Pusaran Endorfin di Rimba Kota

Name: Pusaran Endorfin di Rimba Kota
Uploaded: 2022-11-05T22:08:07Z
Duration: 20 min 32 s
Description: Penonton cukup penuh, tetapi tidak membeludak sehingga setiap orang masih bisa mendapat ruang yang cukup saat menonton penampil musik atau saat berpindah menuju panggung lain.

Penonton cukup penuh, tetapi tidak membeludak sehingga setiap orang masih bisa mendapat ruang yang cukup saat menonton penampil musik atau saat berpindah menuju panggung lain.

Oleh

RIANA A IBRAHIM, DWI AS SETIANINGSIH, HERLAMBANG JALUARDI

· 6 menit baca

Musik kekinian hingga memori masa muda era ”Janji Joni” bertebaran selama tiga hari. Ragam genre musik dengan masing-masing penggemar memperoleh tempatnya. Di hamparan rumput hijau ala piknik, semua dapat giliran bersenang-senang.

”Secret Number, Secret Number, Secret Number…,” teriakan penonton bergema di depan Joyland Stage di Stadion Softball Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Padahal, waktu tampil girlband Korea Selatan ini masih 15 menit lagi, yakni pukul 18.35 WIB.

Namun, hasrat para Lockey, penggemar Secret Number, untuk menyaksikan idolanya cukup besar, terbukti jumlah penonton yang padat hingga ke bagian belakang. Berbeda dengan hari sebelumnya yang masih lengang.

Sayangnya, di acara ini, Secret Number tak tampil lengkap. Soodam terpaksa tak ikut karena persoalan paspor. Hanya Dita, Lea, Minji, Zuu, dan Jinny yang naik panggung kali ini.

Tepat waktu. Kelimanya menggunakan rok mini, kemeja, dan dress mini bernuansa denim monokrom, keluar mengentak dengan ”Who Dis?” sebagai pembuka. ”Halo Joyland, kami Secret Number,” ujar kelimanya serempak disambut teriakan heboh. Dita yang merupakan orang Indonesia pun memperkenalkan grupnya dengan bahasa Indonesia.

Anggota lainnya bergantian berusaha berbicara dan menyapa dengan bahasa Indonesia. Bahkan, pascamembuat para penonton laki-laki, perempuan, sampai bocah-bocah kecil berjingkrak dengan ”Hola”, ”Doomchita”, ”Privacy”, dan ”Fire Saturday”, Minji spontan berteriak ke arah penonton, “Mantuuuul!”

Grup cewek yang hendak come back November ini dijadwalkan tampil sekitar 45 menit. Namun, kurang dari 30 menit dengan membawakan enam lagu, kelimanya pamit. ”Kamsahamnidaaaa!” ujar kelimanya serempak sambil membungkuk sebelum menutup aksinya lewat lagu ”Got That Boom”. Sebentar banget.

Sebagian penonton bergeming. Mereka menanti JKT 48 yang tampil pada pukul 19.50. Tanpa molor, belasan anggota JKT 48 berkostum atasan putih tanpa lengan dan rok mini hitam menyapa dengan ”Rapsodi” yang disambut para penonton yang berjoget.

Ketika satu per satu memperkenalkan diri, penonton pun ikut mengulang namanya. ”Hai semua, nama aku Freya,” ucap seorang anggota. Langsung dibalas serempak dengan dominasi suara-suara berat, ”Hai Freyaaaaa!”

Meski hanya dengan enam lagu, yakni ”Kenari”, ”Flying High”, ”Teacher Teacher”, ”Pesawat Kertas 365 Hari”, ”Fortune Cookies”, dan ”Heavy Rotation”, anak-anak muda ini mampu mengumpulkan massa terbanyak sejauh ini. Semuanya menari bahkan ikut bernyanyi bersama sekencang-kencangnya menutup rangkaian penampilan, ”I want you, I need you”.

”Jaga ketertiban, ya,” pesan para anggota JKT 48 sebelum menghilang ke balik panggung.

Hari kedua juga dimeriahkan oleh sejumlah penampil, seperti GRRRL Gang, Kunto Aji, Mild High Club, Sajama Cut, Sivia, Scaller, Sales, hingga dipuncaki oleh Tulus dan Thundercat. Di panggung Lily Pad, tampil Crayola Eyes, Batavia Collective, Skandal, dan Perunggu.

Cuaca cukup bersahabat, acara berjalan sesuai jadwal. Selain di panggung musik, para komedian juga bisa tampil maksimal di Shrooms Garden. Begitu pula dengan pemutaran sejumlah film di Cinerillaz.

Penonton bisa menikmati suasana yang rileks, tertawa bersama-sama saat mendengar lontaran para komedian; atau teraduk-aduk emosinya saat menyaksikan film-film yang diputar.

Penonton cukup penuh, tetapi tidak membeludak sehingga setiap orang masih bisa mendapat ruang yang cukup saat menonton penampil musik atau saat berpindah menuju panggung lain. Bahkan, saat jeda menunggu penampil, ada yang memilih bergoler-goler di atas rumput beralaskan jas hujan yang disiapkan jika hujan.

