Tiga Hari Berkubang Sukacita
Di luar tiga penampil utama, Joyland Festival Bali 2023 bertaburan banyak bintang, baik internasional maupun dari Tanah Air.

Aksi pangggung Phoenix di panggung utama festival musik Joyland 2023 di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali, Minggu (19/3/2023) malam. Band asal Perancis ini menutup perhelatan festival musik Joyland 2023 Bali dengan membawakan katalog lagu-lagu hits mereka.
Aksi band rock asal Versailles, Perancis, Phoenix, pada Minggu (19/3/2023) menjadi klimaks Joyland Festival Bali 2023 yang digelar selama tiga hari di Peninsula Island, Bali. Genap sudah pengalaman tiga hari berkubang sukacita di salah satu tempat terindah di bumi. Bali dan Joyland terkenang selamanya.
Usai menggeber belasan lagu selama 1 jam 15 menit bersama para awak Phoenix, tubuh kuyup oleh keringat Thomas Mars, vokalis Phoenix, rupanya masih bertenaga. Dia tak ingin buru-buru beringsut ke belakang panggung.
Saat penonton masih terpesona dan mengelu-elukan penampilan Phoenix, Mars tiba-tiba turun dari panggung lalu melompat masuk ke tengah kerumunan penonton. Klasik, tetapi masih tetap membuat penonton bersorak.
Mereka menyambut Mars penuh sukacita. Ratusan tangan berusaha menggapai dan menyentuh tubuh Mars dalam aksi crowd surfing, berselancar di antara kerumunan yang dilakukan Mars. Beberapa berhasil memeluk Mars dengan ekspresi penuh kegembiraan. ”Ini adalah salah satu crowd terbaik. Sangat menyenangkan menutup rangkaian Tur Asia kami di sini. Bali, sungguh tempat yang indah,” lontar Mars sebelum terjun ke tengah kerumunan.
Minggu malam itu, Phoenix adalah bintang. Bahkan bisa dikatakan merekalah bintang dari tiga hari perhelatan Joyland Festival Bali 2023 yang berlangsung pada 17-19 Maret 2023. Aksi band yang juga diawaki oleh Derk D’Arcy (bass), Laurent Brancowitz (lead guitar), dan Christian Mazzalai (rhythm guitar) ini sungguh sempurna.
Aksi musik mereka di atas panggung, sangat mirip dengan versi rekaman mereka. Musik mereka rapi dan presisi, seperti pilihan busana panggung mereka yang bisa dikategorikan serius, terdiri dari celana panjang dan kemeja yang dimasukkan ke dalam celana ala pekerja kantoran. Namun, tampak betul setiap personel memiliki skill tinggi, termasuk sang drummer yang menjadi personel tambahan, dengan gebukannya yang bertenaga dan dominan. Di atas panggung, penampilan mereka solid.
Lagu-lagu seperti “Lizztomania” yang menjadi pembuka, lalu disusul lagu-lagu seperti “Entertainment”, “Lasso”, lalu juga “Alpha Zulu” yang segera membuat penonton berjingkrak kegirangan, hingga “Ti Amo”, “Trying to Be Cool”, dan “1901” yang menutup seluruh aksi mereka dengan gempita, sungguh terasa memuaskan telinga.
Dukungan tata lampu dan tata suara yang maksimal, membuat penampilan Phoenix sempurna. Tidak ada cacat. Sebuah penutup tur yang manis.

Siluet pemain band asal Perancis, Phoenix, saat menggebrak panggung utama festival musik Joyland 2023 di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali, Minggu (19/3/2023) malam.
Tak hanya Phoenix yang berhasil memanaskan panggung Joyland, sehari sebelumnya, Joyland dihangatkan oleh penampilan Sigrid, penyanyi muda asal Norwegia yang mengusung genre pop/electro pop/synth-pop. Ini adalah kedatangan dan penampilan pertamanya di Indonesia. Di atas panggung, Sigrid mengaku merasa sangat senang dan terhormat. Tingkahnya yang ceria dan apa adanya, membuat panggung terasa intim.
