sangat centil yang sangat bukan aku tapi aku bisa membawakannya dengan sangat aku. Ini berkesan karena jadi sebuah milestone baru untuk aku dan berani push boundary yang ternyata orang-orang tetap bisa menerima dengan sangat baik,” tuturnya.
’Rayuan Perempuan Gila’ itu paling-paling berkesan karena it’s a breakthrough for me.
Berbicara rasa, kembali pada fase yang dituturkannya, Nadin memperluas jangkauan bahkan terdengar variasi yang mampu membawa emosi pendengar dari awal terasa suram hingga tersenyum lebar di akhirnya. Jelas berbeda dengan album pertamanya, Selamat Ulang Tahun (2020). Saat itu, Nadin memilih spesifik pada tema trauma yang terpancar pada nuansa tiap lagunya yang getir. Sejalan juga dengan mini album Kalah Bertaruh (2021), Nadin menuturkan tentang kandasnya kisah cintanya yang digambarkan sedemikian kelam dan sedih.
”Di sini, aku bercerita lebih banyak hal dari banyak cakupan dan rasa. Aku juga mulai melebarkan referensi musik sehingga tidak terpaku pada sebuah genre sehingga jadi semacam showcase apa saja yang biasa aku dengarkan. Aku juga ingin menunjukkan, aku punya banyak warna sehingga bisa dilihat lebih multidimensi,” ujarnya.
Pada akhirnya, gadis kecil yang gemar bercerita ini bertumbuh melalui kisah yang dibagikannya melalui lagu-lagunya. “Aku hanya selalu punya cerita yang kalau orang dengar bisa merasa relate atau jika tidak, mereka bisa cukup suka untuk mendengarkan,” ujarnya.
Jika pada single “Rumpang” yang dirilis pada awal kemunculannya berbunyi: ”Katanya mimpiku akan terwujud/mereka berbohong/mimpiku tetap semu/...”.
Sekarang, Nadin menyatakan dalam lagu pungkasan di album barunya bertajuk ”Nadin Amizah”: ”Gadis kecilku/lihat kamu/banyak mimpimu/ sudah terwujud/...”.
Semua orang pun, tak hanya Nadin, kini akan ikut berdendang dalam alunan halus petikan gitar akustik, “Hai Nadin Amizah, ku tahu kamu!”
Nadin Amizah