Mereka akan tampil diiringi musik orkestra yang dikomandoi oleh Erwin Gutawa di panggung yang terletak di tengah hutan pinus, didesain melayang oleh seniman Jay Subyakto.
Oleh
DWI AS SETIANINGSIH
·4 menit baca
Sejumlah penyanyi dan musisi band ternama dari berbagai genre musik di Tanah Air akan tampil dalam perhelatan Forestra 2023 yang akan berlangsung pada Sabtu (26/8/2023) di Orchid Forest Cikole, Lembang, Bandung, Jawa Barat. Mereka akan tampil diiringi musik orkestra yang dikomandoi Erwin Gutawa di panggung yang terletak di tengah hutan pinus, didesain melayang oleh seniman Jay Subyakto.
Para penyanyi dan musisi dari band yang akan tampil adalah penyanyi David Bayu, Rahmania Astrini, Aurelle Moeremans, band cadas asal Bandung, Burgerkill, duo musisi elektronik Gabber Modus Operandi, Barasuara, Feel Koplo, serta penampilan spesial dari White Shoes and the Couples Company dan Sore. Semuanya akan tampil dalam pertunjukan musik bertema Simfoni Alam Raya, menjadi perayaan megah bagi keterjalinan relasi antara manusia, musik, dan alam di Forestra 2023.
Penonton yang hadir tidak hanya akan mendapatkan sajian musik spektakuler, namun juga turut berpartisipasi dalam pelestarian hutan. Untuk setiap tiket yang terjual, sebagian akan didonasikan untuk penanaman pohon.
CEO Orchid Forest Cikole sekaligus CEO ABM yang merupakan penyelenggara Forestra 2023, Barry Akbar, mengungkapkan, gagasan menghadirkan Forestra lahir dari kecintaannya pada musik dan alam. Dia ingin mengajak masyarakat Indonesia agar lebih terbiasa ”bermain” di alam.
”Indonesia, kan, punya 17.000 pulau. Orang-orang Indonesia seharusnya lebih terbiasa main ke alam. Tetapi, yang saya lihat tidak begitu. Saya merasa harus lebih sering mengajak orang untuk datang ke alam. Caranya, dengan memberikan sajian musik. Kalau mereka terbiasa di alam, akan tumbuh kecintaannya pada alam,” tutur Barry.
Dia sengaja memilih musik orkestra karena menurut dia orkestra memiliki kelenturan yang bisa mewadahi banyak genre musik. Dia menjamin, penyelenggaraan Forestra 2023 yang menyuguhkan multigenre, mulai dari yang ingar bingar hingga yang ”manis”, tidak akan mengganggu hutan dan ekosistemnya.
”Orchid Forest Cikole ini berdiri di atas lahan bekas hutan produksi, bukan hutan konservasi, sehingga tidak akan mengganggu satwa liar dan ekosistemnya. Ini adalah taman wisata sehingga bisa dijadikan tempat berkumpul atau mengadakan event musik,” kata Barry. Dia mengimbau, agar saat menonton, penonton mengenakan pakaian yang nyaman karena suhu saat Forestra 2023 berlangsung diperkirakan berada di posisi 15 derajat celsius.
Pertunjukan unik
Art Director Forestra 2023 Jay Subyakto mengatakan, lokasi yang dipilih untuk penyelenggaraan Forestra 2023 spesial karena memiliki bentuk menyerupai terasering dengan kecuraman yang ideal. Dengan posisi tersebut, penonton bisa duduk nyaman, tidak saling menghalangi pandangan, laiknya di sebuah concert hall.
Untuk desain panggung, Jay akan membuat panggung dengan konsep mengambang di ketinggian 10 meter serta transparan sehingga penonton tetap bisa melihat hutan yang menjadi lokasi panggung berada. Dia menegaskan bahwa panggung dibangun tanpa menebang satu pohon pun. Di atas panggung, Jay akan menembakkan video mapping langsung ke arah pepohonan sehingga secara visual akan terlihat lebih estetik dan natural.
”Isu yang terpenting kalau dulu kebakaran hutan, sekarang justru baru kita tahu bahwa Jakarta dan sekitarnya, juga kota-kota besar lainnya, udaranya sudah sangat terpolusi, bahkan ada yang beracun, tapi di Indonesia belum ada upaya untuk mengatasi. Tapi, di Cikole kita masih bisa merasakan udara yang bersih dan alami. Ini yang sangat penting. Jadi, kita mau ajak orang-orang untuk kembali ke alam untuk menikmati musik dari berbagai genre, juga tribute pada tempat ini. Kita tahu Bandung banyak melahirkan pemusik hebat,” tutur Jay.
Music Director Forestra 2023 Erwin Gutawa menambahkan, dari sisi aransemen musik, dia memastikan akan ada banyak penyesuaian. Akan tetapi, dia menjamin orkestra bisa mendukung setiap musisi yang tampil.
”Kami akan support sebaik-baiknya karena kami tahu orkestra itu orangnya banyak, nanti sekitar 50-60 orang yang akan membuat musik menjadi makin megah, yang power makin power, kalau sedih makin sedih. Itu gunanya orkestra. Nah, support kami itu mudah-mudahan nanti bisa nyambung sama Burgerkill, sama Astri, dan lain-lain. Mereka yang tampil adalah musisi-musisi yang memang punya karakter kuat di jalurnya masing-masing dan orkestra mudah-mudahan bisa nyampur di situ dan bisa memberikan suguhan yang dahsyat, langka, karena penonton akan dapat suguhan musik yang enggak pernah didapat di acara musik lain,” imbuh Erwin.
Di banyak negara, ujarnya, hutan menjadi venue musik tidak banyak. Bahkan dapat dikatakan sangat jarang. Oleh karena itu, Forestra memiliki level keunikan dan kelangkaan tinggi yang merupakan nilai lebih bagi penyelenggaraan Forestra. Situasi pepohonan pinus yang rimbun, dikatakan Erwin, bisa berfungsi sebagai filter yang akan membuat audio yang dihasilkan tidak terpencar ke segala arah sehingga suguhan musik tetap dapat dinikmati dengan kualitas baik.