Selama lebih dari satu jam, Sigrid membawakan sejumlah lagu hits seperti “Thank Me Later”, “Don’t Fell Like Crying”, “Head on Fire”, “Grow”, lagunya hasil kolaborasi dengan band asal Inggris, Bring Me The Horizon, “Bad Life” hingga “Mirror”. Penampilannya pada Sabtu malam itu, lebih banyak ditonton oleh penonton muda.
Sementara penyanyi rap asal Inggris, M.I.A, memanaskan panggung Joyland di hari pertama, Jumat malam. Penyanyi rap yang lirik-liriknya sangat kritis ini tampil dengan panggung spektakuler berhiaskan ogoh-ogoh berbentuk harimau terbuat dari bunga marigold. “Marigold” juga merupakan salah satu lagu yang dibawakan M.I.A, diambil dari album terbarunya, MATA, rilis tahun lalu.
M.I.A juga membawakan lagu-lagu hitsnya, seperti “Bad Girls”, “Borders”, “FRANCHISE” dan “Paper Planes”. Aksi panggung, serta musik dan liriknya yang terasa ‘provokatif’, menjadi satu kesatuan penampilan yang khas sekaligus berani. M.I.A, berhasil membuat penonton berdecak kagum, melebur dalam dunia M.I.A meski hanya dalam durasi singkat, 1 jam 15 menit saja.
Di luar tiga penampil utama tersebut, Joyland Festival Bali 2023 masih bertaburan banyak bintang, antara lain Crumb, Summer Salt, Black Lips, Black Country, New Road, Paradise Bangkok Molam International Band, Black Midi, Chai, hingga para penampil dari Tanah Air, seperti Yura Yunita, Tulus, Ali, Dipha Barus, Dialog Dini Hari, Andien, Raisa, Teddy Aditya, Stars And Rabbit, Navicula, Barasuara, The Adams, Hindia, Kunto Aji, GAC, hingga White Shoes & The Couples Company. Masih banyak lainnya, termasuk para komika, pemutaran film dan lokakarya untuk anak dan dewasa.

Dialog Dini Hari menjadi band pembuka di hari kedua festival musik Joyland 2023 di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali, Sabtu (18/3/2023). Hari kedua Joyland dimeriahkan oleh Teddy Adhitya, Raisa, Andien, Star and Rabbit, Navicula, Barasuara, Black Midi, serta Sigrid.
Lokal tetap dinanti
Tak bisa dimungkiri, kehadiran Phoenix, Sigrid dan M.I.A yang masing-masing menjadi headliner (penampil utama) di tiga hari penyelenggaraan Joyland Bali 2023 menjadi alasan kehadiran sebagian besar penonton Joyland Bali kali ini. Co-Founder dan Direktur Program Plainsong Live, Ferry Dermawan mengungkapkan, kehadiran M.I.A bahkan mendongkrak penjualan tiket Joyland di hari pertama, khususnya dari kalangan warga negara asing. Ini terbukti saat M.I.A tampil di panggung, penonton ”bule” banyak yang terlihat di tengah kerumunan penonton.
Sementara Zahra (25), penonton asal Jakarta, sengaja datang ke Joyland Bali khusus untuk menyaksikan Phoenix yang sangat dia puja. Dia memang sangat menikmati penampilan M.I.A yang memukau di hari pertama, tetapi baginya, penampilan musisi lainnya, termasuk musisi dan penyanyi Tanah Air yang berbasis di Jakarta, hanyalah bonus belaka. Zahra sudah kerap menyaksikan aksi mereka di festival musik yang belakangan banyak digelar di Jakarta.
Sementara Ruli (30) terbang dari Jakarta secara khusus demi menyaksikan Sigrid untuk pertama kalinya di Indonesia. Penyanyi asal Norwegia itu, ujarnya, memberikan tawaran baru. “Musiknya segar,” puji Ruli.
