Oppenheimer, Pencipta dan Penghancur Dunia Baru
Film ”Oppenheimer” garapan sutradara Christopher Nolan menceritakan kisah hidup Julius Robert Oppenheimer, sang Bapak Bom Atom, dengan apik, intim, dan menggugah emosi.
Dunia menjuluki Julius Robert Oppenheimer sebagai Prometheus asal Amerika Serikat. Ia sukses menciptakan senjata, peradaban, bahkan dunia baru. Pada akhirnya, ketakutan Bapak Bom Atom ini atas ciptaannya sendiri betul terjadi.
Tahun 2020, sutradara kenamaan Christopher Nolan menyelesaikan film fiksi ilmiah Tenet. Ia lalu menerima hadiah dari aktor Robert Pattinson, yakni buku berisikan pidato-pidato Oppenheimer era 1950-an setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki di Jepang.
Ketika membaca buku itu, Nolan mendapati Oppenheimer sebagai karakter yang menarik. Oppenheimer bergulat dengan konsekuensi dari apa yang telah ia lakukan lewat penciptaan bom atom atau senjata nuklir pertama di dunia. Ide untuk membuat membuat biopik tentang tokoh ini timbul.
”Yang ingin saya lakukan adalah membawa penonton ke dalam pikiran dan pengalaman seseorang yang berada di pusat perubahan terbesar dalam sejarah dunia. J Robert Oppenheimer adalah orang terpenting yang pernah hidup. Dia menciptakan dunia yang kita tinggali ini, menjadi baik atau buruk, kisahnya harus dilihat untuk bisa dipercaya,” tutur Nolan, dalam pernyataan pers yang diterima di Jakarta, Selasa (18/7/2023).
Nolan menggarap film Oppenheimer berdasarkan buku American Prometheus (2005) karya Kai Bird dan Martin J Sherwin. Buku yang mendapat penghargaan Pulitzer ini menelisik berbagai aspek kehidupan sang ilmuwan, termasuk kiprahnya sebagai pemimpin ilmuwan untuk Proyek Manhattan.
Proyek Manhattan adalah proyek Pemerintah AS untuk menciptakan senjata nuklir pertama di masa Perang Dunia II. Berbasis di Los Alamos, New Mexico, proyek ini menjadi pertarungan kecepatan intelektual antara ilmuwan AS melawan ilmuwan Jerman, sementara ancaman Rusia ikut membayangi.
Aktor Cillian Murphy terpilih untuk memerankan Oppenheimer. Film ini menandakan kolaborasi keenam antara sang sutradara dan aktor, meskipun di film-film lalu Murphy hanya bermain sebagai peran pendukung. Untuk menjadi sang ilmuwan yang identik dengan cangklong, topi, dan jas kebesaran, Murphy rela berdiet ketat.
Oppenheimer lahir di New York, AS, pada 22 April 1904. Mengutip American Prometheus (2005), dia berasal dari keluarga imigran Jerman generasi pertama dan kedua. Ia secara etnis dan budaya adalah seorang Yahudi, tetapi bergabung dalam Masyarakat Budaya Etis yang merayakan rasionalisme serta humanisme sekuler yang progresif.
Aktor besar lainnya terlibat sebagai sosok penting di sekitar Oppenheimer. Emily Blunt menjadi Kitty Oppenheimer, istri Oppenheimer; Matt Damon menjadi Leslie Groves, pejabat militer AS; dan Robert Downey Jr menjadi Lewis Strauss, pejabat Atomic Energy Commission (AEC). Sementara Florence Pugh memerankan Jean Tatlock, kekasih Oppenheimer sekaligus anggota Partai Komunis.
Film Oppenheimer dengan format IMAX mengambil tema alur maju dan mundur. Gaya ini memang adalah ciri khas Nolan yang kerap mengimplementasi struktur narasi yang tidak konvensional, seperti terlihat pada Memento (2000) dan Tenet (2020).
Dalam film ini, Nolan membedah perjalanan intelektual Oppenheimer hingga memimpin Proyek Manhattan. Di tengah penuturan itu, ia menyelipkan kisah Oppenheimer menjalani pemeriksaan atas tuduhan ancaman terhadap keamanan negara pada 1954 lantaran penolakan terhadap bom hidrogen dan keterkaitan dengan komunis di masa lalu.
