Jagat kesenian Indonesia kembali berduka lantaran kehilangan seorang penyanyi legenda, Bob Tutupoly, yang banyak melahirkan kidung lestari atau ”evergreen songs”.
Oleh
WISNU DEWABRATA, SOELASTRI SOEKIRNO
·4 menit baca
Industri hiburan Indonesia kehilangan sosok penghibur multitalenta, Bob Tutupoly. Pelantun lagu ”Widuri” itu tutup usia pada Selasa (5/7/2022) dini hari dalam usia 82 tahun. Sebelum meninggal, Bob Tutupoly menjalani perawatan di fasilitas unit perawatan intensif (ICU) Rumah Sakit Mayapada, Jakarta, selama satu bulan terakhir ini. Hal itu disampaikan putri tunggal mediang, Sasha Karina Tutupoly, saat dihubungi melalui telepon.
Sasha menceritakan, sejak Desember tahun lalu, mendiang ayahnya beberapa kali menjalani menjalani perawatan dan sejumlah tindakan medis di rumah sakit yang terkait dengan prosedur pemasangan alat pacu jantung, operasi prostat, dan perawatan akibat stroke.
”Sejak Desember Papa memang sudah bolak-balik ke rumah sakit, ya. Ada terkait pacu jantung lalu juga operasi prostat. Terakhir setelah (operasi) prostat itu ada (tindakan) untuk menghentikan darahnya, yang terus keluar. Jadi disuntikkan obat pengencer darah tetapi kemudian terserang strokenya,” ujar Sasha.
Mendiang, kata Sasha, sebetulnya juga sudah diperbolehkan pulang untuk menjalani proses rawat jalan. Namun, saat kontrol kembali sebulan lalu, dokter yang merawatnya meminta Bob untuk kembali dirawat inap lantaran kondisi kesehatannya terdeteksi semakin menurun. Penyanyi yang juga pembawa acara kondang itu lalu menjalani perawatan di ruang ICU.
Walau sempat membaik, kondisi Bob lanjut kembali menurun hingga akhir hayatnya. Pelantun sejumlah kidung lestari (evergreen), seperti ”Widuri”, Kerinduan", ”Lidah Tak Bertulang”, ”Mengapa Tiada Maaf”, dan ”Tinggi Gunung Seribu Janji” itu kemudian berpulang sekitar pukul 00.03. ”Saat di ICU kondisi beliau sebenarnya sudah sadar dan membaik cuma kemudian terus drop. Kalau menurut dokter yang merawat beliau, sebelumnya kalau dipasangkan lagu-lagu, Papa masih suka ikut menyanyi,” ujar Sasha.
Sasha juga bercerita, ayahnya pernah dikunjungi sejumlah artis penyanyi, seperti Yuni Shara dan Betharia Sonata. Mereka menjenguk dan menemui mendiang di rumah kediamannya beberapa bulan lalu sekaligus untuk membantu membantah kabar hoaks, yang beredar dan menyebut Bob Tutupoly meninggal.
Sejumlah rekan sesama artis Tanah Air, menurut Sasha, memang masih kerap datang berkunjung, tetapi lantaran masih dalam kondisi pandemi dirinya agak membatasi. Tambah lagi kondisi kesehatan mendiang sang ayah tidak memungkinkan untuk banyak ditemui orang selain juga karena usianya yang sudah terbilang sepuh.
Merantau ke AS
Bob Tutupoly lahir 82 tahun lalu di Surabaya, Jawa Timur, tepatnya 13 November 1939. Ia belajar menyanyi sejak muda dan memulai karier sebagai penyanyi profesional tahun 1960-an. Pada awal 1969, ia sempat merantau ke Los Angeles, Amerika Serikat, selama dua tahun setelah itu hijrah ke New York. Selama di New York, ia bekerja sebagai tenaga humas di Restoran Ramayana New York. Selepas jam kerja, ia menyanyi di beberapa tempat.
Akhir tahun 1976, ia pulang ke Indonesia untuk menikah dengan Rosmayasuti Nasution. Bob melanjutkan karier menyanyinya di Jakarta. Setahun kemudian, namanya melambung lewat lagu ”Widuri”. Bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di negara-negara ASEAN, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Sampai Bob sepuh, ia masih sering ditanggap untuk menyanyi di berbagai acara, termasuk di negara-negara ASEAN. Penggemar musiknya tetap selalu meminta Bob melantunkan lagi ”Widuri” ciptaan Adriadi.
Pada saat Bob Tutupoly merayakan usia ke-80 pada November 2019, Kompas sempat mendapatkan kesempatan berbincang-bincang panjang dengannya di rumah Bob di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Saat itu Bob mengatakan, ia merasa menjadi penyanyi adalah takdirnya. Menyanyi, katanya, membawa kesenangan. ”Itulah yang membuat kita semangat sehingga kalau penerimaan penonton lesu, waduh tak ada kegembiraan,” tambahnya.
Ia menceritakan pengalaman berkesannya saat manggung di Medan bersama Dara Puspita tahun 1967. ”Orang Medan itu kalau enggak senang (dengan penampilan penyanyi), teriak turuuuuun. Kalau senang teriak tambaaah. Saya belum dikenal waktu itu. Saya baru mulai nyanyi, mereka bilang turuuuun, tetapi sembari nyanyi saya bilang st st.... Selesai menyanyi saya bilang, Tuhan terima kasih, tetapi kemudian penonton berteriak tamboooaahhhh,” tutur Bob. Bob mengatakan, momen seperti itu adalah momen kemenangan bagi penyanyi.
Bob telah malang melintang di belantika musik sekitar 60 tahun. Berkat dedikasinya itu, ia dianugerahi Legend Award, Anugerah Musik Indonesia pada 2015. ”Setelah 60 tahun lebih di atas panggung, mau rayakan usia 80 tahun, tak ada yang lebih senang dari saya. Bersyukur kepada Tuhan.... Tahun ini, saya diundang menyanyi ke beberapa tempat di Indonesia,” tuturnya kala itu.
Kini, Bob Tutupoly telah pergi. Menyisakan ”Widuri” yang akan terus dikenang orang.