Tahun lalu, saat Joyland Bali digelar untuk pertama kalinya, tidak ada penampil internasional karena masih dalam situasi pandemi. Jajaran penampil Tanah Air menjadi daya tarik Joyland tahun lalu. Tahun ini, jajaran penampil Joyland makin berwarna. Jumlah penonton selama tiga hari mencapai 25.000 orang.
Baca juga: Bali Pantai dan Joyland
Toh, bagi penonton lain, khususnya yang berasal atau asli Bali, Joyland memiliki daya pikat tersendiri justru karena menampilkan banyak musisi dan penyanyi Tanah Air. Salah satunya seperti yang diungkapkan adalah Nisa (18) dan Weda (19). Dua penonton yang masih duduk di bangku SMA di Bali ini datang ke Joyland justru untuk menyaksikan para penampil dari Tanah Air. Keduanya sama-sama ngebet ingin menyaksikan Kunto Aji dan Teddy Adhitya.
“Kalau penampil yang internasional malah enggak kenal. Jadi enggak terlalu pengin nonton mereka juga,” kata Nisa yang diiyakan oleh Weda. Selama ini, di Bali, mereka tidak punya banyak kesempatan untuk menyaksikan penampilan musisi dan penyanyi Tanah Air. Ada konser-konser kecil yang menampilkan musisi atau penyanyi Tanah Air, tapi mereka kurang berminat. “Kalau Joyland ini kan festival, tempat dan suasananya lebih nyaman,” kata Weda.
Lukman (22), pemuda asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang bekerja di kantor arsitek di Bali juga datang ke Joyland untuk menonton Kunto Aji dan Hindia. Katanya, dia merasa sangat terkait dengan lagu-lagu mereka. Dia tak berminat menonton musisi atau band internasional karena alasannya tidak banyak yang kenal.
“Joyland menurut saya menarik karena selama ini Bali lebih banyak didominasi konser-konser musik rock. Bisa jadi alternatif untuk penonton seperti kami di Bali yang ingin menyaksikan musisi dan penyanyi Tanah Air dari genre di luar rock yang sedang jadi pembicaraan di dunia musik Tanah Air,” katanya.
Hal senada diungkapkan Luh Putu Riska Candra (23), mahasiswi Teknik Universitas Udayana, Bali. Meski datang ke Joyland untuk menonton Yura Yunita dan Hindia, Riska tak menampik kesempatan untuk sekaligus menyaksikan penampil lainnya baik dari Tanah Air maupun internasional.

Penonton menikmati penampilan Stars and Rabbit dengan latar belakang pantai di festival musik Joyland 2023 di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali, Sabtu (18/3/2023).
“Aku jadi tahu dan kenal musik mereka. Nambah wawasan musikku juga jadinya. Selama ini di Bali kan kurang banget ya konser atau festival musik yang beragam kayak gini. Apalagi dengan kemasan festival yang bagus kayak Joyland ini,” puji Riska. Dia senang dengan suasana festival yang terlihat santai seperti piknik, dihibur musik dari penampil-penampil terbaik.
Saleh Husein, Ario Hendarwan, dan Gigih Suryo Prayogo dari The Adams menuturkan, kehadiran Joyland Festival di Bali merupakan angin segar. Dengan suguhan musik yang memiliki spektrum yang luas, ada pop rock, rock alternatif, instrumental, reggae, hingga delta blues dan folk, harapannya, Joyland bisa memberikan tawaran baru bagi penikmat musik di Bali.
“Sisanya terserah masyarakat Balinya. Apakah akan suka semua atau suka yang tertentu aja. Tidak bisa dipaksakan. Tapi yang jelas, ini adalah sesuatu yang positif bagi dunia musik kita,” kata Ario.
Tiga hari di Bali, semua bersukacita.