Lihat Juga: Keseruan di Joyland Festival

Penonton yang merokok konvensional dipersilakan merokok di tempat khusus. Begitu pula dengan rokok elektrik. Namun, ada saja penonton yang tetap nekat mengisap rokok elektrik di dekat tempat pertunjukan yang segera ditegur oleh petugas pengendali kerumunan. Selain itu, tak ada minuman keras yang diizinkan di lokasi.

Di malam hari, penataan lampu dan dekorasi yang manis menggiring penonton yang hadir laksana berada di sebuah acara intim yang menguarkan aura suasana urban yang melandai, kebalikan dari keseharian Jakarta yang heboh. Di siang hari, suasana piknik bahkan terasa lebih kental lagi.

Balon-balon plastik diletakkan di sekitar lokasi, menjadi bagian dari dekorasi festival yang menguarkan aura joy melulu. Begitu juga penataan tempat duduk di area makan dan minumnya yang sederhana, tetapi mengundang untuk diduduki.

Sejumlah bapak-ibu muda tampak membawa anak-anak mereka. Tenda White Peacock menjadi favorit bagi anak-anak karena bisa mewarnai di meja yang sudah disediakan. Sebagian mendorong kereta bayi dengan wajah semringah. Bungah.

Dari sisi penampil, kurasinya cukup terjaga untuk menghadirkan musik-musik yang bercita rasa urban. Genrenya pun cukup bervariasi, tetapi rata-rata tone-nya modern. Beberapa di antaranya adalah Years & Years, Kiefer, Moonchild, Prep, Phum Viphurit dan Tennis, termasuk Cornelius yang memuncaki hari pertama. Ini adalah beberapa poin yang membedakan Joyland dengan festival-festival musik yang lain.

Pengalaman lain

Ada pengalaman lain yang ingin diberikan oleh Joyland. Bahwa festival musik adalah soal pengalaman yang menyenangkan dan menggembirakan. Karena itu, ada ruang-ruang terbuka di area festival. ”Konsepnya memang untuk semua umur, bisa ajak anak-anak kecil. Dari Joyland pertama memang udah seperti ini,” kata Ferry Dermawan, Direktur Program Joyland Festival.

Demi membangun suasana yang nyaman, Joyland tahun ini, kata Ferry, cuma menjual sekitar 3.000 tiket per hari. Yang terjual habis cuma hari Sabtu dan Minggu. Padahal, kapasitas arena, kata dia, bisa menampung sampai 10.000 orang. Namun, kalau tiket dijual sesuai kapasitas arena, malah jadi kepenuhan.

Komentar penonton pun kebanyakan positif. Pada hari pertama gelaran Joyland, saat hujan deras mewarnai, nyaris tak ada penonton mengeluh. Ayu, salah seorang penonton yang tahun ini datang ke Joyland untuk menonton Years & Years, salah satunya.

”Aku sih enggak masalah sama hujan. Masalah cuma karena harus kerja dulu,” ujarnya seraya meringis. Karena Years & Years tampil di panggung pukul 15.00, Ayu terpaksa cabut lebih cepat dari kantornya dan melanjutkan pekerjaannya di venue Joyland sebelum menyaksikan aksi idolanya.

Di media sosial tak jauh beda. Di akun Instagram Joyland, para penonton memuji Joyland yang secara dekorasi, aktivitas, dan layout-nya keren dibandingkan dengan festival lainnya. Cara promotor membangun pengalaman yang ingin diberikan kepada penonton, menurut mereka, sangat baik.

Hari Jumat, hujan memang sempat membuat berantakan. Penonton terpaksa harus berteduh di gerai-gerai yang ada di sekitar lokasi. Sebagian juga bersembunyi di tenda White Peacock yang menjadi tempat untuk beraktivitas, seperti art journaling, face painting, acrylic painting for kids and adults, dan tarot reading. Tidak ada tempat berteduh lain yang cukup memadai untuk digunakan oleh penonton. Padahal, hujan turun cukup lama dan cukup deras hingga panggung pun berhenti.

Konsepnya memang untuk semua umur, bisa ajak anak-anak kecil. Dari Joyland pertama memang udah seperti ini.

Project Pop yang sebenarnya cukup dinantikan penonton, terpaksa gagal tampil. Sementara penampil lainnya, seperti Moonchild dan Seringai, mundur dari jadwal.

Penonton pun akhirnya memborong jas hujan yang dijual penyelenggara hingga mereka kehabisan. Padahal, harganya lumayan, Rp 150.000 per buah. Namun, di tengah hujan, jas hujan menjadi barang berharga. Dengan jas hujan, penonton setidaknya bisa wara-wiri dan terlindung dari hujan.

Hari Minggu ini, sejumlah penampil masih akan memeriahkan Joyland. Antara lain, Dialog Dini Hari, White Shoes & The Couples Company, Yura Yunita, Isyana Sarasvati. Kemudian, musisi dari luar negeri, yakni Phum Viphurit, Prep, dan Tennis. Endorfin bakal mengalir deras.

Editor:

DAHONO FITRIANTO

jakarta festival musik hiburan musik minat senayan gelora bung karno konser musik joyland festival hiburan-minggu