Bersantai Dulu di Prambanan
Brian Donnelly menyerasikan ”KAWS:Holiday” dengan Prambanan yang berarsitektur adiluhung. Seniman yang kerap disapa KAWS itu hendak menghamparkan kedamaian.
Brian Donnelly menghadirkan ”KAWS: Holiday” di Prambanan, Yogyakarta. Seniman asal Amerika Serikat berjuluk ”KAWS” itu menunjukkan patung terbesarnya dengan memfokuskan aksi visual. Ia hendak merelaksasi mereka yang mengamati karyanya lewat figur menggemaskan dengan warna menyala.
Brian menatap tumpeng sambil memotongnya dengan perlahan. Ia tampak kurang yakin setelah diminta mengiris puncak kerucut nasi kuning tersebut hingga mesti diarahkan untuk menambahnya dengan beberapa lauk. Sejumlah tamu tersenyum menyaksikan gegar budaya ringan itu.
Piring diserahkan kepada mitra Brian untuk mengawali pameran tersebut. Tak jauh dari tenda yang memayungi mereka, ”KAWS: Holiday” sudah menggiring sejumlah pengunjung untuk mendekatinya. Sang seniman mengamati dulu kreasinya sejenak dengan semringah.
”Paling menyenangkan kalau menuntaskan proyek, aku bisa datang ke berbagai negara dan belajar budayanya,” ujarnya dalam bahasa Inggris, Jumat (18/9/2023). Postur raksasa berlabur merah jambu itu jelas begitu menyita pandangan, apalagi panjangnya mencapai 45 meter.
Boneka megah tersebut, ”KAWS: Holiday”, gesturnya tengah berbaring sembari menyungkupi muka dengan mengatupkan kedua tangan. Banyak pengunjung spontan teralihkan perhatiannya. Beberapa bule melongokkan kepalanya lalu beranjak untuk mendekat.
Mereka terpaksa memalingkan langkahnya lantaran hanya undangan terbatas yang boleh masuk. Keesokan harinya, pameran itu baru berlangsung hingga 31 Agustus 2023 yang bisa diamati setiap pukul 08.00-17.00. Berlatar Prambanan, ”KAWS: Holiday” yang gigantik tampil kian anggun.
Kamidia Radisti, pranatacara seremoni tersebut, sungguh takjub mendapati ”KAWS: Holiday” yang belum ditata sehari sebelumnya. ”Kemarin, saya ikut pertemuan teknis selama dua jam sampai pukul 16.00. Pagi tadi, saya datang pukul 07.00 sudah muncul. Benar-benar surprised (terkejut),” katanya.
Kamidia yang juga Miss Indonesia 2007 itu menganggap ”KAWS: Holiday” spektakuler. Ia pun mengaku agak grogi memandu agendanya. ”Semacam mewakili fans yang sudah menunggu-nunggu. Awalnya, lihat media sosial. Sempat enggak percaya, ternyata aku membawakan acaranya. Kayak mimpi jadi nyata,” ucapnya.
Selaras Prambanan
Brian memboyong buah kreativitasnya untuk pertama kali menuju Indonesia setelah melanglang sejak tahun 2018 ke Melbourne, Singapura, Gunung Chiangbai, Seoul, Tokyo, Hong Kong, Bristol, Taipei, bahkan mengangkasa sampai stratosfer.
Sosok yang ia pajang, mainan vinil ”Accomplice” rilisan pada tahun 2002, kini bagai bertiwikrama selaras dengan relief Prambanan. Candi tersebut memang memuat Ramayana, termasuk epos Arjuna Sasrabahu yang menjelma menjadi raksasa untuk mengalahkan raja angkara murka, Rahwana.
Tak ada pertimbangan khusus Brian sebenarnya untuk memilih ”Accomplice” selain sekadar menghela napas seusai pandemi yang begitu meletihkan. ”Semua orang capek dan patungnya sesuai banget. Enggak ada alasan tertentu. Aku yakin bakal bagus saja kalau didatangkan di sini,” ujarnya.
Ia mengungkapkan pandangannya yang sangat simpel. Brian sama sekali tak mengkritik siapa pun. Bukan pula bermaksud memotret fenomena, semisal masyarakat dunia yang semakin pemalu atau malas lewat ”KAWS: Holiday” karena digesturkan tengah tidur-tiduran dan menutupi wajahnya.
