Membara di Panggung Kompasfest 2022
Panggung musik yang sempat mati suri karena pandemi Covid-19 kembali panas membara. Begitu pula panggung Kompasfest 2022 Presented by BNI yang berlangsung Jumat dan Sabtu (19-20/8/2022) di M Bloc Space, Jakarta Selatan.
Panggung musik yang sempat mati suri karena pandemi Covid-19 kembali panas membara. Begitu pula panggung Kompasfest 2022 Presented by BNI yang berlangsung Jumat dan Sabtu (19-20/8/2022) di M Bloc Space, Jakarta Selatan. Barasuara, TheOvertunes, dan Juicy Luicy kembali merangkul rindu gairah memainkan musik mereka tanpa batasan layar gawai. Senangnya....
Sabtu malam, panggung Kompasfest 2022 menjadi milik TheOvertunes dan Barasuara. Dua band berbeda karakter musik ini sama-sama sukses menyuguhkan penampilan maksimal di atas panggung. TheOvertunes menyedot lebih banyak penonton perempuan, sementara Barasuara menyedot lebih banyak penonton laki-laki. Semua sama-sama puas bergembira.
Tepat pukul 19.00 WIB, puluhan orang bergegas masuk menggapai bibir panggung di dalam Live House, M Bloc Space. Ruangan yang semula gelap total mendadak benderang diterangi cahaya kuning.
Di atas panggung, siluet Mikha Angelo (vokal, gitar), Reuben Nathaniel (gitar, vokal), dan Mada Emmanuelle (bas, vokal) perlahan mewujud nyata. Tiga bersaudara personel TheOvertunes itu segera menyapa penonton dengan lagu ”Bicara”.
Penonton yang riuh menyambut petikan gitar ritmis dan harmonis yang membuka salah lagu manis milik TheOvertunes ini. Dalam versi aslinya, lagu ini dinyanyikan bersama Monita Tahalea. Fasih, penonton pun turut merapal lirik. ”Jangan hanya bicara/'Ku tak perlu kata-kata/'Tuk mengerti yang kau rasakan/Karena 'ku hanya butuh/Separuh hatimu di dalam hidupku/'Tuk buatku bahagia”... yeaaay.... ”Bicara” disusul ”Tak Bisa Kupercaya” yang sedikit lebih mengentak.
”Halo semuanya. Kabar kalian baik?” sapa Mikha sembari tersenyum. Pertanyaan sederhana itu disambut heboh oleh penonton yang sibuk mengacungkan ponsel, merekam penampilan trio bersaudara itu.
Mikha tampak senang. Ia menjanjikan deretan lagu yang akan menghibur penonton, termasuk lagu terbaru mereka. ”Kalian mungkin akan jadi yang pertama mendengarkan lagu ini karena kami baru merilis lagu ini. Kami belum ada banyak kesempatan untuk menyanyikan di depan banyak orang,” ucap Mikha.
Ketiganya lantas memainkan ”Write Me Another Song” yang baru dirilis awal tahun ini. Ditulis oleh Reuben, lagu ini menceritakan seorang yang ingin tahu apa yang dipikirkan pasangannya tentang dirinya dan berharap pasangannya itu menuliskan lagu untuknya. Aw-aw....
Penonton makin terhanyut. TheOvertunes mengentak panggung dengan lagu andalannya, ”Takkan Kemana” yang kental warna pop akustik. Sesaat, kehangatan terasa menguar, dilanjutkan oleh letupan dari ”Berlari Tanpa Kaki”. Mikha, Reuben, dan Mada lanjut memainkan ”Bukan Sekedar Kata”. ”Semoga kita bisa ketemu lagi,” ujar Mikha.
Saat trio ini memainkan ”Sayap Pelindungmu”, gelora makin terasa. Dengan sopan, Mada meminta agar penonton menyalakan senter di ponsel untuk menyatukan rasa. Refrain lagu ini mereka nyanyikan bersama-sama.“Sempat-sempatnya di hidup kalian menghafalkan lagu yang kita tulis,” kata Mikha berterima kasih.
TheOvertunes mengakhiri penampilan mereka dengan “I Still Love You”. Semua ikut menyanyi. Bahkan emosi Mikha seolah meluap saat melantunkan lirik pada refrein terakhirnya. Penonton pun menyambut akhir penampilan TheOvertunes dengan tepukan dan teriakan meriah.
Membara
Barasuara yang tampil sesudah TheOvertunes menggebrak panggung dengan musik mereka yang lebih keras. Dibuka dengan singel terbaru berjudul ”Fatalis”, para penunggang badai seolah diajak berefleksi dengan situasi pandemi yang masih menghantui. Rasanya aman, tapi ancaman belum sirna.
