Film ”Autobiography” berkisah tentang relasi tak imbang antara purnawirawan jenderal Purna dan pembantunya, Rakib. Adapun ”Vania on Lima Street” berkisah tentang Vania yang menyelamatkan seorang pencuri sepeda motor.
Oleh
MOHAMMAD HILMI FAIQ
·3 menit baca
KAWANKAWAN MEDIA
Salah satu adegan dalam film Autobiography.
Autobiography karya sutradara Makbul Mubarak dan Vania on Lima Street karya Bayu Prihantoro Filemon menjadi dua film Tanah Air yang mendapat penghargaan tertinggi dalam ajang Singapore International Film Festival 2022 yang berakhir pada Minggu (4/12/2022). Singapore International Film Festival merupakan festival film terbesar di Asia Tenggara. Autobiography mendapatkan penghargaan Silver Screen Awards sebagai Film Panjang Terbaik (Best Feature Film), sedangkan Vania on Lima Street menenteng penghargaan Silver Screen Awards sebagai Film Pendek Terbaik (Best Short Film).
Film Autobiography berkisah tentang relasi kuasa yang tidak seimbang antara Purna (Arswendy Beningswara Nasution) dan Rakib (Kevin Ardilova). Purna merupakan pensiunan jenderal yang pulang kampung karena berniat mencalonkan diri menjadi bupati, sementara Rakib adalah pembantu rumah tangga yang menghamba kepada sang jenderal. Sebagai abdi yang baik, Rakib berniat mencari perusak baliho majikannya. Namun, itu justru memicu kekerasan-kekerasan lain yang sulit dia kendalikan. Dalam jalinan peristiwa tersebut, tampak betul kekejaman dalam diri Purna.
Autobiography diproduksi KawanKawan Media dan merupakan hasil produksi bersama dari 7 negara, yaitu Indonesia, Perancis, Jerman, Polandia, Singapura, Filipina, dan Qatar. Baru-baru ini, Autobiography memenangi penghargaan Golden Hanoman sebagai film terbaik dalam ajang Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2022. Untuk film ini, Makbul Mubarak juga mendapatkan Piala Citra 2022 kategori Penulis Skenario Asli Terbaik pada Festival Film Indonesia (FFI). Film panjang debut sutradara Makbul Mubarak ini telah diputar di 22 festival film di seluruh dunia dan memenangi 13 penghargaan.
KAWANKAWAN MEDIA
Adegan Film Autobiography
Merespons sambutan penonton tersebut, Makbul mengatakan, ini membuktikan bahwa di samping ada kebutuhan akan cerita-cerita yang baik, komunitas di Asia Tenggara juga dihubungkan oleh estetika yang, meskipun terkenal beragam, memiliki benang merah. ”Sinema bisa melampaui perbedaan bahasa, tradisi, dan negara-bangsa sebab sinema selalu bertutur lewat bahasa kemanusiaan,” tutur Makbul.
Sementara itu, Vania on Lima Street berkisah tentang Vania (7) yang secara diam-diam menyelamatkan seorang pencuri sepeda motor dari kejaran massa dengan cara menyembunyikannya di dalam toko obat milik neneknya. Film ini mengambil latar tahun 2022 dan di-shooting di Yogyakarta. Vania on Lima Street dipilih menjadi film pendek terbaik karena mampu membicarakan bagian penting dari sejarah kelam suatu negara dengan cara yang kuat sekaligus halus.
LIMAENAM FILMS
Adegan film Vania on Lima Street
”Saya terharu dan bangga sekali film Vania on Lima Street mampu menyentuh penonton dan juri Singapore International Film Festival. Ini bukti bahwa film Indonesia mampu disejajarkan dengan film-film dari negara lain meski mengangkat cerita yang sangat lokal dan sederhana,” tutur Bayu.
Vania on Lima Street diproduksi Limaenam Films dan mendapatkan dukungan dana produksi dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional subsektor film dari Kementerian Keuangan serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.