”The Umbrella Academy”, Kisah Kiamat dan Pencarian Diri
Serial ”The Umbrella Academy” kembali hadir. Isu kiamat, keluarga disfungsional, identitas diri, dan pertarungan masih meramaikan serial yang tayang di Netflix ini.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·5 menit baca
Hargreeves bersaudara dari The Umbrella Academy kembali beraksi. Menghindari kiamat masih menjadi konflik utama diiringi sedikit kejutan tentang kehadiran anggota keluarga baru. Banyak pelajaran yang bisa dipetik kali ini, tetapi kesadaran mencintai diri sendiri bisa menjadi sorotan menarik.
Sedikit kilas balik, serial The Umbrella Academy adalah adaptasi dari komik berjudul sama karya vokalis My Chemical Romance, Gerard Way. Serial ini mengisahkan keluarga Hargreeves yang disfungsional.
Miliarder eksentrik, Sir Reginald Hargreeves alias The Monocle (diperankan Colm Feore), mengadopsi tujuh anak berkekuatan super yang lahir pada hari yang sama. Sebagai ayah yang kejam, Sir Reginald menamakan ketujuh anaknya menggunakan nomor sembari menempa mereka menjadi pahlawan pembasmi kejahatan.
Ada si Nomor Satu alias Luther (Tom Hopper) dengan kekuatan fisik super, Nomor Dua alias Diego (David Castañeda) yang memiliki telekinesis dan jago pisau, serta Nomor Tiga alias Allison (Emmy Raver-Lampman) dengan kekuatan memanipulasi realitas. Lalu, ada Nomor Empat alias Klaus (Robert Sheehan), si cenayang yang rusuh.
Dinamika hubungan para bersaudara ini semakin ramai berkat kehadiran si Nomor Lima atau Five (Aidan Gallagher) yang bisa berpindah ruang dan waktu. Jangan lupakan si kuda hitam, yaitu Nomor Tujuh alias Vanya atau sekarang dikenal sebagai Viktor (Elliot Page) yang mengubah suara menjadi kekuatan destruktif. Si Nomor Enam atau Ben (Justin H Min) yang bisa mengeluarkan tentakel telah wafat, tetapi gentayangan.
The Umbrella Academy kembali hadir lewat musim ketiga sejak Rabu (22/6/2022) di platform streaming Netflix. Sama seperti dua musim pendahulunya, cerita kali ini masih seputar upaya menghentikan kiamat yang membayangi para Hargreeves bersaudara.
Musim pertama bergulat pada upaya menghentikan kiamat yang akan terjadi pada tahun 2019, sedangkan musim kedua fokus pada kiamat tahun 1963. Pada musim ketiga, keberhasilan menghentikan dua apokalips mengantarkan Hargreeves bersaudara kembali ke masa sekarang, yakni tahun 2019.
Awalnya mereka mengira tugas mereka sudah selesai. Akan tetapi, mereka mendapati banyak realitas baru yang muncul akibat perjalanan mereka menembus waktu di masa lalu.
Ayah mereka masih hidup dan mendirikan Sparrow Academy, bukan Umbrella Academy. Tujuh anggota Sparrow Academy ternyata lebih tangguh. Kebingungan atas kehadiran masing-masing berujung pada persaingan dan pertarungan. Di tengah itu, Umbrella Academy belum menyadari ada entitas baru muncul yang akan menghancurkan semesta.
The Umbrella Academy musim ketiga tetap menunjukkan dinamika hubungan keluarga Umbrella Academy. Rasa luka yang membayangi sejak kecil masih memengaruhi bagaimana mereka memperlakukan satu sama lain dengan acuh tak acuh.
Konflik sepanjang serial membuat beberapa karakter yang dekat menjadi renggang, tetapi ada juga yang tidak akrab justru berakhir dekat. Pada akhirnya, para Hargreeves bersaudara akan selalu ada untuk satu sama lain saat berada dalam bahaya.
