Usia 50 tahun untuk sebuah grup band rock adalah usia keramat, yang ditandai dengan berlimpahnya karya dan kiprah di peta permusikan Tanah Air seperti dilakukan Godbless.
Oleh
WISNU DEWABRATA
·3 menit baca
Sejumlah sesepuh rock Tanah Air yang tergabung dalam band rock legendaris God Bless, Rabu (21/6/2023), di Bentara Budaya Jakarta, saat berkumpul bisa mengantarkan cerita menarik. Tak hanya kisah-kisah masa lalu yang penuh perjuangan, romantika, dan memori, tetapi juga cerita-cerita kekinian, yang salah satunya bisa mengundang gelak tawa.
Salah satu kisah lucu dilontarkan dalam jumpa pers oleh salah seorang personel God Bless, Abadi Soesman. Inti ceritanya menggambarkan kondisi antarmereka, yang sama-sama sudah sepuh dan mudah lupa. Maklum saja, empat dari lima personel God Bless memang sudah berusia di atas 70 tahun.
Seperti sang vokalis Achmad Albar (76), gitaris Ian Antono (72), pemetik bas Donny Fattah Gagola (73), termasuk kibordis Abadi Soesman (74). Hanya sang penggebuk drum saja masih jauh lebih muda, Fajar Satritama (52).
Saat jumpa pers, Abadi bercerita, dirinya selama bergabung sering memosisikan diri sebagai asisten, yang mencatat ide-ide terlontar dari rekan- rekannya, terutama Ian Antono. Hal itu dilakukan lantaran si pencetus sering lupa sendiri dengan idenya, yang dilontarkan baik dalam proses latihan atau rekaman.
”Saya ini jadi seperti asisten buat Mas Ian. Beliau sebenarnya sering punya banyak sekali ide. Sayangnya, dia sendiri pelupa. Saya yang sering mengingatkan, ha-ha-ha. Saking terlalu banyak ide, saya jadi yang mengarsipkan apa yang sudah dia sampaikan,” ujar Abadi.
Jika tidak dicatat dan diingatkan Ian, tambah Abadi, bisa salah menempatkan, semisal satu interlude di lagu A sementara interlude lain di lagu B. Dengan dicatat, hal itu bisa dihindari dan ide-ide bisa terus diwujudkan dengan baik. ”Yah begitulah karena faktor (usia) tua. Enggak bisa dimungkiri, ha-ha-ha,” ujar Abadi tergelak.
Lucunya, seolah ingin membela Ian, Achmad langsung menyambar cerita Abadi tadi dengan bercerita kejadian mirip-mirip. Menurut Achmad, Abadi sendiri tak kalah pelupanya sampai-sampai tak ingat kalau ada lagunya sudah pernah dirilis. Pembelaan itu disambut gelak tawa Abadi, yang lantas menyebut para personel God Bless punya kesamaan, sama-sama suka mengingatkan antarteman sesama pelupa.
Rangkaian peringatan HUT
Lebih lanjut, para personel God Bless berkumpul bersama gitaris Tohpati tadi sekaligus juga untuk menyampaikan rangkaian kabar gembira. Kabar pertama tentang peluncuran album terbaru God Bless, Anthology 50th Anniversary. Juga tentang rencana tur konser di sejumlah kota besar mulai September hingga Oktober 2023, yang berpuncak di Istora Senayan, Jakarta.
Konser puncak di Istora Senayan bakal digelar pada 10 November 2023, yang berkolaborasi dengan Tohpati Orkestra. Selain itu, kabar gembira lain terkait pembuatan film biopik God Bless yang disutradarai Hanung Bramantyo. Film itu akan mencuplik salah satu periode penting keberadaan God Bless sepanjang 50 tahun berkarier.
Selain film untuk peringatan setengah abad ini, God Bless juga menerbitkan buku berisi kisah perjalanan band yang lahir pada 5 Mei 1973 itu. Lebih lanjut terdapat 12 lagu dalam album Anthology, yang sebagian besar berisi lagu-lagu hits God Bless, seperti ”Menjilat Matahari”, ”Bla Bla Bla”, ”Huma di Atas Bukit”, ”Kehidupan”, ”Balada Sejuta Wajah”, ”Musisi”, ”Rumah Kita”, dan ”Semut Hitam”.
Lagu ”Musisi” akan divideoklipkan, yang akan digarap sineas muda asal Bali, Erik Est, dan director Ezekiel Rangga. Bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, God Bless juga akan memamerkan koleksi masterpiece mereka di salah satu cagar budaya nasional.
Menurut perwakilan manajemen God Bless, album terbaru kali ini akan dirilis dalam format digital di seluruh platform musik. Setelah itu disusul dalam bentuk fisik, mulai dari vinyl, compact disc, hingga kaset pita.