Kebebasan yang Energik di Djakarta Warehouse Project 2022
Setelah berlangsung secara daring, Djakarta Warehouse Project hadir langsung pada tahun ini. Para penggemar musik EDM merasa antusias untuk bersenang-senang.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
Bara api musik dansa elektronik alias electronic dance music selalu menyala. Penggemarnya pasti larut setiap mendengarkan entakan musik yang memacu adrenalin untuk berjoget. Rasa bebas itu yang mereka cari.
Life is now or never, never live a lie/Legends live forever but rebels never die/Live life to the fullest, don't be afraid to die/Legends live forever but rebels never die.
Lirik yang melantun dari permainan disjoki Hardwell itu memanggil ribuan pencandu musik electronic dance music (EDM) berkumpul di depan panggung Garuda Land dalam Djakarta Warehouse Project (DWP) 2022 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/2022) malam. Kepala mereka bergoyang mengikuti irama lagu berjudul ”Rebels Never Die” itu.
”Rebels Never Die” merupakan salah satu lagu dalam album terbaru Hardwell yang berjudul sama. Album milik pria yang meraih gelar disjoki terbaik di dunia sebanyak dua kali ini baru dirilis pada tahun ini.
Dengan demikian, ini pertama kali Hardwell membawakan album tersebut di Indonesia. ”Jakarta! Apa kalian siap berpesta?” teriak Hardwell kepada penonton yang disambut penuh semangat. Euforia begitu terasa.
Setelah dua tahun berlangsung secara daring, DWP kembali menyapa para penggemar musik EDM selama tiga hari berturut-turut, yakni 9-11 Desember. Sebanyak lebih dari 40 disjoki ikut dalam rave party ini.
Dari Indonesia ada Dipha Barus, Winky Wiryawan, Weird Genius, Evan Virgan, dan Jody MHR. Sementara disjoki mancanegara yang hadir antara lain Armin Van Buuren dari Belanda, DJ Snake dari Perancis, Gareth Emery dari Inggris, NERVO dari Australia, dan AOY dari Jepang.
Salah satu di antara ribuan penonton yang hadir dari sejumlah negara adalah Azura. Berasal dari Malaysia, dirinya mengaku datang khusus untuk menyaksikan DWP. Musik EDM sudah mendarah daging dalam dirinya,
”Saya suka karena musik EDM itu sesuai dengan jiwa saya yang energetik dan bebas. Saya paling suka musik trance, makanya yang paling ditunggu itu Armin Van Buuren,” ujar Azura.
Mark J Butler dalam Unlocking the Groove: Rhythm, Meter, and Musical Design in Electronic Dance Music (2006) menjelaskan, secara umum EDM memiliki tempo cepat berkisar 120-150 beats per minute (BPM).
Akan tetapi, di beberapa subgenre EDM terdapat tempo yang melebihi 180 BPM. Pantas kepala tanpa sadar pasti mengangguk-angguk kalau mendengarkan lagu EDM.
Sensasi yang sedikit berbeda justru dialami oleh Zaky Nahda (22) dari Tangerang Selatan, Banten. Alih-alih bersemangat, pemuda yang masih kuliah ini merasakan ketenangan yang sulit untuk dijelaskan.
Ia biasanya senang mendengarkan lagu dari Tïesto, Zedd, dan mendiang Avicii. Kali ini, di DWP dia penasaran dengan aksi Hardwell. ”Mendengarkan EDM itu membuat saya merasa rileks dan fokus, ya. Mungkin karena buat kita lupa sesaat sama stres,” kata Zaky.
Mengutip edm.com, sebagian orang memandang musik EDM dengan sedikit negatif. EDM yang bersifat trendi dinilai memberi pengaruh negatif terhadap anak muda. Namun, genre ini sebenarnya juga berdampak baik pada diri pendengarnya, sama seperti genre lain.
EDM dibuat agar orang bergoyang. Dengan tempo cepat dan melodi yang menarik, rasa antisipasi atas kehadiran drop dalam lagu meningkatkan hormon dopamin dalam otak. Ditambah lagi, EDM yang membuat gembira membantu konsentrasi karena tidak memiliki banyak lirik.
Perasaan nostalgia
Selaku promotor, Brand Consultant Ismaya Live Sarah Deshita mengatakan, DWP akhirnya terselenggara kembali secara langsung. Acara ini sebelumnya berlangsung secara virtual selama dua tahun akibat pandemi. Tahun ini, kapasitas DWP bisa mencapai 30.000 orang per hari.
Sarah menjelaskan, DWP 2022 mencoba menghadirkan perasaan nostalgia. Di samping itu, acara ini menjadi ajang kembalinya beberapa disjoki internasional yang sempat vakum ke Indonesia, seperti Hardwell.
”DWP selalu di bulan Desember, seperti pesta akhir tahun yang merangkum tahun 2022. Acara ini juga menjadi platform untuk menunjukkan ke dunia Indonesia yang fun dan aman,” ujar Sarah dalam konferensi pers, Rabu (7/12/2022).
Disjoki Patricia Schultz menambahkan, dia menyiapkan rentetan lagu EDM klasik untuk penggemar yang sudah kangen untuk menonton. Dirinya pun rindu untuk melihat langsung reaksi mereka.
”Aku excited karena selama ini hore-hore lewat kamera. DJ itu perlu interaksi dengan crowd. Kemarin dengan kamera jadi agak susah harus akting senyum dan nggak ada orang joget. Itu agak susah,” kata Patricia sambil tersenyum.
Zaku Nahda (22), penonton dari Tangerang Selatan, ini sudah menanti-nantikan DWP 2022. Ia rela terbang dari Medan, Sumatera Utara, bersama temannya untuk menyaksikannya tahun ini. ”Aku excited banget. Aku suka semua jenis musik EDM, yang penting musiknya seru, DJ-nya pintar engage dengan pendengar, dan ganteng,” ujarnya sambil tertawa.
Berlangsung sejak 2008, DWP bermula dengan nama Blowfish Warehouse Project di salah satu kelab malam Jakarta. Festival ini kemudian mulai digelar pada Desember setiap tahun pada 2010. Pada 2015, DWP mendapat gelar sebagai The Best EDM Festival of 2015 dari EDM Sauce.