”Ant-Man and the Wasp: Quantumania”, Prahara di Dunia Kuantum
Gambar yang dibuat dengan komputer dan warna-warni memukau masih melaburi film pahlawan super "Ant-Man and the Wasp: Quantumania". Di antara aksi seru, Jonathan Majors, pemeran Kang, mempersembahkan akting yang mumpuni.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·5 menit baca
IMDB/ MARVEL STUDIOS
Ant-Man and the Wasp: Quantumania
Jagoan-jagoan jagat Marvel kembali hadir lewat Ant-Man and the Wasp: Quantumania. Bersama makhluk-makhluk serupa alien, mereka menghadapi tirani yang melancarkan genosida. Film itu masih menyajikan pertarungan sengit dengan arena bak negeri antah-berantah.
Paul Rudd menyampaikan sedikit kejutan yang menyenangkan untuk mengawali Malam Premier Spesial Ant-Man and the Wasp: Quantumania. ”Halo. Marvel Indonesia mengajak saya mengucapkan kata-kata kunci dalam filmnya menggunakan bahasa Indonesia,” ujarnya.
Ia lantas melafalkan kosakata antara lain semut, bumi, keluarga, dan Kang Sang Penakluk. Lidah kaukasoidnya spontan bikin Rudd terbata-bata. ”Begitu, ya, bilangnya? Sudah benar, belum?” ujarnya dalam bahasa Inggris sambil sekonyong-konyong menoleh kepada kru yang mengundang tawa penonton.
Rudd terlihat kocak lantaran ekspresi mukanya begitu kikuk. Semua pertanyaan bisa dijawab dengan benar biarpun pengucapannya berlepotan. Ia sebenarnya diminta menerjemahkan kata-kata itu dari bahasa Inggris menjadi Indonesia dan berhasil meski tentu saja sudah diatur.
Tampak adegan-adegan tidak kontinu yang mengindikasikan Rudd sempat meminta jawaban kepada koleganya. Ia tampil santai dengan jas coklat yang membalut kaus biru. ”Saksikan semua dalam filmnya. Quantumania, mantap! Mantap, ya? Mantap. Oke, got it (mengerti),” ujarnya diiringi tepuk tangan audiens.
IMDB/ MARVEL STUDIOS
Film Ant-Man and the Wasp: Quantumania.
Pemikat yang mengakrabkan penggila film-film Marvel dengan Rudd. Ucapan serupa juga pernah disampaikan Tom Cruise yang memerankan Pete Mitchell dalam Top Gun: Maverick untuk membuka penayangan khusus film tersebut pada pertengahan tahun 2022.
Penonton antusias
Di Jakarta, Selasa (14/2/2023), ratusan pengunjung berswafoto dengan sosok-sosok berkostum atau cosplay Ant-Man. Beberapa undangan juga antusias mengabadikan momen berlatar dekor yang futuristik. Di aula bioskop itu, sejumlah penonton lain tak menyia-nyiakan kesempatan berpose di boks foto.
Demam semesta Marvel nyatanya masih mengglobal, termasuk di Indonesia. Kali ini, Marvel Studios menggelar jatuh bangun jagoan yang bisa mengerut sekaligus bertiwikrama dengan tubuh gigantisnya. Ant-Man, pahlawan super tersebut, beralteregokan Scott Lang (Rudd).
Ia mengayun langkah dengan riang di sela pertokoan. Scott sungguh sulit percaya hidupnya begitu indah seusai hiruk pikuk yang dikisahkan dalam Ant-Man and the Wasp (2018). ”Dulu, aku hanya pecatan kedai es krim,” demikian pikirnya ketika mengenang kenaasan dalam Ant-Man (2015).
Di San Francisco, Amerika Serikat, warga berlomba-lomba berpotret bersama, menghadiahi Scott dengan makanan, dan menyimak ocehannya. Ia meluncurkan buku, menggelar jumpa penggemar, dan tak kunjung bosan menuturkan aksinya yang ditayangkan dalam Captain America: Civil War (2016).
Riak-riak kehidupan mulai menyeruak ketika Scott menjemput putrinya, Cassie Lang (Kathryn Newton) seusai dibebaskan dari sel. Gadis itu mewarisi kemahiran ayahnya dengan menyulap mobil patroli hingga sebesar minatur yang bikin polisi mencak-mencak.