”Kalau bekerja, aku berupaya untuk menyentuh audiens dengan fun (kesenangan), menikmati kota-kota yang disinggahi, dan berbincang-bincang dengan warga setempat,” katanya. Ia kerap mencantumkan huruf X pada mata dan tangan tokoh-tokohnya dengan tak ambil pusing soal filosofi.
Saat ditanyakan tentang tanda itu, Brian hanya menjawab, karakteristik demikian sudah dibubuhkan pada semua pekerjaannya. ”Kekhasan yang terus aku kembangkan. Buatku, semacam ikon saja, tapi bukan untuk menyampaikan pernyataan kritis,” ucapnya.
Brian juga tak berniat melingkupi benak penggemarnya dengan kemisteriusan. Ia semata-mata berinovasi dengan detail yang dinilai paling pas untuk diekspresikan. Tak pelak, ”KAWS: Holiday” menitikberatkan atraksi yang visibel untuk mengendurkan saraf dengan bersantai dulu di Prambanan.
Maka, kagumi saja postur serupa kelinci dengan telinga panjangnya yang menekukkan kedua kaki bersepatu bot tersebut. Mereka yang boleh masuk terlihat berswafoto ramai-ramai dengan bingkai ”KAWS:Holiday” setinggi 15 meter dihiasi indahnya langit biru bernaungkan keteduhan sore.
Menghamparkan kedamaian
Segendang sepenarian dengan santainya ekspresi Brian yang sudah berkecimpung dalam dunia seni lebih kurang 30 tahun itu, tak banyak pesan yang ingin diutarakan. ”Lebih menciptakan ruang untuk menenangkan, melihat, dan bertemu satu sama lain,” ujarnya.
Seraya tersenyum, ia juga menuturkan pengalaman mencicipi beberapa sajian Nusantara meski tak ingat namanya. Staf Brian lantas mengajukan foto minuman yang ternyata kunyit asam. “Aku minum pagi ini. Enak. Cuma, aku bukan foodie (penggila makanan) yang memotret setiap hidangan,” katanya.
Brian menyerasikan ”KAWS:Holiday” dengan Prambanan yang berarsitektur adiluhung sekaligus berterus terang tentang reka ciptanya yang tak banyak dirombak. ”Aku mau menghamparkan kedamaian untuk mereka yang berinteraksi dengan semua yang kuhasilkan,” ucapnya.
Brian sangat gembira berkesempatan untuk menyambangi Yogyakarta dan terpesona mendapati paduan peninggalan peradaban lampau dengan seni kontemporer yang menggugah. ”Aku sudah melihat bermacam-macam lokasi, tapi Prambanan spesial. Ditambah historisnya, aku jadi pergi ke Indonesia,” ujarnya.
Pendiri AllRightsReserved, SK Lam, yang menggelar KAWS: Holiday memantau banyaknya penggemar di Indonesia yang meminta Brian untuk bertandang. ”Mereka sangat ingin melihat prakarsanya. Kehormatan untuk bekerja sama dengan Brian karena sudah lama saya suka buah pikirannya,” katanya.
Ia sungguh terkejut saat Brian bersedia mampir ke Yogyakarta yang lokasinya dianggap memadai. Prambanan, kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang didirikan pada abad ke-9, dipilih karena lanskapnya bisa mengakomodasi ”KAWS: Holiday” tanpa mengganggu warisan dunia tersebut.
Baca juga: ”KAWS: Holiday” Dipamerkan di Prambanan
Board Member dari AKG Entertainment, Axton Salim, mitra lokal yang berpartisipasi, mengemukakan kerja kerasnya selama setahun hingga ”KAWS: Holiday” bisa disuguhkan. ”Saya sangat senang dan bangga Brian memilih Prambanan yang ikonik sehingga bisa berdampingan dengan garapannya,” ucapnya.
Axton berharap ”KAWS: Holiday” tak hanya menyebarluaskan pesona Indonesia hingga mata dunia semakin terbuka, tetapi juga mengajak generasi muda menghargai warisan budaya. ”Ini supaya orang-orang juga lebih tertarik dengan seni kontemporer,” ujarnya.