Mencintai diri
Banyak pelajaran hidup yang terkandung dalam The Umbrella Academy musim ketiga. Musim ini menunjukkan bagaimana kuatnya seseorang ingin mengontrol masa depan, tetapi ada kalanya harus belajar menerima ada hal yang tidak bisa diubah. Sedikit bernuansa Stoikisme.
Namun, ada satu topik menonjol yang ada di sepanjang serial, termasuk di musim ketiga, yaitu bagaimana cara seseorang mencintai diri sendiri.
Filsuf Jean-Jacques Rousseau (1712-1778) mengklaim, manusia memiliki dua bentuk rasa cinta diri. Dikutip dari buku Rousseau’s Critique of Inequality (2014), rasa cinta diri yang pertama adalah amour de soi-même, yaitu bentuk cinta diri demi kelangsungan hidup kita sendiri, seperti pemenuhan rasa lapar dan kantuk.
Rasa cinta diri yang kedua adalah amour-propre. Artinya, kita mempunyai semacam nilai diri berdasarkan pengakuan dari luar. Amour-propre membuat manusia ingin dihargai, dicintai, dan dikagumi orang lain.
Amour-propre, menurut Rousseau, akan berbahaya jika dilakukan dengan cara yang salah. Kesenjangan sosial, perbudakan, dominasi, kejahatan, ketidakbahagiaan, dan alienasi bisa terjadi.
Hal itu terlihat jelas dalam The Umbrella Academy saat Sir Reginald yang berperan sebagai ”ayah” memiliki kepentingan pribadi tersirat yang mendorongnya membentuk Umbrella Academy. Ketujuh anaknya hanya menjadi pion demi mewujudkan tujuannya.
Alhasil, dalam Umbrella Academy, setiap anak melakukan upaya masing-masing untuk mencintai diri. Luther, misalnya, selalu patuh pada ayahnya, sedangkan anak-anak yang lain memilih keluar dari rumah dan mencari kehidupan baru.
Karakter Vanya juga bertransformasi agar diakui sebagai anggota Umbrella Academy sejak musim pertama. Pada salah satu episode di musim terbaru, dia menyelesaikan perubahan diri dari seorang perempuan menjadi Viktor, seorang laki-laki. Transformasi dalam serial ini sejalan dengan transformasi sang aktor, Elliot Page, menjadi transjender di kehidupan nyata.
”Kami ingin membuatnya merasa seperti ada keluarga yang bisa menerima Anda tanpa syarat sebagai transjender, tanpa harus menjadi inti keseluruhan cerita. Itulah keseimbangan yang saya coba temukan,” kata pencipta serial, Steve Blackman, dikutip dari Tudum.
Tetap menyegarkan
The Umbrella Academy musim ketiga tetap menyuguhkan pertunjukan yang menyegarkan. Lelucon, komedi hitam, sarkasme, dan drama kehidupan setiap karakter masih mewarnai serial ini. Tidak ketinggalan, lagu dan tarian seru menghiasi layar kaca.
Lagu ”Footloose” oleh Kenny Loggins, misalnya, menjadi musik utama dalam pertarungan dansa khayalan antara Umbrella Academy dan Sparrow Academy. ”My Silver Lining” dari First Aid Kit, ”Cats In The Cradle” dari Harry Chapin, dan ”Another One Bites the Dust” dari Queen adalah beberapa lagu keren yang ikut meramaikan serial ini.
Saat ditanya tentang pengalaman saat shooting, aktor Tom Hopper mengatakan, para pemain sangat mengenal satu sama lain dan mengenal karakter satu sama lain dengan sangat baik sekarang sehingga sangat menyenangkan. ”Tetapi kadang-kadang bisa sedikit kacau,” ujarnya.
Dikutip dari Top10.netflix.com, The Umbrella Academy menjadi serial televisi bahasa Inggris di peringkat pertama selama 20-26 Juni 2022. Serial ini telah ditonton selama 124,53 juta jam.
Beberapa pertanyaan yang muncul di musim pertama dan kedua sudah mulai terkuak di musim ketiga. Salah satunya adalah siapa sebenarnya Sir Reginald dan mengapa Umbrella Academy dibentuk. Semoga pertanyaan lainnya bisa segera terjawab. (REUTERS)