Bulan Oktober nanti ada dua festival yang layak dikunjungi. Pertama, Madani International Film Festival pada 7-12 Oktober 2023 di Jakarta. Kedua, CRAFT International Animation Festival pada 23-28 Oktober 2023 di Malang.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
Suasana pemutaran film dokumenter The Quest dalam seri bertajuk Bali: Becik-becik Menyama Braya, di Universitas Paramadina, Jakarta, Selasa (26/9/2023). Pada kesempatan ini diputar pula seri Aceh: Bumi Serambi Mekkah. Pemutaran film ini merupakan salah satu rangkaian Road to Madani 2023, yakni kegiatan menjelang pelaksanaan Madani International Film Festival (MIFF) 2023. MIFF 2023 akan berlangsung di Jakarta pada 7-12 Oktober 2023.
Bulan Oktober nanti ada dua festival yang layak dikunjungi. Pertama, Madani International Film Festival pada 7-12 Oktober 2023 di Jakarta. Kedua, CRAFT International Animation Festival pada 23-28 Oktober 2023 di Malang. Keduanya adalah perayaan atas keberagaman hidup manusia dan teknik berkesenian. Film dan animasi jadi medium untuk merayakan ini.
Madani International Film Festival (MIFF) tahun ini bakal lebih semarak dari tahun-tahun lalu. Ada 75 film dari 26 negara yang akan ditayangkan selama festival. Beberapa film berasal dari Indonesia, Palestina, Maroko, dan Burkina Fasko. Ada pula 16 pembicara dari dalam dan luar negeri yang bisa diajak berdiskusi soal film. Adapun tema MIFF tahun ini ”Buhul” yang berarti ikatan.
Jumlah film yang ditayangkan tahun ini lebih banyak dibandingkan dengan sebelumnya. Pada 2022, MIFF menayangkan 70 film dari 22 negara, sementara pada 2021 ada 13 film.
Banyaknya jumlah film tahun ini memungkinkan audiens untuk melirik film-film yang mungkin tak akan tayang secara komersial di bioskop Indonesia, misalnya film R-21 aka Restoring Solidarity (2022). Film dokumenter pembuka MIFF 2023 ini dibuat dari arsip Tokyo tentang perjuangan rakyat Palestina meraih kedamaian.
DOKUMENTASI MADANI INTERNATIONAL FILM FESTIVAL 2023
Suasana konferensi pers Madani International Film Festival (MIFF) 2023 di Jakarta, Rabu (27/9/2023). Festival film ini akan berlangsung di Jakarta pada 7-12 Oktober 2023. Ada 75 film dari 26 negara yang akan ditayangkan selama festival.
Perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel terjadi sejak beberapa dekade silam. Israel mendapat dukungan dari Blok Barat. Sementara itu, sejumlah negara, seperti Indonesia, tercatat mendukung Palestina. Presiden pertama Indonesia, Soekarno, bahkan menyatakan dukungan ke Palestina sejak awal masa kemerdekaan Indonesia hingga awal 1960-an (Kompas.id, 9/5/2019).
Dukungan terhadap Palestina rupanya pernah pula diberikan oleh rakyat Jepang beberapa puluh tahun lalu. Namun, jejak sejarah soal ini hilang. Kepingan sejarah itu kembali ke permukaan setelah seorang perempuan di Tokyo, Jepang, mendatangi sineas Palestina, Mohanad Yaqubi. Perempuan itu mengaku punya banyak arsip video lawas yang tak ia pahami.
”Tak disangka, seorang perempuan menyerahkan arsip video yang tak pernah diketahui sebelumnya, berisi dukungan sebagian masyarakat Jepang pada perjuangan rakyat Palestina,” ucap Board MIFF 2023, Putut Widjanarko, pada konferensi pers, di Jakarta, Rabu (27/9/2023).
Mohanad Yaqubi lantas merangkai arsip-arsip itu dan menyutradarainya menjadi film R-21 aka Restoring Solidarity. Putut menambahkan, film ini menggambarkan solidaritas dan empati antarbenua terhadap Palestina. Film juga menyajikan sejumlah wawancara hingga cuplikan kehidupan di pengungsian.
