Legenda Urban Si Manis Jembatan Ancol Masuk Teater
Titimangsa bersama Bakti Budaya Djarum Foundation akan menampilkan pementasan teater bertajuk ”Ariyah dari Jembatan Ancol” yang terinspirasi dari legenda urban.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA, DWI BAYU RADIUS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Titimangsa bersama Bakti Budaya Djarum Foundation akan mementaskan pertunjukan teater bertajuk Ariyah dari Jembatan Ancol. Pementasan ini terinspirasi dari berbagai versi legenda urban yang berkembang tentang sosok Si Manis Jembatan Ancol.
Produksi Titimangsa yang ke-63 tersebut akan dipentaskan pada 27-28 Juli 2023 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Dalam produksi teater ini, Happy Salma dan Pradetya Novitri bertindak sebagai produser, Kurnia Effendi sebagai penulis naskah, serta Joned Suryatmoko dan Heliana Sinaga sebagai sutradara.
Aktris Chelsea Islan akan menjadi Ariyah, sang pemeran utama. Sementara itu, aktris dan aktor lain yang terlibat dalam pementasan antara lain Mikha Tambayong, Ario Bayu, Gusty Pratama, Lucky Moniaga, Derry Oktami, Sarah Tjia, Rahayu Saraswati, dan Ririn Ekawati.
”Ini adalah pertunjukan berani dan kritis. Dua tahun lalu, kami melakukan riset tentang hantu-hantu di Indonesia, khususnya legenda urban. Kami menemukan benang merah bahwa hantu adalah representasi perasaan manusia yang tak tersampaikan,” kata Happy dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (13/7/2023).
Di Indonesia, hantu perempuan adalah sosok yang jahat, seram, pendendam, dan pengganggu. Sayangnya, belum orang yang menggali alasan di balik mengapa hantu perempuan memiliki citra tersebut. Dalam pertunjukan Ariyah dari Jembatan Ancol, sosok hantu perempuan akan muncul dalam perspektif yang berbeda.
Kurnia Effendi menambahkan, kisah Si Manis Jembatan Ancol telah berkali-kali muncul dalam bentuk bentuk film, sandiwara, dan panggung. ”Dalam diskusi kami, pementasan yang ini akan menolak patriarki, memperjuangkan perempuan, dan membahas ikatan persaudaraan perempuan,” ujarnya.
Ia melanjutkan, cerita dalam pementasan juga akan menyoroti bagaimana penindasan, penjajahan, dan penekanan pada perempuan di masa lalu hingga masa sekarang masih ada. Selain itu, penggambaran kuno bahwa Si Manis sebagai pembawa celaka akan menguak sisi lain bahwa dia sebenarnya adalah pembawa pesan.
Kisah Ariyah
Kisah Ariyah dari Jembatan Ancol berawal ketika Ariyah menjadi jaminan utang ibunya kepada Juragan Tambas pada era tahun 1817. Namun, ketika mereka tidak bisa membayar utang, Ariyah terpaksa menjadi istri muda si Juragan. Kekasih Ariyah tidak terima, yang berujung pada kematian pasangan kekasih itu.
Mayat Ariyah dibuang dari Jembatan Ancol, sedangkan mayat Karim tidak diketahui keberadaannya. Ariyah yang tidak pernah merasa dirinya mati akhirnya gentayangan mencari kekasihnya. Ia juga tidak merasa tenang karena tak sempat meminta maaf dan berpamitan pada ibunya setelah usulnya menjadi jaminan utang berakhir petaka.
Cerita Ariyah kemudian berlanjut ke masa kini. Di era tahun 2023, arwah Ariyah bertemu Yulia, Yudha, dan Tante Mus yang berusaha menghadapi mafia tanah bernama Bos Mintarjo yang mengancam rumah mereka.
Dalam prosesnya, hubungan masa lalu dan aroma kayu manis menjadi kunci dalam memecahkan misteri. Pertunjukan Ariyah dari Jembatan Ancol adalah kisah misteri yang melibatkan cinta, dendam, dan keberanian. Penonton diajak berpikir kembali apa sosok hantu sebenarnya, yakni penantian, perpisahan dengan orang tercinta, dan perasaan bersalah.
”Ariyah dari Jembatan Ancol merupakan pertunjukan yang berbasis legenda urban, dilandasi oleh gagasan solidaritas atau persaudaraan sesama perempuan. Teks dan pemanggungannya hilir mudik antara masa lalu dan masa kini, namun saling berkelindan akan membuat pertunjukan ini menjadi lebih dinamis dan intens,” tambah Heliana Sinaga.