Mereka berhimpun dengan Hope van Dyne (Evangeline Lilly), Janet van Dyne (Michelle Pfeiffer), dan Hank Pym (Michael Douglas) di laboratorium. Ulah Cassie mengundang malapetaka. Setelah mengirimkan sinyal ke dunia kuantum yang penuh marabahaya, ia terseret ke dalamnya.
Demikian pula Scott, Hope, Janet, dan Hank yang terdampar ke dimensi lain tersebut. Hanya Janet yang memahami daratan itu, termasuk organisme-organisme ganjilnya. Kemisteriusan yang belakangan terkuak seiring berlalunya plot dengan durasi sekitar dua jam.
Ia punya urusan yang belum selesai dengan penguasa-penguasa setempat macam Jentorra (Katy O’Brian), Lord Krylar (Bill Murray), dan Kang The Conquerors (Jonathan Majors). Scott juga berjumpa lagi dengan musuh lamanya, Darren Cross (Corey Stoll) alias Yellowjacket.
Silang sengkarut itu memicu prahara di dunia kuantum, berikut maut yang bakal menjemput Janet dan sahabat-sahabatnya jika mereka tak kunjung kembali ke bumi. Adu tembak, baku hantam, dan saling tangkis tentu masih mewarnai kreasi teranyar yang berbasiskan komik tersebut.
IMDB/ MARVEL STUDIOS
Film Ant-Man and the Wasp: Quantumania.
Tak ketinggalan, gegar budaya yang jenaka turut menyelingi alur dengan dialog ekstraterestrial, gedung dan pesawat organik, hingga medan multipleks. Di Indonesia, sinema yang masih disutradarai Peyton Reed itu bisa disaksikan mulai 15 Februari 2023.
Seusai tontonan berakhir, jangan beranjak pula untuk menyaksikan beberapa adegan tambahan yang menyelingi penayangan nama-nama kerabat kerjanya. Penonton bisa menerka-nerka kehebohan selanjutnya yang disuguhkan pembela kebenaran untuk membasmi angkara murka tersebut.
Di antara karakteristik film-film Marvel, hiburan terbarunya juga dibubuhi drama keluarga dengan keharuan Scott dan Cassie. Gambar yang dibuat dengan komputer atau computer-generated imagery (CGI) dan warna-warni memukau masih melaburi Ant-Man and the Wasp: Quantumania.
Akting mumpuni
Selebihnya, kejutan yang benar-benar menyentak belum mengemuka untuk terbebas dari kungkungan repetisi gedebak-gedebuk belaka. Hanya Jonathan dengan peranan sebagai biang kerok keonaran di alamnya yang mempersembahkan akting tergolong mumpuni.
Seringai, tatapan sendu, ucapan dengan nada meremehkan, hingga kekaleman Kang yang sekaligus mencekam terintegrasi dengan sangat apik. Jonathan melanjutkan aksi sebelumnya dalam serial Loki dengan versi lain dari dedengkot antagonis itu yang berjuluk ”He Who Remains”.
ARSIP MARVEL STUDIOS
Salah satu adegan Ant-Man and the Wasp: Quantumania.
Dalam artikel berjudul Jonathan Majors Is More Than a Marvel Supervillain yang dimuat The New York Times pada 30 Agustus 2022, Peyton menganggap tak berlebihan jika rekannya itu punya potensi setara dengan bintang legendaris Hollywood, Marlon Brando saat masih muda.
”Jonathan punya energi dan penampilan yang jelas-jelas keunggulan buat filmnya,” kata sineas yang pernah menggarap Yes Man, The Break-Up, dan Bring It On itu. Kang direncanakan mengobrak-abrik medan laga yang diistilahkan dengan fase 5 dan 6.
Pada tahun 2025, misalnya, epos dahsyat akan divisualisasi dengan Avengers: The Kang Dynasty. Jonathan mengelak dari kemonotonan lakon Marvel yang dinilai sebagian penggemar layar lebar sudah tak lebih dari sekadar taman bermain.
Ia mengonversi kepiawaiannya dalam kembaran Kang dengan jumlah tak terhingga, tentu saja dengan kepribadian yang berbeda-beda. Mereka, umpamanya, Victor Timely, Pharaoh Rama-Tut, Scarlet Centurion, Blue Man, Lord of the Seven Suns, dan Master of Men.
Jonathan malah santai saja untuk menyelami karakter Kang. Ia hanya menikmati macam-macam musik, seperti karya maestro klasik Johann Sebastian Bach dan Ludwig van Beethoven. ”Sampai penyanyi rap The Notorious B.I.G,” katanya dalam wawancara dengan situs ulasan dan pemeringkat film IMDB.