Masih banyak film lain yang akan menyuguhkan ragam kehidupan umat Muslim di berbagai negara, baik Muslim sebagai warga mayoritas maupun minoritas. Salah satunya film 200 Meters (2020) yang menceritakan keluarga yang terpisahkan dinding buatan Israel. Direktur MIFF 2023 Sugar Nadia Azier mengatakan, festival akan ditutup dengan film Animalia (Maroko, 2023) garapan sutradara muda Sofia Alaoui.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Suasana konferensi pers Madani International Film Festival (MIFF) 2023 di Jakarta, Rabu (27/9/2023). Festival film ini akan berlangsung di Jakarta pada 7-12 Oktober 2023. Ada 75 film dari 26 negara yang akan ditayangkan selama festival.
Kritis dan beradab
Menurut Board MIFF 2023, Hikmat Darmawan, film adalah jendela yang menawarkan perspektif baru bagi penonton. Film diharapkan mampu memantik diskusi dan karenanya menciptakan masyarakat yang kritis dan beradab.
Sutradara dan Board MIFF 2023, Garin Nugroho, mengatakan, masyarakat yang kritis hanya bisa tercipta jika dibiasakan membaca dan menafsir. Film bisa jadi media untuk itu. Namun, mayoritas film Islami di Indonesia hanya bicara soal keteladanan dan larangan atau kebolehan. Film-film seperti itu tidak menggugat, mengkritisi, atau membuka ruang dialog. Masyarakat yang beradab atau madani pun tak tercipta.
”Sejarah film dipenuhi tabu-tabu soal agama dan itu jadi trauma dalam sejarah film Indonesia,” ujar Garin.
Animasi
Jika MIFF merayakan keberagaman hidup umat Muslim, CRAFT International Animation Festival merayakan keberagaman teknik animasi. Direktur Eksekutif CRAFT International Animation Festival Hizkia Subiyantoro menyebut, ada lebih dari 20 teknik animasi. Namun, hanya 3-5 teknik yang digunakan industri hiburan, seperti teknik dua dimensi (2D), tiga dimensi (3D), campuran 2D dan 3D, stop motion, serta hyperrealism.
Masih banyak teknik lain yang jarang digunakan di industri, seperti sand animation atau membuat animasi dengan pasir atau bubuk, serta wood cutting atau pahatan kayu. Teknik-teknik itu disebut juga animasi dari kerajinan tangan atau berbasis material.
”Sekarang semuanya dibikin di komputer. Sementara itu, ada teknik berbasis material di mana kita bisa pakai batu, beras, biji-bijian, sampai tanah liat untuk membuat animasi. Karena berbasis materi, maka animasi di Iran, Brasil, atau negara-negara Skandinavia pasti beda. Itu yang menarik,” kata Hizkia atau yang akrab disebut HizaRo.
KOMPAS/SOELASTRI SOEKIRNO
Hizkia Subiyantoro (HizaRo) dan istrinya, Chonie Prysilia, keduanya pendiri Klub Animasi di Yogyakarta pada Kamis (30/3/2023).
Buat dia, animasi berbasis material menarik karena punya ”daya ganggu” dari sisi visual. Hal itu menimbulkan pengalaman menonton animasi yang berbeda.
Kekayaan teknik inilah yang ingin ditampilkan pada festival. Kekayaan tersebut bisa dirasakan melalui 92 film yang akan ditayangkan. Film tersebut merupakan hasil kurasi dari 237 film animasi yang diterima penyelenggara. Ratusan film tersebut dikirim dari 42 negara, antara lain Perancis, Iran, Ukraina, Afrika Selatan, China, Malaysia, dan Kanada.
Dari festival ini, diharapkan ada animasi tradisional yang mengimbangi kehadiran animasi modern berbasis komputer. Perkara nanti publik mau menonton animasi yang mana, bagi HizaRo, ini tak jadi masalah.