logo Kompas.id
HiburanMenyesap Sejarah di Secangkir ...
Iklan

Menyesap Sejarah di Secangkir Kopi

Dekker dan Multatuli adalah sosok yang pikirannya bercabang. Ruwet. Di satu sisi, Dekker sebagai pejabat Belanda wajib menjalankan kebijakan pemerintahnya. Di sisi lain, ia juga menentang ketidakadilan tanam paksa.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
· 5 menit baca
Pengunjung mengamati karya berjudul "Soekarno-Hatta (Dialog Tengah Malam)" oleh Bambang Winaryo dalam pameran seni rupa dan perjalanan kopi Indonesia, Road to Max Havelaar, di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (5/10/2023). Pameran yang berlangsung pada 5-9 Oktober 2023 ini menampilkan karya dari 14 perupa.
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Pengunjung mengamati karya berjudul "Soekarno-Hatta (Dialog Tengah Malam)" oleh Bambang Winaryo dalam pameran seni rupa dan perjalanan kopi Indonesia, Road to Max Havelaar, di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (5/10/2023). Pameran yang berlangsung pada 5-9 Oktober 2023 ini menampilkan karya dari 14 perupa.

Tak hanya warnanya yang hitam dan rasanya yang pahit, sejarah kopi pun demikian. Ia dibudidayakan oleh penderitaan, dipanen oleh keangkuhan, dan diseduh dalam cawan kolonialisme. Era penjajahan memang sudah lewat, tapi bukan berarti hilang.

Entah karena memori yang pendek atau hati yang begitu pemaaf, kita suka lupa kalau jejak kopi di Tanah Air tak berawal indah. Sulit membayangkan bahwa beratus tahun lalu kopi tak ada di warung. Padahal, kopi di zaman sekarang begitu hit. Kehadirannya tak bisa dipisahkan dari gaya hidup urban. Kopi adalah kawan tongkrongan untuk mengejar deadline atau ngobrol sekadar ngalor-ngidul.

Editor:
BUDI SUWARNA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000