Skid Row Menemukan Rusuk yang Hilang
Legenda musik rock Skid Row merilis album "The Gang's All Here" dengan vokalis baru Erik Gronwall. Album ini menjadi momentum kebangkitan mereka di kancah musik rock dunia.
Adalah Erik Gronwall, penyanyi asal Swedia lulusan kontes menyanyi Idol yang mungkin akan memberikan kehidupan kedua bagi legenda musik hard rock Skid Row. Grup yang menjadi ikon musik cadas era akhir 1980-an hingga awal 1990-an dinilai sudah habis ketika ditinggal pergi vokalis flamboyan Sebastian Bach. Selepas itu, Skid Row seperti masuk ke gua.
Erik Gronwall bukan saja mempunyai karakter suara yang pas untuk lagu-lagu Skid Row, tetapi juga menjadi jembatan penghubung Skid Row menuju rute musik rock masa kini.
Revolution per Minute adalah album terakhir Skid row. Album yang dirilis 16 tahun yang lalu itu tidak memberikan efek apa pun buat kebangkitan Skid Row yang sudah telanjur jatuh tersungkur dengan keras ke tanah. Praktis, setelah rilis album kedua Skid Row, Slave to The Grind (1991), grafik musik sudah berada di puncak dan kemudian turun curam. Pada saat album Slave to The Grind beredar, Skid Row dengan gagah berani menantang jawara era itu, Seperti Guns N’ Roses, Poison, Motley Crue, hingga ke sang dewa Metallica. Kemasyhuran maksimal itu tidak diiringi dengan keharmonisan rumah tangga Skid Row. Para founding father Skid Row, yaitu Rachel Bolan (bas) dan Dave “The Snake” Sabo (gitar) mulai betedengan kelakuan Sebastian Bach. Vokalis bersuara berlian ini dinilai terlalu individualis dan egois. Bach dianggap tidak sesuai dengan garis besar haluan band. Konflik tersebut berujung keluarnya Sebastian Bach dari Skid Row pada 1996.
Pascaperpisahan, nasib berbeda drastis antara kedua belah pihak. Sebastian Bach tetap moncer sebagai penyanyi solo dengan banyak undangan menjadi vokalis tamu musisi rock. Bach juga merintis jalan selebritas televisi dengan membuat sejumlah reality show dan tampil menjadi pemain di beberapa film layar lebar yang kurang dikenal. Skid Row, di sisi lain kehilangan basis massa dalam jumlah yang sangat besar. Bagi penggemar musik rock, tidak pernah ada Skid Row tanpa Sebastian Bach.
Hal tersebut pun terbukti saat Skid Row membuat dua album tanpa Sebastian Bach, yaitu Thick Skin (2003) dan Revolution per Minute (2006) yang bahkan penggemar berat Skid Row era Sebastian Bach tidak akan ingat judul album-album baru Skid Row. Vokalis pengisi di Skid Row, Johnny Solinger (meninggal tahun 2021), Tony Harnell, dan ZP Theart yang dilibatkan dalam pembuatan album atau tur-tur Skid Row selalu dibanding-bandingkan dengan sosok Sebastian Bach. Ya sudah pasti, mereka kalah.
Lalu, mereka bertemu dengan Erik Gronwall. Pertemuan itu dilanjutkan kesepakatan untuk berkoalisi dengan Erik Gronwall membuat visi band terilhat terang pada masa mendatang. Skid Row dengan cerdik menggaet Erik yang lagi kosong selepas keluar dari band H.E.A.T. Bagi Skid Row, Erik dinilai mampu mengisi posisi yang selama hampir tiga dekade terus dicari oleh Skid Row. Mereka telah menemukan tulang rusuk yang hilang. Eric Gronwall melengkapi formasi lima pendekar rock Skid Row dan bersama Bolan, Sabo, Scotti Hill (gitar), dan Rob Hammersmith (drum, bergabung 2010).
Anak kontes
Tidak banyak yang mengetahui kiprah Erik Gronwall di panggung rock dunia. Bahkan, mungkin saja Anda para bembaca baru tahu ada nama tersebut saat membaca artikel ini dan kemudian membuka internet dan kemudian mengetik nama tersebut untuk mencari tahu siapa dia. Erik Gronwall adalah peserta kontes pencarian bakal penyanyi Swedish Idol 2009 dan menjadi juaranya. Erik baru berusia dua tahun saat lagu Skid Row ”18 And Life” dilantunkan oleh Sebastian Bach dalam album perdana Skid Row. Lagu ”18 And Life” dianggap sebagai lagu rock balada terindah yang pernah dimainkan. Dari lagu tersebut, Skid Row mendaki tangga kemasyhuran dan berubah dari grup rock yang hanya dikenal di kawasan New Jersey, Amerika Serikat, menjadi band yang lagunya diputar oleh stasiun radio di seluruh penjuru dunia.
Erik Gronwall menyanyikan lagu ”18 And Life” sambil memainkan gitar saat mengikuti audisi Swedish Idol. Dengan penampilan yang lugu dan tampang anak muda yang lebih cocok menyanyikan lagu-lagu Shwan Mendes, Erik memukau juri dengan tarikan oktaf tinggi tanpa cela saat melantunkannya. Lekaki bertampang imut ini bersuara garang dengan oktan tinggi. ”Lagu 18 And Life adalah titik awal dari perjalanan karier saya di dunia profesional sebagai penyanyi” tulis Erik dalam unggahan video di kanal personalnya di Youtube.
