Mencoba Selamat dari Petaka Ganda Penerbangan

Hanya ada beberapa hal yang sedikit dianggap mengganggu oleh sang pilot. Pertama, cuaca buruk di jalur penerbangan. Kedua, keberadaan Gaspare, seorang pembunuh, di kursi penumpang.

KENNETH REXACH/LIONSGATE

Salah satu adegan dalam film The Plane.

Membayangkan kecelakaan pesawat membuat nyali banyak orang ciut. Apalagi jika membayangkan penyebab kecelakaan yang saling bertautan dan bertumpuk-tumpuk seperti dikisahkan dalam film terbaru The Plane (2023).

Mereka yang punya fobia naik pesawat disarankan sebaiknya berpikir masak-masak sebelum menonton film ini. Penggambaran situasi kalut di dalam pesawat, terutama saat terjadi turbulensi parah akibat badai, terasa nyata.

Diceritakan awalnya Kapten Brodie Torrance (Gerard Butler) menjalankan kewajibannya menerbangkan pesawat di pengujung tahun. Dia berjanji akan menemui putrinya untuk ikut berlibur di Hawaii. Jumlah penumpang yang diangkut pun tak terlalu banyak sehingga penerbangan kali ini tidak terlalu akan merepotkan.

Hanya ada beberapa hal yang sedikit dianggap mengganggu oleh sang pilot. Pertama, cuaca buruk di jalur yang akan dilintasinya demi memenuhi tuntutan maskapai agar menghemat bahan bakar. Kedua, keberadaan satu penumpang bernama Louis Gaspare (Mike Colter),

Gaspare adalah seorang pembunuh yang baru ditangkap dan akan diekstradisi. Belakangan diketahui Gaspare juga seorang mantan personel militer Legiun Asing Perancis, yang lari dan bersembunyi di Bali, Indonesia, sebelum ditangkap.

KENNETH REXACH/LIONSGATE

Yoson An sebagai Samuel Dele dan Gerard Butler sebagai Brodie Torrance dalam ThePlane.

Awalnya penerbangan dari Singapura menuju Tokyo itu berlangsung lancar. Torrance sempat bertukar kisah kehidupan dengan kopilotnya, Dele (Yoson An). Situasi darurat dimulai setelah sistem kelistrikan pesawat tiba-tiba mati dan pesawat lumpuh.

Pesawat kemudian terjun bebas saat melintas di atas perairan Laut China Selatan, sekitar teritori Filipina. Bersyukur, berkat keahlian Torrance, pesawat berhasil didaratkan dengan selamat. Sayangnya, tempat mereka mendarat ternyata sebuah pulau terpencil, tempat kelompok teroris bermarkas.

Kelompok teroris yang kerap menyandera orang asing demi tebusan uang itu dipimpin Datuk Junmar (Evan Dane Tayor). Walau digambarkan bengis, penampilan Datuk Junmar terlalu klimis dan dandy ketimbang anak buahnya. Rambut panjang keriting indah dan tampak terawat bak model iklan sampo. Singkat cerita, datuk dan kawanannya menyandera semua penumpang.

Pasukan militer Filipina tak berkutik dan berkali-kali gagal saat beroperasi di daerah itu. Harapan memang hanya disandarkan pada keberanian sang pilot, yang belakangan juga dibantu sang kriminal, Gaspare.

Realistis

Sang sutradara berkebangsaan Perancis, Jean-Francois Richet, mengaku berupaya membuat filmnya serealistis mungkin. Penumpang dan kru pesawat digambarkan berasal dari sejumlah negara, seperti Korea Selatan, Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat.

KENNETH REXACH/LIONSGATE

Evan Dane Taylor sebagai Datu Junmar dan Claro de los Reyes sebagai Hajan dalam The Plane.

”Kalau Anda melihat di film para pemain berkeringat dan tampak susah payah kepanasan, hal itu benar-benar terjadi. Mereka benar-benar berkeringat akibat cuaca yang panas dan bukan karena disiram air. Saya memang ingin menghadirkan suasana realistis di film ini,” papar Richet saat diwawancara The Movie Times lewat akun Youtube-nya.

Richet memuji cara kerja Butler yang juga memproduseri film ini, sebagai aktor yang benar-benar mendalami perannya. Saat produksi, dia banyak berdiskusi dengan Butler, yang punya banyak pengalaman main dalam film laga.

Nama Butler mulai tenar setelah memerankan karakter Raja Leonidas, pemimpin perang pasukan legendaris Sparta dalam film 300 (2006). Dia juga lekat dalam karakter Mike Banning, anggota pasukan khusus pengawal presiden Amerika Serikat dalam sekuel London Has Fallen (2016) dan Angel Has Fallen (2019). Butler juga beberapa kali tampil dalam film laga bernuansa fiksi ilmiah seperti Geostorm (2017) dan Greenland (2020).

Layaknya film laga lain, Richet menghadirkan adegan baku tembak dan ledakan, terutama saat upaya menyelamatkan diri dari kepungan para teroris. Penggunaan bahasa asli, Tagalog, di kalangan para anggota kelompok teroris patut dihargai.

Sebagai sebuah hiburan ringan film laga The Plane kali ini gampang ditonton dan dicerna tanpa perlu susah payah untuk berpikir.