Demi menjaga rasa otentik, Nolan membangun kota serupa Los Alamos di Ghost Ranch, New Mexico. Namun, ia juga mengambil gambar di beberapa lokasi di Los Alamos, kantor, dan rumah asli Oppenheimer.
Seperti Prometheus
Dalam legenda Yunani, Prometheus adalah keturunan Titan, yakni dewa-dewa yang eksis lebih dulu, tetapi kemudian tersingkirkan oleh para dewa Olimpus. Prometheus terkenal sebagai sosok yang mencuri api dari Zeus, pemimpin Dewa Olimpus.
Api itu kemudian diberikan kepada manusia yang berperan penting bagi peradaban. Sebagai hukuman, Zeus mengikat Prometheus ke sebuah pilar. Zeus lalu mengirim elang setiap hari untuk menggerogoti lever Prometheus yang tumbuh kembali setiap malam.
Fenomena paralel terlihat pada hidup Oppenheimer. Trinity, bom atom pertama yang diuji coba di bawah pengawasan Oppenheimer, menandakan perpaduan mulus antara ilmu pengetahuan dan senjata militer. AS jadi percaya diri dengan kekuatannya.
Setelah Jerman kalah Perang Dunia II, hasrat untuk menggunakan bom atom itu beralih ke Jepang. Pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki yang memakan korban lebih dari 100.000 jiwa menjadi pernyataan bahwa AS ialah negara terkuat di dunia. Dunia tersentak dengan kekuatan yang bisa diciptakan manusia.
Pujian menghujani Oppenheimer. Namun, adegan dalam film menunjukkan, laki-laki ini perlahan menyadari apa yang telah dan akan terjadi. Matanya menatap kosong, suaranya tercekat. Hanya ada bayangan kesakitan para korban yang berseliweran.
Rasa bersalah itulah yang membuat Oppenheimer menjadi vokal tentang potensi manfaat dan bahaya senjata nuklir. Ia kritis mengomentari penggunaan nuklir oleh militer. Kritik itu mengusik Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Partai Republik pada 1953. Apalagi hubungan AS-Rusia waktu itu memburuk.
Situasi berubah. Di bawah pengaruh sejumlah tokoh Partai Republik, sidang keamanan pada 1954 mencabut security clearance atau akses informasi keamanan nasional tingkat tinggi Oppenheimer. Rasa bersalah membuat Oppenheimer tak melakukan pembelaan berarti.
”Film Oppenheimer menggali lebih dalam pribadi seseorang visioner ilmiah yang kompleks. Film ini merupakan eksplorasi yang menggugah pikiran dan emosi tentang ambisi, moralitas, dan konsekuensi dari kemajuan ilmu pengetahuan,” tutur Julius Daniel Suhakri, Head of Marketing Universal Pictures International.
Ketakutan terbukti
Pada akhirnya, ketakutan Oppenheimer terbukti. Penemuan bom atom membuat negara-negara adidaya berlomba untuk menciptakan senjata terkuat dengan alasan keamanan nasional. Dampaknya terasa sampai sekarang. Konflik dunia yang melibatkan negara adidaya selalu berujung pada kekhawatiran akan perang nuklir, seperti Perang Rusia-Ukraina yang belum usai.
Negara berkembang hanya bisa berusaha meredakan suasana lewat jalur diplomasi. Bahkan di kawasan Asia Tenggara, Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN gelisah lantaran para pemilik senjata nuklir masih enggan meneken protokol Traktat Asia Tenggara sebagai Kawasan Bebas Nuklir atau SEANWFZ (Kompas, 16 Juli 2023).
Baca juga: Pertanyaan soal Cinta Buta Kaisar dan Selir
Dalam dokumenter televisi NBC pada 1965, Oppenheimer menceritakan pemikiran yang melintas saat dia melakukan uji coba dan melihat awan jamur membubung tinggi ke langit di Los Alamos. Dia teringat bait dalam Bhagavad Gita atau Bhagawadgita, sebuah kitab kuno bagi umat Hindu.
”Kami tahu dunia tidak akan sama. Beberapa orang tertawa, beberapa orang menangis. Kebanyakan orang diam. Saya ingat baris dari kitab suci Hindu, Bhagavad-Gita…. ’Sekarang saya menjadi kematian, penghancur dunia’,” kata Oppenheimer.
Nolan menceritakan kisah Oppenheimer dari perspektif Oppenheimer dengan apik, intim, dan menggugah emosi selama tiga jam. Film Oppenheimer telah tayang di bioskop Indonesia sejak 19 Juli 2023.