Erik remaja memilih jalur musik rock sebagai perjalanan hidupnya. Dia memilih untuk mempelajari lagu pada era saat musik rock berada pada masa keemasan. Pemilihan lagu ”18 And Life” untuk memikat juri kontes pencarian bakat penyanyi terbukti menjadi karpet merah ke panggung rock dunia. Selepas idol, Erik menyulap penampilannya yang cupu menjadi rocker sejati. Dia bergabung dengan band H.E.A.T pada tahun 2012, membuat empat album, dan kemudian pada 2020 pamit undur dari H.E.A.T. Erik cukup percaya diri bisa melanjutkan kehidupan dengan berkah suara yang dimilikinya. Erik mempunyai karakter suara tinggi yang sangat cocok untuk musik-musik cadas. Erik bisa menyanyikan lagu-lagu band rock yang mempunyai karakter suara yang berbeda. Ketika menyanyikan ”18 And Life” Erik sama sekali tidak mencoba menjadi Sebastian Bach. Dia justru menyelipkan jiwa di lagu tersebut dan menjadikan versi alternatif dari lagu ”18 And Life”.
Dalam unggahan kanal pribadinya di Youtube, Erik Gronwall unjuk suara dengan menyanyikan beberapa lagu rock ikonik. Dia memilih lagu yang menantang dan membutuhkan skil tarikan suara tingkat tinggi. Lagu ”Dream” dari Van Halen dilibasnya dengan indah. Kemudian lagu setengah pelannya Iron Maiden ”Hallowed be Thy Name” juga dengan enaknya dia nyanyikan. Satu lagu yang sangat istimewa dan sangat bagus dilantunkan adalah ”Rainbow in The Dark”. Lagu ini adalah mahakarya penyanyi Ronnie James Dio dan menjadi life goal para penyanyikan yang menjadikan rock sebagai jalan hidupnya. Lagu ”Rainbow in The Dark” dilantukan dengan merdu dan sempurna. Ronnie James Dia pasti tersenyum di alam lain saat mendengar Erik Gronwall menyanyikannya dengan well done.
Ajakan untuk bergabung di Skid Row adalah kesempatan sekali seumur hidup bagi Erik Gronwall. Setelah sepakat bersama pada awal 2022, Skid Row dengan formasi terbaru merilis album terbaru The Gang’s All Here pada 14 Oktober 2022. Dalam unggahan video di kanal ofisial Skid Row, Rachel Bolan menyebutkan bahwa titel The Gang’s All Here menjadi kisah tentang apa yang terjadi di Skid Row saat ini. Skid Row berupaya untuk kembali eksis di dunia yang sebelumnya telah memberikan kemasyhuran bagi mereka.
Hadirnya Erik telah membuat Skid Row kian bersemangat untuk membuat album ”Saat Erik datang, kami merasa putaran yang harus kami lalui telah komplet. Kami merasa menjadi sebuah geng, geng persaudaraan,” tambah gitaris Dave ”The Snake” Sabo.
Album The Gang’s All Here adalah nomor perkenalan Erik Gronwall kepada publik. Sebanyak sepuluh lagu ada di album ini. Skid Row memang belum mampu menyajikan komposisi musik yang selevel album-album awal mereka pada era tahun 1900-an, tetapi di album ini, mereka menyajikan aneka irama musik yang ternyata pas untuk disandingkan dengan karakter suara Erik. Menyimak keseluruhan lagu di album ini memang tidak memberikan kesan mendalam tentang kemegahan Skid Row. Meski demikian, Skid Row memberikan pesan bahwa mereka masih ada dan mereka bisa menjadi besar kembali.
Erik memang tidak bisa dibandingan dengan Sebastian Bach. Penggemar garis keras Sebastian Bach yang gagal move on memberikan komentar negatif kepada sosok Erik. Bagi mereka, Skid Row ya Sebastian Bach, titik!. Namun, jika Anda penikmat musik rock, Anda akan mendapatkan pengalaman kembalinya kejayaan musik rock era tahun 1990-an di album The Gang’s All Here. Sebetulnya, Erik Gronwall sedikit unggul saat pentas di panggung. Gestur tubuhnya yang tenang bisa mengontrol suara yang keluar saat bernyanyi sehingga Erik minim mengalami kegagalan menembak nada. Di sisi lain, Sebastian Bach yang energik dengan polahnya yang liat di atas panggung membuat terkadang dia tersengkal-sengkal saat mengelola lagu.
Skid Row kini telah menemukan kembali rute jalur cepat perjalanan band yang selama ini mereka cari. Bukan tidak mungkin, Skid Row yang sekarang hanya manggung di bar dan auditorium dengan ratusan penonton akan kembali tampil di Rock in Rio bersama legenda musik rock lainnya, seperti Iron Maiden, Guns n Roses, Dream Theater dan ditonton oleh ratusan ribu penggemar musik.