Meski kini isolasi sudah berhenti dan rindu yang tersimpan karena harus mengurung diri telah terobati, kebebasan seperti sediakala masih terbatas. Ada protokol yang masih harus dipatuhi demi saling menjaga. Lirik yang digagas sang vokalis/gitaris Iga Massardi pun terasa relevan. Ruang nafas/kian bersembunyi/aku mencari wajahmu dalam sepi/aku merindu senyummu hingga biru.
Tuntas lagu baru yang disiapkan untuk album ketiganya, band yang juga diawaki oleh Gerald Situmorang (bass), Marco Steffiano (drum), TJ Kusuma (gitar), Asteriska Widiantini (vokal), dan Puti Chitara (vokal) ini melanjutkan dengan ”Hagia” dari album Taifun (2015).
Kepekaan personel Barasuara terhadap isu sosial memang tercurah lewat lagu-lagu mereka. Salah satunya ”Hagia” yang bernuansa mengenai toleransi dan pengampunan. Meski iramanya mengentak, lirik bagian akhir berupa penggalan dari Doa Bapa Kami ini tetap terasa syahdu.
Berturut-turut lagu dari kedua album sebelumnya dimainkan. Dari ”Nyala Suara”, ”Pikiran dan Perjalanan”, ”Pancarona”, ”Sendu Melagu”, ”Mengunci Ingatan”, ”Bahas Bahasa”, ”Guna Manusia”, ditutup ”Api dan Lentera”.
Pada lagu ”Bahas Bahasa”, bagian akhir lirik Berlabuh lelahku/di kelambu jiwamu/ yang biasa dibawakan solo oleh Asteriska dinyanyikan oleh Kiara, putri sulung Iga. Meski itu bukan pertama kalinya, momen tersebut disambut hangat penonton. ”Aaa... manis banget ya. Di rumah masih ada lagi (anaknya),” seloroh Iga yang dibalas tawa penonton.
Totalitas Barasuara tak sampai di situ. Setelah memanaskan panggung dengan aksi mereka, malam itu Iga dan Gerald bahkan turun dari panggung dan beraksi dengan instrumen mereka di tengah penonton yang mengelilingi mereka. Malam pun benar-benar terasa membara bersama Barasuara, melibas durasi satu jam yang berlalu dengan cepat.
Lebih intim
Sehari sebelumnya, Jumat malam, Juicy Luicy tampil di panggung dengan penampilan yang terasa lebih intim. Band yang diawaki oleh Julian Kaisar (vokal), Denis Ligia (gitar), Zamzam YM (saksofon), Dwi Nugroho (drum), dan Bina Bagja (bass) ini menyapa penonton dengan lagu-lagu cinta yang manis, dibuka dengan ”Tanggung Jawab.”
Sudah ku jatuh cinta/Kau pergi senikmatnya/Tanggung jawabmu mana/Tega atau tak peka?/
Penonton yang didominasi perempuan turut merapal liriknya dengan antusias. Malam yang sebelumnya telah dipanaskan oleh Elbytri dengan lagu-lagu lama berirama rancak itu berubah lebih syahdu bersama lagu-lagu sentimental Juicy Luicy.
”Korban ghosting mana suaranya?” lontar Julian mencoba menghangatkan suasana. ”Tangung Jawab” lalu disusul ”Terlalu Tinggi” yang juga disambut koor penonton, lagi-lagi dengan antusias.
Lirik-lirik lagu Juicy Luicy yang lugas tampaknya memang menjadi daya tarik tersendiri. Temanya pun dekat, cinta dengan segala pahit dan manisnya. Penonton yang malam itu tak terlalu padat membuat penampilan Juicy Luicy terasa lebih intim.
”Halo guys, apa kabar? Sehat? Makasih udah dateng. Seru banget kayak intimate concert gini. Ada yang nonton kita untuk pertama kali? Makasih yaaa,” sapa Julian lagi.
Sebagai frontman, Julian cukup aktif berkomunikasi dengan penonton. Tak semata menyapa, dia juga bertutur tentang kisah lagu yang mereka bawakan sembari terus meluncurkan lagu-lagu seperti ”Tampar”, ”Mawar Jingga”, lalu tentu saja ”Lantas” yang seketika membuat penonton berteriak riuh.
Sayang, malam bersama Juicy Luicy terlalu pendek. ”Makasih yang sudah datang. Sampai ketemu lagi. Sehat-sehat selalu, semoga rezekinya berlimpah...,” tutup Julian.
Dua tahun tak bersua langsung memang memberi spirit berbeda, ada gairah yang meletup untuk merangkul para penggemar musik tanpa batasan layar. Selamat datang kembali panggung musik Tanah Air....